Internet menawarkan berjuta kemudahan, tetapi juga punya potensi mengerikan. Setiap orang bisa memanfaatkan informasi yang beredar di internet untuk menuntut ilmu kebaikan. Kajian agama bisa disimak tanpa harus meninggalkan rumah, baik berupa artikel yang ditulis langsung oleh beliau-beliau yang mumpuni ilmu agamanya maupun resume yang disusun oleh para peserta kajian. Bahkan kalau lebih sreg mendengarkan atau menyaksikan langsung untuk mengurangi kemungkinan distorsi informasi atau luputnya pencatatan, video ceramah juga banyak beredar. Namun, video tutorial yang mengajarkan kecurangan atau video yang punya konten cenderung asusila juga tak kalah gampang ditemukan.
Dunia maya juga identik dengan cepatnya penyampaian pesan maupun persebaran informasi. Kita mungkin terbantu dengan adanya fasilitas panggilan video yang mempermudah komunikasi dengan keluarga, sanak saudara, kolega, maupun teman yang jauh. Informasi apa pun yang ingin kita peroleh, tinggal kita ketikkan saja kata kuncinya di mesin pencari. Lagi-lagi, manfaat ini juga rentan diikuti dengan mudarat. Berita yang belum tentu kebenarannya juga bisa saja beredar dengan cepat.
Ya, tidak semua info yang beredar itu benar. Gosip, hoax, fitnah atau sejenisnya memang bisa juga menyebar di dunia nyata, tetapi efeknya di dunia maya cenderung lebih dahsyat. Hanya dengan sentuhan jari, seseorang sudah dapat memicu kepanikan khalayak ramai di berbagai tempat sekaligus. Yang menakjubkan, kalaupun kabar ngawur itu bukan dibuat dengan sengaja, misalnya gara-gara ada miskomunikasi, kemudian pihak yang mengabarkan berusaha meralat atau membuat klarifikasi, kabar yang sudah diluruskan ini belum tentu sanggup mengejar pendahulunya yang sudah melesat begitu jauh.
Lantas, bagaimana posisi seorang muslimah di tengah ‘belantara’ dunia maya ini? Seorang muslimah tentulah sudah punya pedoman yang akan menjadi kompas bagi setiap langkahnya dalam setiap aspek kehidupan. Al-Qur’an dan hadits berikut penafsiran dan penjelasan dari para ulama sudah cukup lengkap meng-cover semuanya. Tak terkecuali dalam menyikapi kabar yang beredar. Sebagaimana disebutkan dalam Surah Al Hujurat ayat 6: Wahai orang-orang yang beriman, jika datang kefasikan (atau sesuatu yang fasik) membawa berita, maka periksalah (tabayyun) dulu.
Bahkan orang baik pun bisa jadi lupa, khilaf, salah ingat, atau tidak sempat mengecek lagi berita yang ia susun atau teruskan. Jadi, husnudzan pada teman yang kita anggap shalih atau shalihah boleh, tetapi jika ia meneruskan suatu warta, tidak ada salahnya kita tetap mengecek ulang. Pada umumnya, pernyataan resmi, penjelasan, bantahan, maupun bukti ilmiah yang bisa dijadikan dasar menilai benar tidaknya suatu berita juga relatif mudah ditemukan di dunia maya. Yang penting, kita tahu kata kunci yang pas dan bagaimana menyeleksi situs yang tepercaya maupun tidak. Tambahan keterampilan berbahasa Inggris atau Arab juga bisa membantu dalam menelusuri tulisan demi tulisan.
Dampak lain yang seringkali muncul adalah sifat interaksi di dunia maya yang cenderung berbeda dengan dunia nyata. Hal ini membuka peluang bagi orang-orang yang berniat buruk, karena mereka bisa menyamarkan identitas demi mencapai tujuan yang dikehendaki. Muslimah harus paham bagaimana menjaga kehormatannya di dunia maya, dengan menerapkan batasan interaksi dan mewaspadai jika ada sesuatu yang mencurigakan seperti obrolan yang menjurus tidak sopan. Jaga juga informasi pribadi kita seperti alamat rumah atau situasi keluarga yang bisa disalahgunakan.
Bahasa tulis yang acapkali digunakan, misalnya dalam aplikasi percakapan atau surel, juga rawan memicu kesalahpahaman. Sebab meski tanggapan langsung kita terima dengan cepat, emosi dan ekspresi yang terkandung belum tentu diterima oleh lawan bicara sebagaimana kita memaksudkannya. Padahal kalau sampai ada yang tersakiti oleh perkataan kita walau hanya berupa tulisan, atau ada fitnah yang terjadi akibat kita tidak teliti menempatkan tanda baca atau merangkai kata, berat pertanggungjawabannya. Dalam surah Qāf ayat 18 disebutkan: Dan apa pun yang keluar dari lisanmu akan dicatat oleh malaikat Raqib dan Atid.
Muslimah bisa memulai dari diri sendiri untuk memanfaatkan teknologi informasi dan dunia maya secara umum untuk tujuan kebaikan. Melalui blog misalnya. Tak harus melulu berbagi tulisan yang memang murni membahas agama. Dalam cerita kegiatan sehari-hari atau bahasan peristiwa tertentu, selipan informasi yang valid, komentar ahlinya, atau landasan ayat pendukung yang shahih bisa memberi nilai tambah. Blog dengan sifatnya yang personal juga bisa lebih mengambil hati pembaca, karena jauh dari kesan menggurui. Tentunya niat baik juga harus diiringi dengan ilmu dan tanggung jawab. Jangan berhenti belajar, selama materi yang dipelajari tersebut tidak dilarang oleh syariat. Perlu diingat pula bahwa apa yang kita tulis bisa menjadi sarana amal jariyah, tetapi jika sampai ada yang ‘tersesat’ karena tulisan kita, hukum sebaliknya bisa saja berlaku.
Hati-hati yang memiliki tujuan yang sama akan saling bertaut. Berkomunitas juga bisa menjadi jalan agar kita selaku muslimah tetap berjalan di koridor yang benar. Blogger Muslimah misalnya. Teman-teman yang satu visi niscaya akan saling mendukung dan mengingatkan dalam kebaikan, bukan membiarkan dalam kelalaian, mendiamkan saja ketika temannya terlena.
Tahun ini Blogger Muslimah berusia tiga tahun. Usia yang belia, tetapi tidak menghalangi kiprahnya sebagai komunitas maupun aktivitas dakwah para muslimah yang bernaung di dalamnya. Sebab dakwah tak selalu berupa ceramah, apa pun yang kita tuliskan maupun sampaikan bisa tetap bernilai sebagai amal ibadah, syukur-syukur memang dapat memberi manfaat yang lebih luas.
#PostinganTematik #BloggerMuslimahIndonesia
Tulisan ini diikutkan dalam postingan tematik Blogger Muslimah Indonesia
Foto meet-up beberapa bulan yang lalu: Dokumentasi Blogger Muslimah
Alhamdulillah sekarang bisa dapet banyak ilmu yg bermanfaat dari berkembangnya teknologi tapi harus pinter filter informasi yg didapat 🙂
Betul, Mbak. Bahkan hoax pun ada yang seolah-olah valid, bawa-bawa nama tokoh fiktif atau mengutip ucapan tokoh nyata yang sesungguhnya tidak pernah dikatakan.
“Sebab dakwah tak selalu berupa ceramah, apa pun yang kita tuliskan maupun sampaikan bisa tetap bernilai sebagai amal ibadah” suka dengan pernyataannya yang ini mbak😊 ya sebab dakwah bisa juga lewat tulisan, lewat postingan2 kita yang memuat konten positif di blog.
Dan benar banget mbak, muslimah boleh eksis di dunia maya asal jangan sampai terlena.
Iya Mbak, semoga apa pun aktivitas kita di dunia maya punya nilai positif, bukan malah sebaliknya.
Setuju teh.. terutama yang ini *Muslimah bisa memulai dari diri sendiri untuk memanfaatkan teknologi informasi dan dunia maya secara umum untuk tujuan kebaikan*
.
Tujuan utama dalam hidup adalah beribadah.. terus lakukan kebaikan semaksimal mungkin.. dan salah satu penunjangny adalah blog ^^.
.
Haturnuhun teh ^^ .. semangaatt…
Semoga Allah menjaga semangat kita, ya, Teh….
Menjadi penghuni dunia maya memang haraus cerdas dan ada ilmunya, krn “penjahat” dunia maya juga semakin cerdas
Betul… Modus operandinya makin beragam, kelakuannya juga tambah aneh-aneh, Mba.
Bismillah, semoga kita selalu dijaga dalam melangkah di dunia maya ini mbak ya.
Aamiin ya robbal aalamiin, Allah swt Sebaik-baiknya penjaga.
Pemikiran muslimah sangat ditunggu untuk mencerahkan isu zaman now
Pastinya, Mba. Apalagi perempuan juga (kelak, bagi yang belum) punya peran besar dalam pendidikan keluarga.
yang penting pinter2 memfilter ya mbak..filter teman..filter konten..thanks sudah berbagi mbak
Nah, pilih-pilih teman bukan berarti sombong, melainkan bentuk kehati-hatian kita ya Mba.
Dakwah bisa lewat media apapun..salah satunya tulisan..semua untuk tujuan berbagi kebaikan pada sesama. Insya Allah
Aamiin… Dengan pola interaksi yang kini banyak memanfaatkan teknologi informasi tanpa harus bertatap muka langsung, dakwah tulisan juga penting.
Mm…apa yg dicatat adalah apa yg keluar dr lisan. Semoga kita gak sampai ikut sebarin hoax ya
Aamiin… Mengingat kadang waktu kita untuk mengecek juga terbatas, lebih baik pesannya parkir sebentar di kita dulu ketimbang langsung di-forward, kecuali sumber yang tercantum memang benar-benar tepercaya.
Mm…apa yg dicatat adalah apa yg keluar dr lisan. Semoga kita gak sampai ikut sebarin hoax ya
Apalagi berita hoax itu sulit dibedakan juga..semoga nggak sampai salah klik deh sebar berita tidak benar dan merugikan orang dan diri sendiri..
Betul, dan ruginya itu bahkan bisa dunia akhirat lho, huhuhu…
Sepakat,, semua yg kita lakukan harus menjadi hal yg bermanfaat
Karena sesungguhnya sudah fitrah kita untuk berbuat baik ya….
Amiin.. Semoga para blogger muslimah yang niat menulisnya untuk ibadah mendapat berkah dalam ngeblog..
Aamiin 🙂
Betul, Mbak. Dakwah tidak harus berupa ceramah. Ini melegakan saya yang tidak begitu jago ceramah 🙂 Maka ngeblog jadi salah satu wasilahnya, insya Allah. Terima kasih tulisannya…
Sama, Mbaaa… Saya juga masih PR ini, urusan public speaking :D.
Yap.. cek dan ricek lagi.. bener atau enggak.. kadang malah yang dibaca judulnya aja.. coba dibaca-baca lagi…
Bahasa penyampaian memang kadang sulit bisa dimengerti dengan tulisan aja.
Sering salah-salah tafsir..
Betul Mba, yang berhadapan langsung saja masih ada risiko miskomunikasi, apalagi yang jauh ya.
Semoga bisa memberikan manfaat dengan menjadi blogger,.menyebarkan tulisan yang bermanfaat pula..makasih ya mba utk sharingnya..
Aamiin, semoga sekecil apa pun kita bisa berkontribusi ya Mbak.
Semoga kita bisa ambil yang baik-baiknya aja ya Mbak😊
Aamiin 🙂
Aamiin… tetap semangat berbagi tapi harus tetap berhati-hati apalagi dengan berbagai informasi yang beredar di dunia maya saat ini
Setuju, Mba. Semangat boleh, tapi jangan sampai malah salah langkah.
Setuju bun, dakwah tak selalu dengan ceramah.
Beberapa penulis pernah berbagi cerita, katanya demikianlah naluri manusia, kadang kalau diceramahi ada saja pembelaan dirinya karena merasa digurui, nah tulisan yang lebih santai mungkin akan lebih bisa berkesan dan diterima dengan baik.
seringkali ramai di dunia maya sebenarnya nggak seramai di dunia nyata.
dan setuju banget Mba, ikut komunitas itu banyak banget manfaatnya 🙂
Itu agak-agak kayak saya Mba, lebih suka nulis panjang daripada ngomong walaupun pendek :D.
semoga apa yg kita tulis di blog selalu bermanfaat bagi pembacanya
Aamiin 🙂
Semoga Kita bs menjadi muslimah yang eksis di dunia Maya dalam menebar kebaikan ya mbak. Aaamiin.
Aamiin… Jadi eksisnya bukan sekadar eksis kan ya Mba, melainkan ada misinya sendiri
Mulai dari diri sendiri.
Siyap.
In sya Allah selalu berusaha menebar manfaat (antara lain) lewat tulisan.
Terima kasih sharenya mbak.
Sama-sama, Mbak. Mungkin ada kalanya kita (saya, sih) merasa kurang kompeten atau gimana sehingga ragu mau sharing tulisan, tapi ini justru bisa menjadi pendorong untuk terus belajar, atau bisa juga pakai narasumber yang tepercaya agar bisa tetap menebar manfaat.
Tantangan Ibu dijaman ini enggak cuma hoax, tetapi juga paparan pornografi. Di blog suami yang enggak ada satu pun konten pornografi, 70% ada keyword pornografi. Enggak terbayangkan keyword apa yang masuk ke blog dg niche pornografi.
Dg ngeblog, semoga sahabat muslimah bisa mengcover keyword-keyword berbau pornografi ini. Ya, jihad enggak melulu ceramah. Lewar blog kita bisa berkarya sekaligus jihad melawan konten batil.
Nah ini, Mbak…. Karena ada beberapa tulisan di blog ini yang membahas ASI dan menyusui, kadang ada keyword menjurus yang kelihatan. Jadi ingat pernah baca justru ada yang sengaja memancing dengan keyword ‘nakal’ tapi isinya bertolak belakang, justru bersifat edukasi (terlepas dari nantinya beneran dibaca sampai selesai apa nggak, hehehe, syukur-syukur kalau bisa ngasih pencerahan ke yang nyasar).
Iya. Aku kadang sengaja mancing dg keyword nakal. Suami juga gitu. Tetapi sungguh wow. Masa 70%nya dr keyword nakal. 😂😂😂