Lailatur Qadar untuk Para Wanita

Setelah 20 hari berlalu, biasanya yang diburu di bulan Ramadhan adalah Lailatul Qodar. Bagaimana dengan para wanita, yang dalam beberapa hal jelas berbeda dengan para pria? Ustadzah Kingkin Anida Jumat lalu memberi tausiyah terkait hal ini di pengajian Dharma Wanita di kantor.

Tak terasa sebentar lagi Ramadhan akan berakhir. Ibarat akan ditinggalkan oleh kekasih, kita akan merasa belum lama bersama, sedih dan belum mau berpisah. Maksimalkan ibadah pada 10 hari terakhir, bukan hanya malam ganjil dan Lailatul Qadar. Salah satu caranya adalah dengan i’tikaf atau berdiam diri dengan memperbanyak ibadah yang bisa dilakukan. Lelaki tentu baiknya di masjid, ada pendapat bahkan minimal harus sehari. Wanita juga bisa di masjid jika memungkinkan, tapi tidak ada minimalnya. Jangan sia-siakan kesempatan ini, persiapkan fisik siang hari untuk malam harinya. Misalkan makanan terbaik, istirahat cukup (sesuai jalan berpikir masing-masing, tidak harus sesuai standar yang dibilang ahli kesehatan). Tambah motivasi pada anggota keluarga: memberi teladan, siapkan reward untuk keluarga yang berangkat i’tikaf (memang baiknya ke masjid karena kalau di rumah hawanya beda, dan banyak yang memperjuangkan hal serupa).


Semakin menjelang akhir Ramadhan, niatkan lebih baik, misal 10 hari khatam lebih banyak, kalau sudah niat akan ada rencana yang lebih tertata, bisa bergantian dengan teman-teman sekelompok. Bisa diseling antata tilawah dengan sedekah, sholat, wirid. Termasuk untuk ibu-ibu yang sudah setengah baya, biarpun usia menjelang senja tapi juga harus punya cita-cita, doakan juga keluarga dekat, keluarga jauh, bangsa dan negara, umat sedunia, bukan hanya diri sendiri. Ikhlaskan maaf pada mereka yang pernah bersalah atau menyakiti kita.

Wanita yang sedang haid tidak boleh i’tikaf bahkan di rumah pun (jika tidak haid, wanita boleh i’tikaf di tempatnya biasa sholat, berdiam di atas sajadah), jadi yang bisa dilakukan antara lain:
1. Bersegera pada ampunan Allah, istighfar sebanyak-banyaknya.
2. Bersedekah, termasuk memberi makanan berbuka puasa dan untuk yang beri’tikaf.
3. Menahan amarah dan memaafkan, misalnya ketika akhirnya jadi harus mengerjakan lebih banyak pekerjaan rumah ketika yang lain bisa i’tikaf, kadang kan tergoda untuk menggerutu.

Ahlul Qur’an akan disertai oleh para malaikat Allah, yang haid bisa berdoa agar Al-Qur’an dikumpulkan di dada.

Ciri-ciri Lailatul Qadar: alam rasanya tenang, matahari cerah bersinar tetapi tidak menyengat. Para penghuni langit turun.

Ketentuan i’tikaf bagi wanita: wudhu, niat (tidak harus dilafalkan nawaitu…), sholat tahiyat masjid, pakaian nyaman syar’i tidak terawang, tidak bau tapi juga tidak berparfum. Kalau mau bawa perlengkapan siapkan juga, misal bantal kecil, agar nyaman dan tidak merepotkan penjaga masjid.

Semoga kita semua bisa berupaya menggapai malam yang lebih baik dari seribu bulan dan berhasil memperolehnya….

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s