Whatsapp Terasa Berat, Ini Solusinya

Aplikasi WhatsApp rasanya sudah menjadi salah satu aplikasi standar yang dipasang di ponsel kita. Aplikasi ini memudahkan kita berkirim pesan, termasuk juga gambar, video, dan dokumen. Bahkan kemudian tersedia juga fitur untuk menelepon, baik hanya suara (voice call) maupun beserta gambar bergerak hingga memungkinkan bercakap-cakap sambil bertatap muka (video call). Menghubungi keluarga yang tinggal berjauhan atau sedang bepergian, menerima instruksi pekerjaan, mengirimkan laporan, hingga berkoordinasi dengan rekan satu tim menjadi gampang.

Hanya saja, kalau tidak hati-hati, WhatsApp bisa memakan sangat banyak memori di ponsel. Kalau sudah begitu, jadi susah sendiri kan, mau tambah aplikasi lain memorinya sudah tidak cukup (apalagi kalau di pengaturan aplikasi di-install di memori ponsel, bukan memori eksternal), mau memotret pun tidak bisa karena tidak ada tempat lagi. Inilah yang dulu saya alami, bahkan sampai ada ponsel yang rusak dua kali dan pada kejadian yang kedua teman yang memperbaiki sudah angkat tangan.

Kenapa bisa sampai rusak ponselnya? Saya sih tidak begitu paham teknisnya, tapi intinya sih karena kepenuhan itu tadi sehingga tidak cukup memori untuk memulai operasi sistem ponsel. Kalau ‘cuma’ WhatsApp-nya saja yang tidak bisa jalan karena penuh (atau bahkan sampai restart sendiri atau harus di-install ulang) sih masih mending. Nah, kalau ponsel sampai tidak bisa masuk ke halaman utama, kan gawat, apalagi kalau data yang tersimpan belum sempat di-back up.

Bagaimana tips agar ‘hp gak penuh’? Yang saya sebutkan ini dari pengalaman saya nan gaptek aja sih, hanya sebagian yang saya cari dulu ‘landasan ilmiah’-nya, jadi sila koreksi yaa kalau salah.

  1. Pasang aplikasi seperlunya saja. Bagi saya, aplikasi seperti BBM rasanya tidak perlu. Facebook pun sebetulnya saya lebih sering akses dari peramban web. Tapi ternyata beberapa fitur seperti live susah diakses pakai browser, jadi akhirnya minggu lalu saya install fb app deh.
  2. Rajin bersih-bersih. Aplikasi seperti CM Cleaner bisa membantu, selain fitur yang barangkali sudah tersedia di ponsel masing-masing.
  3. Simpan (lagi-lagi) seperlunya saja. Kiriman gambar berupa pengumuman, ucapan, dagangan, foto kejadian yang sering kita terima melalui WhatsApp sepertinya berukuran kecil karena memang sudah di-compress, tapi yang sedikit-sedikit ini lama-lama bisa menjadi bukit. Apalagi kalau berupa video atau dokumen. Ini berlaku juga untuk foto-foto hasil jepretan sendiri yang blur (dan bukan memang diniatkan begitu), kadang kita lupa menghapusnya saat itu juga dan akhirnya bertumpuk memenuhi memori. Hapus-hapusin lah. Ada juga aplikasi yang menyediakan fitur untuk mengenali foto-foto koleksi yang mirip, untuk mempermudah kita menyaring foto mana yang sekiranya layak dihapus atau dipertahankan.
  4. Kalau memang kita tipe orang yang susah move on, kayak saya nih, yang kadang merasa sayang membuang foto (kali nanti perlu dst), back up saja di tempat lain, kalau perlu penyimpanan online. Cuma, mungkin ada yang berpikiran menyimpan foto/dokumen online itu riskan juga jatuh ke tangan orang lain, ya.
  5. Manfaatkan fitur clear chat yang sudah disediakan oleh WhatsApp. Terutama untuk percakapan di grup-grup yang anggotanya sangat aktif, ini makan memori juga kan, ya. Jika ada yang dianggap penting, pakai pilihan kasih bintang untuk postingan tersebut sehingga tidak ikut terhapus saat clear chat. Atau di-screenshot, ini kadang diperlukan misalnya untuk transaksi yang melibatkan uang atau pernyataan penting. Atau sekalian kirim arsip chat ke e-mail. Tapi waspada juga, proses clear chat maupun kirim e-mail ini pun memakan memori cukup banyak, jadi kalau memori sudah telanjur penuh sekali, risikonya proses ini error saat masih berjalan dan malah terhapus juga semua chat yang lain. Niat hati mau bersihkan chat di satu grup, tapi chat di grup lain bahkan chat dengan suami/teman kerja ikutan bersih-sih-sih.
  6. Kalau tidak keberatan kehilangan seluruh chat dan merasa ribet clear chat satu-satu, bisa masuk ke setting-app-WhatsApp, lalu ketuk clear data di bagian bawah. Bersih deh tuh, simpel, kan, hehehe.
  7. Ada file yang letaknya sedikit tersembunyi yang kalau didiamkan saja juga bisa jadi seperti menumpuk sampah, yaitu file cadangan obrolan/back up chat WhatsApp. Biasanya pembentukan file ini terjadwal di jam yang sama setiap harinya. Gunanya sih agar kalau sewaktu-waktu aplikasi bermasalah hingga harus di-install ulang, sudah ada cadangan jika memang ingin memulihkan obrolan lama di WhatsApp. Yah, soalnya error gitu kan sering tanpa permisi, ya, sedangkan kita mungkin sedang ada transaksi jual beli atau ada perintah atasan untuk esok hari…kadang solusi minta kirim ulang chat tidaklah sesederhana kelihatannya, hehehe. Cadangan ini juga bisa digunakan untuk memindahkan chat hingga versi backup terakhir kalau-kalau kita ganti hp, dengan catatan hp lama tidak mati total tentunya (masih ada opsi lain seperti back up yang ada di Google Drive, jika memang kita atur demikian). Nah, file backup ini biasanya tersimpan di folder WhatsApp-Databases, dengan nama diawali oleh msgstore (nama ini juga bisa dipakai untuk mencari file-nya jika memang foldernya ngumpet–sekali lagi ini jalan pintas versi saya yang gaptek ya, hehehe). File hasil pencadangan secara teratur ini tidak menimpa/menggantikan file yang lama, setidaknya di beberapa ponsel yang pernah saya lihat ya (punya suami, pengasuh, ortu, pernah juga sih lihat yang sepertinya jumlah file-nya tidak bertambah). Alhasil jumlah file-nya nambah terus. Ukuran file kecil (misalnya karena rajin melalukan tips nomor 5) saja kalau terkumpul terus bisa jadi besar, lebih-lebih lagi yang memang sudah berukuran besar karena ikut banyak grup atau sangat sering melakukan chat WhatsApp. File cadangan sebetulnya bisa dihapus saja dengan menyisakan versi terbaru. Versi terakhir ini harusnya sudah mencakup seluruh chat sejak awal kok, jadi sudah memadai untuk memulihkan chat jika memang diinginkan. Tapi tentu tidak mencakup (1) chat yang sudah dihapus sebelum dicadangkan maupun (2) chat sebelum clear data (karena dianggap mulai dari awal lagi WhatsApp-nya kalau yang ini). Lumayan lho kalau ukuran filenya puluhan MB gitu.
  8. File lain yang tersembunyi adalah Thumbnails, biasanya di galeri foto. File ini memang mempercepat proses tampilnya image di gallery bila kita sedang perlu melihat-lihat, tetapi diam-diam ternyata memakan memori lumayan. Untuk memori ekstra secara instan, buka folder DCIM lalu klik titik tiga di pojok atas, pilih ‘show hidden files‘. Nanti akan tampak folder bernama .thumbnails. Tapi ya, nantinya folder ini akan terbentuk lagi juga, sih. Tapi lumayan kok, siapa tahu juga masih tersimpan banyak thumbnails lama yang foto aslinya bahkan sudah lama dihapus atau dipindahkan, kan, yang artinya juga jika dibersihkan tidak akan muncul lagi nantinya.

Bagaimana dengan reset statistics? Tips membersihkan statistik data ini sering beredar, bunyinya begini:

“GAK USAH KELUAR DARI GRUP””…!!!!!!!!”

Buat yg HP nya berat karena banyak tergabung di grup WA nih tips buat ringanin nya 👇

TIPS SINGKAT SUPAYA HP TIDAK LEMOT KARENA WA GROUP
___

Tips HP tidak hang dan lelet tanpa delete/clear chat adalah:

1. Buka WA
2. Masuk ke setting / setelan
3. Pilih “data usage” / “Penggunaan data”
4. Pilih “network usage” / “Penggunaan jaringan”, kelihatan berapa Kb yang terpakai
5. Pilih “Reset statistic” / “Atur Ulang Statistik”, paling bawah.

JREENG ..
Langsung semua jadi 0 Kb,
terasa lebih cepat lg.

Tak ada data yg hilang.

PERLU DICOBA….. 😉

Saya pikir sih ini cuma me-reset statistiknya saja, ya. Yang dibersihkan cuma catatan penggunaan data kita. Datanya sendiri tidak diapa-apakan. Makanya wajar juga dibilang ‘cuma’ “terasa” lebih cepat. Tapi memang ada beberapa teman yang bilang cara ini ngaruh atau ampuh sih. Coba cari di sana-sini, belum nemu penjelasan kenapa bisa ini dianggap  manjur. Di Tabloid Sinyal (sayangnya sekarang tautannya broken) yang saya anggap sumber cukup tepercaya, cuma menyebutkan bahwa memang ada pro kontra terkait tip tersebut.

Sedangkan di lifewire, disebutkan begini:

That was about controlling your data, but half of controlling is monitoring. It is good to know how much data is being used. WhatsApp has some detailed and interesting statistics that gives you an idea of how much data it is consuming. In the WhatsApp menu, enter Settings > Data Usage > Network usage. It gives you a list of figures that have been counted since you installed and used WhatsApp on your device. You can reset all values to zero and start counting over again so you can have a better idea about your usage after a specific number of days. Browse all the way down to the last item in the list and select Reset statistics. 

The figures that will more likely interest you if you want to monitor your device for in view of saving mobile data are the Media bytes received and sent, which indicated how much data are spent on media, one of the biggest data consumers. Note that you spend your mobile data when sending messages and media as well receiving. Same applies for calls, you spend data when receiving calls as well as making them. You will also be interested in the number WhatsApp call bytes sent and received. There are figures for data used up for backing up as well. The most important figures are the total bytes sent and received, which appear at the bottom.

Jadi intinya data usage ini gunanya cuma untuk mengetahui besarnya data yang sudah kita pakai. Sudah cukup jelas dari namanya sih sebenarnya. cuma Tidak disebut-sebut soal penghapusan datanya sendiri. Maka, melakukan ‘reset statistics‘ mestinya tidak berpengaruh apa-apa untuk ‘meringankan hp kita’ (walaupun sepertinya ada saja yang memberikan testimoni mendukung).

 

Update Desember 2017:

Detik sudah memuat juga ulasan dari pakarnya, Alfons Tanujaya, terkait broadcast ‘bikin WhatsApp jadi enteng’ ini. Selengkapnya sbb:

Dari klaim yang diberikan, aktivitas di atas tidak ‘clear chat’ atau menghapus data chat dapat dikatakan sebagai kebenaran karena aktivitas tersebut tidak menghapus data chat, baik data gambar, video atau chat.

Namun klaim bahwa aktivitas ‘Reset Statistic’ ini bisa membuat WhatsApp Anda menjadi lebih cepat, gambarannya kira-kira seperti ini:

Statistics Whatsapp dapat diumpamakan sebagai Odometer pada kendaraan. Anda bisa reset odometer kendaraan jadi 0 setiap kali Anda isi bensin. Di mana reset odometer ini akan membantu memperkirakan saat isi bensin kembali ketika odometer telah menempuh jarak yang telah ditentukan.

Ini tidak berarti bahwa dengan reset odometer saja Anda sudah isi bensin. Jadi, aktivitas isi bensin harus tetap dilakukan (jangan lupa bayar).

Kalau cuma reset odometer tidak diikuti dengan isi bensin, tetap berarti tangkinya tetap kosong dan jarak tempuh kendaraan tidak bertambah.

Nah, begitu juga dengan aksi reset statistik, yang direset hanya odometer statistik saja dan tidak ada hubungan dengan data WhatsApp terkait atau mempengaruhi performa WhatsApp.

Jadi secara logis, jika reset statistik ini dikatakan berpengaruh terhadap performa WhatsApp, nyatanya ini tidak ada pengaruhnya sama sekali.

Lalu apa gunanya reset statistik ini? Tujuannya adalah agar pengguna WhatsApp dapat mengetahui secara detail seberapa besar
penggunaan data dan aktivitas apa saja yang menggunakan data besar sehingga bisa dibatasi.

Selain itu, untuk yang paket kuotanya pas-pasan setiap kali reset kuota seluler, dia dapat melakukan reset statistik untuk mengetahui seberapa besar penggunaan bandwidth oleh WhatsApp dan dapat menghemat jika sudah melampaui batas kuota.

Sebagai catatan, detail statistik yang diberikan di sini hanya statistik Whatsapp saja dan belum termasuk statistik aplikasi lain.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s