Lepas dari 10 hari pertama, sepertinya ini saatnya kembali ke aplikasi standar lagi, ya. Maksudnya yang memang sering sekali digunakan sehari-hari dan bertahan terus sejak awal punya ponsel Android tanpa uninstall kecuali sedang ada masalah. Tak lain dan tak bukan, WhatsApp.
Bagi saya, aplikasi ini membantu dalam berjejaring, memudahkan komunikasi dengan atasan dan teman untuk urusan pekerjaan, membuka kontak dengan teman-teman lama, juga menjaga silaturahim dengan keluarga dan kerabat. Tidak ketinggalan, perkuliahan Ibu Profesional juga dilaksanakan melalui WhatsApp.
Sebaliknya, WhatsApp ini juga bisa jadi punya dampak negatif. Misalnya, begitu cepatnya hoax beredar, yang seringnya tidak diikuti dengan kecepatan edar klarifikasi atau sanggahannya. Lalu, konsentrasi kita pun bisa sering teralihkan. Jadinya susah fokus, dan jika tidak pandai-pandai menyusun prioritas, seperti diajarkan di IIP: menarik tapi tidak tertarik, ujung-ujungnya bisa gawat.
Fitur yang amat membantu komunikasi keluarga kecil kami yang sedang acapkali terpisah jarak tentunya adalah WhatsApp video call. Dulu kami biasa memakai Skype, tapi terasa tidak sepraktis ini. Momennya pas pula, aplikasi ini diluncurkan pada bulan November 2016 ketika suami mulai menjalani tugas belajar. Dengar-dengar, akan ada pula fasilitas video call dengan lebih dari dua pengguna. Soal kualitas gambar atau suara, tergantung penyedia layanan dan lokasi kita juga.
Aplikasi yang bisa diunduh melalui https://play.google.com/store/apps/details?id=com.whatsapp ini secara umum tidak terlalu boros paket data, sehingga ketika kuota sedang tipis pun masih bisa digunakan. Soal memori, nah ini, kalau tidak rajin mengelola, alamat kesusahan sendiri gara-gara kepenuhan dan akibatnya error, deh. Ini yang berkali-kali saya alami. Sisi baiknya sih, jadi memang harus rutin bebersih, ya.
#Tantangan10Hari
#Level12
#KuliahBunsayIIP
#KeluargaMultimedia