Kampanye BrightFuture, Kepedulian untuk Investasi Masa Depan Kita

Jika melihat kondisi saat ini, pernah tidak terbersit di pikiran bahwa masalah di dunia sudah semakin kompleks? Baik di bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan, maupun di bidang-bidang lainnya. Masalah yang sudah ada di masa sekarang, jika tidak segera ditangani dengan tepat, berpotensi akan terakumulasi ke depannya. Siapa yang nantinya akan menghadapi? Anak-anak kita tentunya, baik anak kandung maupun secara umum generasi berikutnya. Naluri kita sebagai mama pastilah ingin anak-anak menikmati kehidupan yang lebih baik daripada apa yang kita dapatkan saat ini. Lantas, apa yang bisa kita lakukan?

Hari Sabtu tanggal 17 Desember 2016 saya mengikuti TUMBloggers Meet Up yang diadakan di D.LAB by SMDV, Jl. Riau, Menteng. Event ini diselenggarakan oleh The Urban Mama bekerja sama dengan Unilever Indonesia dan Blibli.com. Dalam sambutannya di pembukaan acara, teh Ninit Yunita selaku founder The Urban Mama menyampaikan bahwa anak adalah investasi masa depan, sebagai mama pastinya kita ingin anak-anak punya masa depan lebih cerah, dan itu bisa dimulai dari rumah. Jadi, The Urban Mama mendukung kampanye Unilever BrightFuture untuk menciptakan dunia yang lebih sehat dan gembira bagi anak. Nah, apa sih sebetulnya yang dikampanyekan Unilever ini? Mba Fika Rosemary sang penyiar cantik selaku pembawa acara mengajak peserta menyimak penjelasan dari para narasumber yang sudah hadir.

Sambutan dari Teh Ninit, founder TUM

Sambutan dari Teh Ninit, founder TUM

Kampanye BrightFuture merupakan salah satu pengejawantahan Unilever Sustainable Living Plan yang merupakan strategi dalam menumbuhkan bisnis sembari mengurangi dampak lingkungan yang ditimbulkan dari bisnis tersebut serta meningkatkan manfaat sosial positif bagi masyarakat. Masalah gizi buruk, sanitasi, gangguan kesehatan gigi dan mulut, juga terbatasnya sarana untuk bermain anak di luar merupakan sebagian dari problem era ini. Tidak bisa kita menganggap bahwa hal-hal tersebut tidak ada pengaruhnya kepada kita atau keluarga kita. Mba Adisty Nilasari, Media Relations Manager PT Unilever Indonesia, Tbk. menceritakan bahwa kampanye Bright Future sebetulnya sudah dimulai sejak tahun 2013 dengan tema yang berbeda setiap tahunnya, misalnya program sebelumnya berkaitan dengan sanitasi (cuci tangan pakai sabun) dan penanaman pohon (mengatasi deforestasi). Tahun ini, tema yang diusung adalah “Selamat Tinggal Dunia Lama”.

Yang memicu kepedulian Unilever di antaranya adalah adanya kasus anak-anak yang meninggal sebelum usia lima tahun karena sakit diare, juga bermunculannya masalah gigi anak yang sebetulnya bisa diatasi lewat membangun kebiasaan yang baik di rumah. Padahal, seperti disampaikan tadi, anak adalah modal generasi penerus untuk masa depan. Komitmen kepedulian Unilever juga dimulai sejak sourcing bahan baku, ada misi sosial di sana. Penelitian terbaru Unilever Global menunjukkan bahwa 54% konsumen mau memilih produk yang diproduksi secara bertanggung jawab dan memiliki misi sosial.

Materi dari narasumber

Materi dari narasumber

Kali ini, Unilever bermitra dengan Blibli.com yang memiliki kepedulian sama, yaitu untuk masa depan yang lebih cerah. Dengan membeli produk Unilever tertentu di microsite Blibli.com yang beralamat di https://www.blibli.com/promosi/unileverbrightfuture pada tanggal 1 s.d. 31 Desember 2016, berarti konsumen sudah mendonasikan Rp1.000,00 untuk setiap pembelian. Donasi ini akan disalurkan untuk program program edukasi kesehatan, lingkungan dan pemberdayaan komunitas di sekitar area bermain publik di 5 kota yaitu Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Medan, dan Makassar. Adapun produk-produk dimaksud adalah Lifebuoy, Domestos Vixal, Pepsodent, Rinso dan Blue Band.

Dari microsite tersebut saya bisa melihat bahwa fokus sasaran donasi untuk setiap program berbeda, yaitu program edukasi pentingnya sarapan bernutrisi untuk pembelian Blue Band, cuci tangan pakai sabun untuk Lifebuoy, sikat gigi pagi dan malam untuk Pepsodent, mendukung anak bermain di luar ruang untuk Rinso, dan menjaga kebersihan toilet untuk Domestos Vixal.

Blibli.com sebagai penyedia layanan belanja online menyadari bahwa mama juga merupakan penentu keputusan dalam keluarga. Belanja dengan bijak dapat menjadi salah satu bentuk investasi. Keberadaan toko online bisa membantu menghemat waktu keluarga, jadi mama bisa lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga di rumah alih-alih pergi berbelanja kebutuhan yang kadang dihambat pula oleh kemacetan lalu lintas. Namun, ada rambu-rambu yang harus diperhatikan. Pertama, be a smart buyer, bedakan antara keinginan dengan kebutuhan, begitu kata Mba Lani Rahayu, Senior Marketing Communication Manager Blibli.com. Ngaku deh, kadang mama sebagai perempuan suka gampang kebablasan kan, ya :). Keberadaan toko online yang menyediakan informasi seperti keterangan dan foto yang lengkap bisa membantu dalam memilah wants vs needs tersebut. Kalau perlu, ajak anak juga ikut belajar mengenali kebutuhan belanja ini. Namun, jangan terlalu ‘galak’ terhadap diri sendiri juga, sesekali bolehlah mama berbelanja sesuai keinginan sebagai bentuk dari ‘rewarding yourself‘ setelah bekerja keras.

Kemudian, mengingat saat ini banyak tersedia wi-fi publik dan device umum, mba Lani pun mengingatkan perlunya berhati-hati dalam menggunakannya, karena ada ancaman penyusup atau hacker yang bisa mencuri data kita. Untuk mendukung privasi pembeli, semua layer di Blibli.com sudah ditandai URL dengan bar berwarna hijau, alamatnya diawali https dan disertai gambar gembok, mencerminkan keamanannya. Bahkan data pelanggan pun tidak semuanya bisa diakses oleh staf Blibli.com.

Psikolog Ibu Retno Dewanti Purba dari SAUH Psychological Services menambahkan bahwa gerakan-gerakan baik tidak selalu harus diinisiasi oleh pemerintah. Kita sebagai masyarakat juga bisa berpartisipasi dengan menerjemahkan gerakan sosial menjadi sebuah aksi. Menurut ibu Retno, gerakan itu sifatnya abstrak, apalagi yang dilakukan secara online di dunia maya. Diharapkan, gerakan seperti ini jangan hanya berupa awareness tetapi kepedulian itu harus sampai pada level behaviour. Gerakan harus dijalankan dan didukung oleh komunitas sebagai doers, yang diikat oleh kepentingan bersama dalam memenuhi kebutuhan sosial. Mama-mama bloggers bisa mempromosikan gerakan tersebut sehingga jangkauannya makin luas. Ibu Retno percaya, mama-mama blogger seperti TUMBloggers merupakan mama yang open minded menyerap pengetahuan dari berbagai sumber yang dapat dipercaya sebagai bekal untuk mengajak orang lain berbuat sesuatu.

Bicara tentang komunitas, alasan Unilever membangun lima taman di lima kota di Indonesia adalah agar taman atau area publik terbuka yang langsung bersentuhan dengan masyarakat dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pengembangan komunitas. Sambil menemani anak main di luar, para mama yang biasanya mengantar bisa bertemu untuk berdiskusi yang kemudian membentuk komunitas untuk bergerak. Minimal, mama bisa mengamati poster-poster edukasi yang disediakan untuk kemudian dipraktikkan di rumah. Di Jakarta, taman yang dibangun oleh Unilever hadir dalam wujud Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) di Cideng, Jakarta Pusat.

Sejalan dengan misi Unilever, ibu Retno juga setuju bahwa taman dengan fasilitas yang lengkap bisa menjadi pendukung sarana bermain anak yang menyenangkan. Keterpaparan melalui bermain di dalam maupun di luar ruang sebetulnya sama-sama diperlukan oleh anak untuk tumbuh kembangnya, jadi atur dan seimbangkan saja. Nah, jika sampai ada salah satu aspek yang mengalami defisiensi artinya sudah ada warning. Dengan bermain di luar, anak bisa bertemu dengan hal-hal dan orang-orang yang mungkin tidak ia temui di dalam rumah sehingga mengajarkan anak akan perlunya bertoleransi. Bagaimana dengan kekhawatiran dari segi keamanan main di luar? Bisa disiasati dengan pemilihan waktunya, dan keamanan sebetulnya tanggung jawab bersama masyarakat juga.

Tentunya orangtua juga harus memotivasi anak, jangan sampai anak dilepas main di luar sementara orangtuanya kemudian sibuk dengan gadget-nya sendiri. Orangtua juga perlu aktif mencontohkan, misalnya mengajak cuci tangan bersama pakai sabun di sarana wastafel yang tersedia di taman. Pemberian contoh dan ajakan yang konsisten merupakan kunci terbentuknya kebiasaan baik. Atau dengan kata lain bisa dengan dilihat, dicoba, dan dilakukan berulang-ulang, yang memerlukan waktu minimal 21 hari.

Gadget sendiri seringkali menjadi andalan orangtua untuk dijadikan sarana bermanin anak. Amankah? Ibu Retno menjelaskan bahwa gadget is neutral, yang membuat positif atau negatif adalah pengggunanya. Pemberian gadget ke anak sudah sepaket dengan risikonya, orangtua harus menyiapkan ‘pagar’ berupa kesepakatan sejak awal. Mana yang boleh dan mana yang tidak boleh diakses oleh anak. Mama harus cerdas dan kreatif, resourceful tentang permainan anak, jangan lupa kolaborasi asyik dengan papa. Orangtua juga bisa memberi aturan seperti no gadget saat di meja makan, termasuk orangtuanya tentunya.

Teh Ninit dari TUM, Mba Lani dari Blibli.com, Mba Adisty dari Unilever, ibu Retno, dan mba Fita

Teh Ninit dari TUM, Mba Lani dari Blibli.com, Mba Adisty dari Unilever, ibu Retno, dan mba Fita

Sebagai penutup, mba Adisty mengatakan bahwa fokusnya bukan berapa besar keberhasilan, melainkan bagaimana kampanye ini bisa menjangkau banyak orang, karena tujuannya adalah jangka panjang. Harapan Unilever, ke depan, masyarakat sudah tahu produk mana yang punya tujuan sosial baik tanpa harus diiming-imingi dengan program tertentu. Apalagi dampak lingkungan sebetulnya sebagian besar ada di tangan konsumen, misalnya soal pemakaian air bersih, sehingga bukan hanya menjadi tanggung jawab produsen. Penelitian terbaru Unilever Global menunjukkan bahwa 54% konsumen mau memilih produk yang diproduksi seara bertanggung jawab dan memiliki misi sosial. Hendak mengecek progress dan pertanggungjawaban donasi? Kita bisa buka web https://brightfuture.unilever.co.id/ atau hubungi Suara Konsumen Unilever di 0-800-155-8000 / +6221 529 952 99, Fax: +62 21 525 2602, atau email suara.konsumen@unilever.com.

Mba Lani berharap semoga dengan kampanye BrightFuture dampak lebih baik bisa dirasakan bukan hanya di lingkungan sendiri atau keluarga melainkan juga bisa ditularkan ke komunitas, sebagai ‘virus baik’ untuk masa depan. Sedangkan ibu Retno berkeinginan program ini sustainable dan terukur.

Alhamdulillah menang live tweet :D

Alhamdulillah menang live tweet 😀

Di penghujung acara, sebelum sesi foto bersama, penyelenggara mengumumkan pemenang lomba live posting di media sosial, daaann saya termasuk salah satu pemenang untuk kategori live tweet. Hadiahnya? Goodie bag dari Unilever Indonesia dan voucher belanja dari Blibli.com! Alhamdulillah 🙂

Foto bareng di akhir acara

Foto bareng di akhir acara

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s