Sejak awal cawu ini, materi Kelas Bunda Sayang diberikan lebih banyak dalam bentuk gambar. Fasilitator akan memancing dan memandu diskusi aktif para peserta. Materi Level 10 ini menarik karena secara spesifik mengangkat judul Membangun Karakter Anak lewat Dongeng.
Salah satu tantangan yang langsung dilemparkan setelah gambar dengan judul tantangan dikirimkan adalah mengalirkan rasa setelah melihat gambar seperti di bawah ini:
Ya, mendongeng memang mengasah imajinasi dan kreativitas. Dari gambar di atas saja sudah muncul beragam ide. Cocok, kan, kalau dongeng ini dijadikan sarana pendidikan untuk anak-anak? Lebih jauh lagi, sebetulnya kenapa seorang ibu perlu menguasai bagaimana mendongeng yang baik? Dari hasil diskusi di grup, berikut jawaban teman-teman (saya sendiri nggak bisa betul-betul fokus saat diskusi berlangsung):
1. Agar imajinasi dan daya kreatif berkembang
2. Dapat menguatkan hubungan batin ibu dan anak, selain itu dongeng dapat memberikan contoh suatu perbuatan baik dan buruk
3. Dongeng bisa menstimulasi otak anak untuk meningkatkan rasa ingin tahunya, berpikir kreatif & berimajinasi positif π€
4. Menjadi media untuk menanamkan adab yang baik
5. Cara ampuh untuk memberi tahu anak bagaimana bersikap tanpa kita harus menggurui dan merasa lebih tahu dari mereka.
Selanjutnya, dari gambar alam yang diberikan tadi, peserta diminta untuk membuat cerita secara estafet. Seru juga sih, alhamdulillah saya sempat berpartisipasi.
Lantas ada tantangan berikutnya dengan beberapa gambar sebagai modal bagi para peserta untuk membuat dongeng, tapi masih nanti siang lanjutnya. Materi diselingi dengan Camilan Rabu sbb:
Camilan Rabu 10.1 ππ₯π― (29/11)
π Mendongeng sesuai Usia Anak
Salah satu kunci dalam mendongeng adalah memilih dan menyesuaikan cerita dengan usia anak. Cerita yang terlalu rumit maupun terlalu sederhana mempengaruhi antusiasme anak dalam mendengarkan cerita.
Berikut teknik mendongeng yang bisa bunda sampaikan di rumah, disesuaikan dengan usia anak.
πΆπΌ Anak usia 0 β 4 tahun
Berceritalah dengan penokohan yang dikenal anak. Cerita yang menarik untuk mereka biasanya berkaitan dengan sesuatu yang mereka kenal, seperti dunia hewan atau kegiatan sederhana dalam kehidupan. Sajikan cerita yang sederhana dengan durasi yang pendek.
π§ Anak usia 4 β 6 tahun
Di usia ini biasanya anak sudah mengenal teman. Mereka sedang belajar bersosialisasi dan senang bermain. Bunda bisa bercerita mengenai persahabatan atau cerita lain yang sesuai dengan kegiatan anak sehari-hari. Ingat, tingkat konsentrasi mereka hanya 1 menit dikali usianya, maka singkat saja.
Kalimat awalan yang menarik, menggunakan ekspresi dan suara akan membuat mereka terpikat. Penambahan ekspresi gerak juga akan membuat impresi cerita makin kuat.
Cara berpikir mereka masih sederhana dan cenderung konkret sehingga sampaikan cerita yang mudah dipahami. Penokohan cukup sedikit saja agar mudah diingat, tokoh juga perlu langsung diketahui anak melalui alur cerita yang disajikan.
π¦π» Anak usia 6 β 9 tahun
Pada usia ini, anak biasanya kritis dan menyukai kisah yang menyenangkan. Mereka juga mulai dapat menangkap sisi baik dan sisi buruk dari setiap cerita. Bunda bisa mulai memperbanyak tokoh, waktu mendongeng juga bisa lebih lama dan tema diperberat.
Mereka sudah mulai bisa diajak dan mengidentifikasi tokoh. Muncul keinginan diri untuk menjadi seperti tokoh yang diidamkan. Selain itu, otak dan hati mulai tersinergikan sehingga bisa menggunakan kata-kata yang agak susah.
π§π½ Anak usia 9 -12 tahun
Untuk anak usia ini, perlu pendekatan yang agak berbeda. Anak dalam kelompok ini biasanya mau mendengarkan, tetapi sudah bersifat kritis. Untuk itu, cara mendongeng harus dimulai dengan dialog karena daya nalar mereka sangat peka.
Cerita yang cocok dibawakan adalah cerita yang termasuk fiksi ilmiah, seperti cerita detektif, serial robot maupun petualangan.
Demikian tadi teknik mendongeng yang terbagi dalam empat rentang usia. Ini berlaku secara umum dan tidak baku ya, jadi bisa disesuaikan lagi dengan perkembangan anak-anak bunda. Selamat menjelajah bersama anak-anak, bunda…
Salam Ibu Profesional,
Tim Fasilitator Bunda Sayang
πSumber Referensi:
Asfandiyar, Andi Yudha. 2009. Cara Pintar Mendongeng. Bandung : DARMizan
===============================================================
πππππ ππππππ
Cemilan Rabu #10.2
π Cara Membuat Dongeng Yang Baik π
Kunci mendongeng yang baik adalah dengan memperhatikan pendengarnya. Dengan memperhatikan siapa pendengar dongeng kita, maka kita dapat menemukan empat unsur penting yang menjadi kunci ketertarikan pendengar (anak-anak) pada suatu dongeng. Yaitu:
β’tema,
β’tokoh,
β’alur cerita,
β’latar cerita.
Hal ini harus diperhatikan oleh seorang pendongeng atau orang tua agar dapat membuat dongeng yang menarik sehingga tujuan dari mendongeng benar-benar tersampaikan kepada anak. Sebab, di dalam proses mendongeng, terkandung banyak pelajaran (moral), nilai-nilai yang akan ditanamkan kepada anak.
Satu unsur dapat lebih menonjol di antara unsur lainnya, karena bisa jadi sebuah dongeng dikatakan menarik karena alur dan penokohan saja yang menonjol. Tentu lebih baik apabila keempat unsurnya diperhatikan optimal. Berikut uraian keempat unsurnya:
1. Tema π¨
Tentukanlah tema dongeng yang akan dibuat. Pengarang menampilkan sesuatu tema karena ada maksud tertentu atau pesan yang ingin disampaikan, ini biasa disebut amanat. Jika tema merupakan persoalan yang diajukan, amanat merupakan pemecahan persoalan yang melahirkan pesan-pesan.
Tema cerita merupakan konsep abstrak yang dimasukkan pengarang ke dalam cerita yang ditulisnya, sekaligus sebagai pusat cerita.
2. Tokoh π₯
Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau perlakuan dalam berbagai peristiwa yang ada dalam cerita. Setiap cerita memiliki paling sedikit satu tokoh dan biasanya ada lebih dari satu. Tokoh-tokohnya mungkin binatang, orang, objek, atau tokoh imajinatif.
Tokoh dapat memiliki dua sifat, yaitu protogonis (karakter yang melambangkan kebaikan, menunjukkan sikap positif dan merupakan contoh yang layak ditiru) dan antagonis (karakter yang berlawanan dengan tokoh protagonis, merupakan contoh karakter yang harus dijauhi sikap dan perbuatannya).
Penokohan yang dipilih dipengaruhi oleh sifat, ciri pendidikan, hasrat, pikiran dan perasaan yang akan diangkat oleh pengarang untuk menghidupkan dongeng.
3. Alur π
Alur adalah konstruksi mengenai sebuah deretan peristiwa secara logis dan kronologis saling berkaitan yang dialami oleh pelaku.
Alur dibagi menjadi dua macam,
πΈAlur lurus
πΈAlur sorot balik.
Alur lurus adalah peristiwa yang disusun mulai dari awal, tengah, yang diwujudkan dengan pengenalan, mulai bergerak, menuju puncak dan penyelesaian.
Alur sorot balik adalah urutan peristiwa yang dimulai dari tengah, awal, akhir atau sebaliknya. Alur dapat melibatkan ketegangan, pembayangan dan peristiwa masa lalu. Hal ini dimaksudkan untuk membangun cerita agar peristiwa ditampilkan tidak membosankan.
Selanjutnya alur ditutup dengan ending, yaitu happy ending (bahagia) atau sad ending (sedih). Untuk ending terserah kepada pendongeng apakah akan membuatnya menjadi akhir yang bahagia atau akhir yang menyedihkan.
4. Latar / Setting π
Latar adalah segala keterangan, petunjuk yang berkaitan dengan ruang, waktu dan suasana terjadinya peristiwa dalam suatu karya sastra. Dengan demikian sebuah latar cerita akan memberi warna cerita yang ditampilkan, di samping juga memberikan informasi situasi dan proyeksi keadaan batin para tokoh.
Istilah latar biasanya diartikan tempat dan waktu terjadinya cerita.
Hal tersebut sebagian benar, tetapi latar sering berarti lebih dari itu. Di samping tempat dan periode waktu yang sebenarnya dari suatu cerita, latar meliputi juga cara tokoh-tokoh dalam cerita itu hidup dan aspek kultural lingkungannya.
Berikut penjelasan tentang latar atau setting:
1. Latar sosial (mencakup penggambaran keadaan masyarakat, kelompok sosial dan sikapnya, adat kebiasaan, cara hidup, maupun bahasa yang melatari peristiwa)
2. Latar fisik atau material (mencakup tempat, seperti bangunan atau daerah). Latar akan memberikan warna cerita yang ditampilkan, disamping juga memberikan informasi situasi dan proyeksi keadaan
5. Bahasa π‘
Pastikan kalimat yang dibuat mudah dimengerti oleh pendengar. Hindari diksi maupun susunan kalimat yang bisa mengundang multitafsir. Pendengar seperti anak-anak lebih menyukai kalimat yang lugas dan tidak menggurui.
Salam Ibu Profesional,
Tim Fasilitator Bunda Sayang
π₯ Sumber Inspirasi:
http://jalurilmu.blogspot.co.id/2011/12/cara-memilih-dongeng-sesuai-usia-anak.html
http://shantystory.com/2016/09/15/ilmu-mendongeng-asyik-bersama-nia-kurniawati/
https://www.kompasiana.com/bennybhai/cara-mudah-menulis-dongeng-untuk-anak
πππππππ
πππππ
Camilan Rabu #10.3
π‘Tips Praktis *Menjadi Bunda yang Kaya Imajinasi* π‘
Pernah mendengar deretan animasi Finding Nemo, Toys Story ataupun Piper ?
Animasi tersebut adalah sebagian karya produktif dari Rumah Produksi Pixar Animation Studios. Karya-karyanya menjadi favorit (terutama di kalangan anak-anak) dan memiliki kekuatan pesan serta alur cerita yang memanjakan imajinasi para penggemarnya.
Nah…. menurut Bunda apa yang menjadi rahasia kesuksesan Pixar dalam melahirkan karya-karya hebatnya?
*Inside Out!*
Ya betul, berpikir kreatif dan _inside out_ adalah kunci utama kesuksesannya. Membebaskan pikiran dan imajinasi sehingga lahirlah beragam dan banyak ide, yang kemudian memperkaya karya Pixar. Dibuktikan dengan karakter-karakter atau inspirasi cerita baru dalam setiap animasinya.
Bagaimana dengan tantangan _game_ level 10 kita?
Menarik bukan?
Dalam camilan 10.3 ini, kami mencoba menyajikan tips menjadi bunda yang kaya imajinasi dan menyenangkan, agar anak-anak juga menyukai beraneka cerita yang Bunda tuturkan pada mereka.
*1# Bertuturlah dari hati*
Ini hukum pasti, sesuatu yang berasal dari hati, maka akan sampai ke hati. Sehingga, yang diharapkan dari penuturan cerita kita adalah sampainya pesan positif yang ingin kita tanamkan ke sanubari anak-anak.
*2# Bebaskan Imajinasi dan Bangun Dunia Fantasi*
Dunia imajinasi hidupnya di alam pikiran kita, namun kita pun dapat membuatnya hidup di alam nyata. Dengan membebaskan imajinasi maka akan berpeluang hadirnya beragam ide. Ketika anak-anak membangun dunia fantasinya, maka terlibatlah secara aktif didalamnya bersama anak.
*3# Rasakan-Hayati-Nikmati*
Rasakan dunia fantasi yang telah Bunda bangun bersama anak-anak, hayati secara mendalam seolah-olah hal tersebut menjadi nyata, mainkan imajinasi kita agar alur cerita bisa dinikmati bersama.
*4# Persiapkan dan Latihan saat Waktu Luang*
Saat memilih menuturkan sebuah kisah, tentu Bunda memerlukan persiapan. Tujuannya agar Bunda dapat mengatur tema, alur, karakter dan plot kisah. Kemudian mendalaminya serta memilih media cerita (buku, video, rekaman suara, teater). Berlatihlah di waktu luang agar lebih menghayati peran dan karakter tertentu.
*5# Ekspresif*
Kemukakan gagasan, cerita atau perasaan dalam ekspresi yang pas. Sesuaikan pula dengan genre ceritanya, apakah humor, detektif / misteri, melodrama, heroik. Intonasi dan ekspresi Bunda turut memberi kontribusi besar dalam menghadirkan cerita yang berkesan mendalam bagi anak-anak.
Sebagai sebuah contoh; berikut kisah yang inspiratif, tentang perjuangan Piper si burung kedidi ( _sandpiper_) mengalahkan rasa takutnya melalui proses belajar yang alami. Klik link berikut *https://www.youtube.com/watch?v=DGeTa4v-LdA*
Semangat menjadi bunda yang kaya imajinasi, demi melahirkan generasi yang kreatif!
Salam Ibu Profesional,
Tim Fasilitator Bunda Sayang #1
Referensi :
https://www.brilio.net/film/-7-film-pendek-buatan-pixar-ini-singkat-tapi-penuh-makna-170123y.html
Ah aku belum sempat buat resume nyaaa
Hayuuuk bikin, Mba…. (eh, apa udah ya, hehehe, belum sempat mampir)
Belooomm πππ