Kemarin saya membaca jurnal di blog mas Iwan Yuliyanto yang membahas ‘Arwah Gentayangan‘. Saya tertarik dengan salah satu kutipan di situ:
Apakah orang yang mati bisa melihat orang-orang yang ditinggalkannya?
Memang ada riwayat yang menyebutkan adanya ruh manusia yang melihat bagaimana orang-orang yang masih hidup memperlakukan jasadnya. Seperti yang diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri, Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Jika jenazah telah siap, kemudian kaum lelaki memikulnya di atas pundak-pundak mereka, jika jenazah itu orang yang shalih ia berkata: ‘Segerakanlah aku!’, tetapi jika ia tidak shalih, ia berkata kepada keluarganya: ‘Celaka, akan kalian bawa kemana aku?’ Segala sesuatu akan mendengar suaranya selain manusia, dan andaikan manusia mendengarnya niscaya akan jatuh tersungkur.” [HR Bukhari].
Arwah tersebut HANYA melihat dan merasakan perlakuan orang-orang terhadap dirinya yang sudah mati. Selanjutnya arwah bisa melihat dan merasakan kondisi keluarga yang ditinggalkannya, apakah bahagia atau tidak. Jadi, tidak ada gunanya meminta pertolongan kepada orang yang sudah mati. Sungguh itu perbuatan yang sia-sia, karena sejatinya arwah tidak bisa berbuat apa-apa. Lebih baik memanjatkan do’a agar Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengampuni dosa-dosa arwah, dan berharap ditempatkan di tempat yang layak di akherat. Do’a anak shalih kepada orang tuanya yang sudah meninggal dunia insya Allah diterima.
Saya merasa nyeees membacanya. Papa kehilangan penglihatan karena glaukoma saat saya masih di SMP, dan saya masih selalu menyimpan harapan papa bisa melihat menantu dan para cucu beliau. Tahu video the blind man and his daughter (di mana sang ayah tak jadi dioperasi karena ternyata tetap tak bisa memulihkan penglihatannya)? Saya selalu menangis melihatnya –dan sebetulnya penasaran dengan endingnya karena sepertinya ada adegan yang menggantung, tapi pengunggahnya ke Youtube bilang memang cuma segitu filmnya.”I want you to see me growing up!” begitu ucap sang putri yang masih usia SD sambil berurai air mata.
Papa meninggal tahun lalu, dan karena ada hadits yang meyebut bahwa mayit yang dikuburkan bisa mendengar langkah-langkah orang yang meninggalkan lokasi, berarti ada kemungkinan indra yang sempat terhalang secara fisik duniawi bisa ‘aktif’ kembali, bukan? Wallahu a’lam sih ya. Saya pernah bertanya pada beberapa teman, dan kali ini saya pun bertanya pada mas Iwan. Jawaban beliau sebagai berikut:
Yang saya yakini, bisa kok, mbak Leila, selama kondisi ayahanda nya damai di alam barzakh. Semoga beliau senantiasa damai. Aamiin.
Begini …
Dalam buku “Ar-Ruh” karya Ibnu Qoyyim al-Jauziyyah, disampaikan banyak dalil bahwa orang yg telah meninggal dunia tahu jika di-ziarahi dan menjawab salam jika diberi salam. Kemudian, keadaan keluarganya yg masih hidup disiarkan secara live kpd kerabatnya yg telah meninggal dunia. Rasulullah SAW bersabda:“Sesungguhnya perbuatan kalian diperlihatkan kepada karib-kerabat dan keluarga kalian yg telah meninggal dunia. Jika perbuatan kalian baik, maka mereka mendapatkan kabar gembira, namun jika selain daripada itu, maka mereka berkata: “Ya Allah, janganlah engkau matikan mereka sampai Engkau memberikan hidayah kepada mereka seperti engkau memberikan hidayah kepada kami.” [HR. Ahmad].
Hadits lainnya …
“Seluruh amal perbuatan dilaporkan kpd Allah SWT pada hari Senin dan Kamis, dan diperlihatkan kepada para orangtua pada hari Jum’at. Mereka merasa gembira dgn perbuatan baik orang-orang yg masih hidup, wajah mereka menjadi tambah bersinar terang. Maka bertakwalah kalian kepada Allah dan janganlah kalian menyakiti orang-orang kalian yg telah meninggal dunia.” [HR. Tirmidzi].
Seperti yang saya sampaikan dalam jurnal di atas, bahwa seseorang setelah meninggal dunia, di alam barzakh HANYA akan disibukkan oleh salah satu dari dua perkara: nikmat kubur dan siksa kubur.
Bila ruh bergelimang nikmat kubur, maka ia bisa melihat & merasakan keluarga yg ditinggalkannya di dunia.
Sedangkan ruh yg mendapat siksa, akan terus disibukkan oleh siksaan shg tidak sempat lagi melihat siaran live tentang keluarga yang ditinggalkannya.
Oleh karena itu, jangan sampai melewatkan hari-hari kita yang masih hidup di dunia ini tanpa memanjatkan do’a ampunan dan kelapangan tempat tinggal orang tua kita di alam barzakh. Namun, jangan lupa satu syarat penting, yaitu senantiasa menjadi anak shalih. Sebab do’a anak shalih .. bisa menembus langit. Wallahu a’lam.
Aamiiin…
Allahummaghfirlahu waafihi wa’fuanhu.
Dan semoga Allah mudahkan saya untuk bisa memenuhi syarat sebagai anak shalih.
Allahummaghfirlahu waafihi wa’fuanhu. Aamiin.
*mbak Leila, 2 link nya tidak bekerja dg baik, sepertinya salah penulisan link nya.
Wah, terima kasih Mas atas infonya. Sudah lama tak ngeblog dan buru-buru jadi kombinasi yang pas untuk menghasilkan kesalahan, hehehe. Sudah saya perbaiki.