Nama Bantar Gebang sudah saya kenal sebagai daerah di mana terdapat Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah, khususnya sampah dari Jakarta. Namun, baru tanggal 13 Januari lalu saya menginjakkan kaki langsung di sana, dalam rangka acara kantor. Tepatnya ke Sekolah Alam Tunas Mulia, Kelurahan Sumur Batu, Kecamatan Bantar Gebang, Kabupaten Bekasi. Saat ini wilayah itu disebut sebagai Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST).
Menurut informasi teman sih, luas keseluruhannya sekitar 300 hektar (walaupun ketika saya cek ada media yang menyebut sekitar 120 hektar), dan sekitar 6000 warga tinggal di situ.
Dari hasil pencarian informasi yang saya lakukan, sekolah tersebut didirikan pada tahun 2006 dan dibina oleh Nadam Dwi Subekti, alumni Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman. Karena kami ke sana pada hari Jumat siang, maka kegiatan belajar mengajar juga sedang tidak ada. Kegiatan belajarnya pun memang tidak dilaksanakan setiap hari karena gedungnya harus dipakai bergantian untuk level PAUD hingga SMP.
Gedung sekolah di Bantar Gebang ini sendiri tampak masih baru, dan rupanya memang baru diresmikan pada awal tahun 2016. Masih harus bergantian dipakainya, tetapi setidaknya sudah cukup layak dari segi ketahanan bangunan. Para siswa kebanyakan merupakan anak-anak pemulung setempat, yang mungkin sehari-hari juga membantu mengais sampah.
Coba perhatikan foto di atas. Terlihat gunung atau bukit di kejauhan, yang ternyata merupakan tumpukan sampah. Ya, segitu banyaknya sampah yang dibuang ke situ. Angkanya bisa mencapai 7.000 ton sehari yang diangkut dari Jakarta http://jakarta.bisnis.com/read/20160614/77/557680/sampah-warga-jakarta-di-bantargebang-7.000-ton-sehari-.
Dan ini dia tampak dekatnya…lihat sebagian sampah yang sudah hancur sedangkan sebagian lainnya masih dalam bentuk asli.
Truk sampah ditimbang sebelum dan sesudah membawa sampah untuk menghitung muatannya…sayang fotonya kejauhan.
Nah, kalau yang terakhir ini adalah Power House, tempat pengolahan gas metana yang dihasilkan oleh sampah menjadi listrik. Pengelola TPST memang melakukan ini sebagai salah satu kewajiban mereka. Ada yang menyebut listrik yang dihasilkan 3 MW, ada juga yang mencantumkan angka 10 MW http://metro.sindonews.com/read/955305/31/tpst-bantar-gebang-hasilkan-listrik-10-megawatt-hour-1422139112. Menarik juga bahwa sampah bisa diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat.