Mengunjungi Jembatan EMAS di Bangka

Belasan tahun tidak menginjakkan kaki di Bumi Serumpun Sebalai, tentu banyak sekali kemajuan yang saya saksikan ketika kembali ke sana. Salah satunya adalah Jembatan Emas yang sepertinya baru pada tahap pembangunan awal ketika saya pindah dari sana. Jembatan ini memilik keunikan dapat digerakkan naik-turun agar kapal besar dapat lewat, sekaligus tetap dapat dimanfaatkan untuk lalu lintas kendaraan saat sedang tidak diangkat.

Nama Jembatan Emas diambil dari singkatan nama Eko Maulana Ali Suroso, Gubernur Bangka Belitung yang menjabat pada saat pembangunan jembatan tersebut (sekitar tahun 2007-2012 dan terpilih kembali untuk 2012-2017, tetapi meninggal dunia pada tahun 2013).

Jembatan Emas Pulau Bangka tampak tengah

Jembatan yang membentang di atas Sungai Pangkalbalam ini persisnya terletak di wilayah Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka. Panjangnya 784,5 meter dengan lebar 23,2 meter dan pylon (menara jembatan) setinggi 44,5 meter yang bertuliskan kata EMAS. Jembatan Emas menghubungkan antara daerah Ketapang, Kota Pangkalpinang dan Air Anyir, Kabupaten Bangka. Jembatan ini mulai dibangun pada tahun 2009 secara multiyears dan dioperasikan secara rutin pada awal tahun 2017 setelah diresmikan oleh Gubernur Kepulauan Bangka Belitung pada saat itu, Erzaldi Rosman Djohan.

Jembatan Emas merupakan satu-satunya jembatan di regional Sumatera (bahkan ada yang bilang di Indonesia, ini masih harus saya cari tahu lagi karena beberapa sumber menyatakan informasi yang berbeda) dengan konstruksi twin leaf cable-stayed dan sistem bascule bridge. Pengerjaannya mendatangkan konsultan ahli asal Inggris. Teknologi ini membuat bagian tengah jembatan dapat diangkat. Konstruksi bagian bascule dikerjakan secara langsung di pabrik di Manchester, Inggris. Inggris sendiri memang memiliki ikon jembatan buka tutup yang amat terkenal yaitu Tower Bridge yang berada di atas Sungai Thames di Kota London.

Baca juga: Ragam Wisata di Pulau Bangka

Sayangnya memang saya tak sempat menyaksikan proses naik turun jembatan yang kabarnya memakan waktu sekitar 10 sampai dengan 15 menit itu. Ketika sampai di sana, jembatan dalam kondisi terangkat sehingga yang terdokumentasikan adalah lalu-lalang kapal di selap-sela jembatan. Termasuk kapal ro-ro (roll-on/roll-off) yang menuju Pelabuhan Pangkalbalam dari Pelabuhan Tanjung Pandan Pulau Belitung.

Jembatan Emas Bangka dalam keadaan terangkat

Cara kerjanya berbeda dengan Jembatan Ampera Palembang yang menggunakan teknologi elevasi (dan sudah tidak dioperasikan naik turun lagi sejak tahun 1970). Teknologi bascule memakai mesin hidrolik untuk mengungkit bagian tengah jembatan hingga terbuka dalam kemiringan sampai dengan 70 derajat. Tinggi bebas bascule saat tertutup adalah 15 meter dari muka air tinggi, sedangkan saat jembatan terbuka maka tinggi bebas menjadi tidak terbatas. Sistem bascule ini dapat dioperasikan dengan tiga cara, yaitu sistem manual, sistem komputerisasi, dan sistem sensor otomatis pendeteksi kapal.

Dengan begitu, kapal-kapal besar khususnya yang berlayar dari dan ke Pelabuhan Pangkalbalam serta Tempat Pelelangan Ikan Ketapang dapat melintas. Jembatan Emas dapat dilewati kendaraan darat dengan jadwal buka tutup pada pukul 06.30 s.d. 08.00 dan 16.00 s.d. 17.30 (menurut berita tertanggal tahun 2022) dengan penyesuaian pada masa-masa tertentu. Sebagai penanda sekaligus peringatan kepada pengendara maupun masyarakat pada umumnya saat proses buka-tutup, dibunyikan sirine.

Jembatan Emas di Bangka, tampak dari atas

Jembatan Emas di Bangka, tampak dari atas

Jembatan Emas memudahkan mobilitas masyarakat, khususnya dari Kota Pangkalpinang ke Sungailiat atau Belinyu, Kabupaten Bangka. Sebelum adanya jembatan, untuk menyeberangi sungai ini warga harus memakai perahu atau memutar lewat jalan darat dengan jarak sekitar 30 km. Jembatan ini memungkinkan pengendara terhubung langsung dengan Jalan Lintas Timur Pulau Bangka sehingga terhindar dari kepadatan lalu lintas di Kota Pangkalpinang pada jam sibuk.

Pembangunan jembatan yang juga dikenal sebagai Jembatan Baturusa II ini didukung oleh APBD sebesar Rp420 miliar dan sebagian kabarnya secara swadaya dengan dukungan masyarakat seperti untuk lampu-lampunya. Memang, selain pembuatannya yang cukup mahal, biaya perawatannya pun cukup lumayan mengingat teknologi yang digunakan.

Jembatan ini juga sekaligus menjadi objek wisata. Masyarakat dapat menyaksikan proses naik turunnya Jembatan Emas sekaligus menikmati pemandangan di sekitarnya. Terlebih, tak jauh dari jembatan tersebut terdapat Pantai Koala dan Pantai Air Anyir. Tak lama setelah peresmiannya, tepatnya pada akhir Desember 2017, sempat digelar pula Festival Jazz on The Emas Bridge dengan latar belakang jembatan tersebut dengan menghadirkan para musisi jazz legendaris. Tentu acara ini ikut meningkatkan popularitas Jembatan Emas.

Pantai Koala dekat Jembatan Emas Bangka

Sumber: Diskominfo Babel, Kumparan, Suara Merdeka, Kementerian PUPR.

7 thoughts on “Mengunjungi Jembatan EMAS di Bangka

  1. Pingback: Pesona Wisata Bangka | Cerita-Cerita Leila

  2. wah saya baru tahu nih ada jembatan emas di Bangka. kalo di wilayah yang banyak perairannya transportasi kapal pasti banyak digunakan n jembatan emas ini jadi salah satu fasilitas jalur transportasi yg saling melengkapi. TFS kak, sedikit banyak saya jadi tahu ttg teknologi tuk buat jembatan emas ini, menarik juga ya

  3. Bagus banget serasa lihat di film. Pulau Bangka memang terkenal pemandangan lautnya juga ya kak. Duh wishlist banget aku bisa ke Pulau Bangka.

    • Ternyata Emas itu singkatan nama, ya. Aku pikir awalnya warna emas atau ada bagiannya yang dari emas 😀 Keren banget jembatannya bisa buka tutup, gak heran ya kalau jadi destinasi wisata juga.. 🙂

  4. Whaa ternyata Indonesia punya jembatan yang bisa kebuka gitu ya. Beneran baru tau. Karena lihat jembatan kebuka gitu di luar negeri aja. Jembatannya memudahkan lalu lalang moda transportasi di daerah itu ya kak. Kebayang kalo jembatannya ngga bisa dilewati kapal, muter kemana deh itu kapalnya 🙂

  5. Wah ini sih Tower Bridge-nya Indonesia ya. Baru tahu lho aku kalau nama Jembatan Emas itu singkatan dari nama, aku pikir karena warnanya emas. Kebayang sih anakku pasti senang banget melihat proses jembatan ini dibuka tutup. Kebetulan rumah kakakku di Belitung, semoga pas mampir ke sana ada kesempatan ke Bangka dan melihat jembatan ini.

Leave a comment