Zaman sekolah dulu, saya suka kuesioner tebak karakter yang ada di majalah. Dari pilihan-pilihan yang diambil, misalnya benda kesukaan atau tindakan yang dilakukan, hasilnya nanti akan mengarah ke kesimpulan mengenai karakter kita. Ketimbang ramalan bintang, kuesioner seperti ini lebih logis. Bahkan jika penyusunannya dilandasi oleh penelitian, hasilnya bisa lebih valid.
Bukan hanya zaman sekolah sih sebenarnya, sampai sekarang pun jika ada kuesioner atau kuis serupa, saya iseng mengisi. Proses mengenali diri sendiri bisa membuat kita terus berkembang, bukan? Karakter yang baik bisa kita pertahankan, sedangkan kekurangan kita bisa menjadi bahan introspeksi agar tidak sampai menimbulkan dampak negatif.
Salah satu situs yang menyediakan kuesioner semacam itu adalah http://www.knowyourcolor.id. Sesuai dengan nama yang dipakai, situs ini mengajak pengunjung untuk memilih jawaban dari serangkaian pertanyaan yang hasilnya adalah warna diri kita. Warna ini kemudian diterjemahkan ke dalam sejumlah sifat, kepribadian, dan kebiasaan seseorang. Saya mencoba dan hasilnya adalah warna biru.
Wah, padahal kalau soal warna kesukaan, saya lebih suka warna ungu :D. Cocok dengan Pantone Color of the Year 2018, ultra violet. Namun setelah mencoba mengecek lebih jauh, saya menemukan bahwa penjelasan karakter warna seperti di atas ternyata punya landasan ilmiah, antara lain dari hasil studi Dr. Taylor Hartman. Kalau menurut beliau, pembagian warnanya memang hanya empat: putih yang melambangkan kedamaian, kuning yang menyimbolkan keceriaan, merah yang menunjukkan kekuatan, dan biru yang menggambarkan keintiman. Jika ingin mengetahui lebih jauh, bisa gunakan kata kunci Color Code Personality. Warna ungu itu sendiri kan memang perpaduan antara warna biru dan merah ya, jadi karakternya pun bisa mengambil dari kedua warna tersebut.
Selain ada hubungannya dengan karakter manusia, warna juga bisa memiliki efek dari kesan visual yang ditimbulkannya. Seperti warna biru yang dari hasil kuesioner di atas dikatakan bisa membuat orang-orang merasa nyaman memandangnya. Artinya, warna pun bisa memiliki efek terapi. Dengan memanfaatkan warna tertentu, suasana hati yang sedang kurang baik bisa di-boost agar lebih ceria dan bersemangat. Sebaliknya, perasaan kesal atau terburu-buru juga bisa ditenangkan dengan warna lainnya. Pastinya warna yang dipilih adalah yang punya efek positif, dan membuat kita lebih produktif. Bahkan jika efeknya membuat relaks pun, tujuan akhirnya pun tetap produktivitas usai mengambil jeda sejenak.
Terapi warna ini bisa diaplikasikan pada banyak hal. Jika memang merasa perlu mood booster di waktu-waktu tertentu, misalnya untuk proses kreatif atau mengusir rasa bete, tidak ada salahnya melakukan hal-hal berikut ini:
- Mengonsumsi makanan atau minuman dengan warna kesukaan. Ini sepertinya agak konyol ya :D, tapi minum taro milk, makan blueberry cheese cake atau olahan ubi ungu bisa berpengaruh untuk saya.
- Memakai outfit dengan warna favorit atau warna yang memancarkan kesan yang dikehendaki. Tidak harus head to toe, aksen kecil saja bisa memercikkan spirit. Bisa juga diterapkan dalam riasan wajah, walaupun saya juga belum pede sih pakai lipstik ungu
- Menerapkan permainan warna untuk ruangan dengan warna kesukaan atau warna yang punya efek mendukung tujuan yang hendak dicapai. Tak perlu sampai mengecat ulang total satu rumah, hanya dengan mengatur sudut ruang kerja, misalnya menambahkan wallpaper atau wall sticker sudah bisa mendorong semangat baru.
- Masih terkait dengan poin ketiga, aksesori atau pernak-pernik sederhana dengan warna incaran juga bisa ditambahkan pada koleksi kita.
Menambahkan benda-benda dengan warna khusus di sekitar kita tidak selamanya berarti membeli baru. Dengan modal pulasan cat misalnya, barang lama bisa didaur ulang dengan warna idaman. Asyiknya membuat kerajinan tangan daur ulang juga bisa menjadi sarana pelepas kejenuhan. Namun, kalaupun memang perlu membeli perlengkapan baru, sekali-sekali bolehlah. Anggap saja sebagai hadiah untuk diri sendiri. Yang jelas, jangan sampai melampaui anggaran keuangan kita, ya. Kecuali jika fee dari proyek yang sedang dikerjakan (dah diharapkan permainan warna itu bisa memacu produktivitas kita) benar-benar cukup besar untuk menutup pembelanjaan tersebut :D.
Berbelanja itu sendiri memang bagi sebagian orang menjadi ‘terapi’ tersendiri untuk mencerahkan suasana hati. Apalagi sudah banyak marketplace maupun e-commerce yang membuat belanja jadi praktis. Akan tetapi, jika sampai muncul efek samping seperti tabungan yang terkuras, kan malah rugi, ya. Maka, jangan lupa untuk senantiasa berhitung. Untuk urusan hitung-menghitung, saya sendiri masih memanfaatkan kalkulator terpisah ketimbang kalkulator di gawai walaupun biasanya aplikasinya sudah tersedia. Mengapa?
1. Saya bisa lebih fokus dan tidak tergoda membuka pop-up notifikasi di gawai.
2. Jika laman yang menampilkan data ada di gawai, maka lebih nyaman menggunakan alat penghitung terpisah agar tidak perlu berpindah-pindah aplikasi.
3. Sensasinya saat memencet-mencet tuts kalkulator secara manual itu beda, yaa, hehehe.
Serunya, sekarang ada “Colorful Calculator” dari Casio. Jika biasanya kalkulator tampil dengan warna klasik seperti hitam atau abu-abu, Casio menyediakan beragam pilihan warna. Tinggal pilih nih, ada pink muda (kode PK), merah (RD), biru (BU), biru muda (LB), hijau (GN), kuning kehijauan (YG), oranye (RG), putih (WE), atau ungu (PL) — seperti milik saya. Mau warna hitam (BK) yang terkesan konservatif juga ada, kok. Jadi Casio pun mendukung gaya pilihan kita melalui kampanye “CASIO My Style”. Ada dua pilihan nih yang tersedia, tipe mini desk atau tipe portable. Berikut ini spesifikasinya:
1. Mini desk
Tipe mini desk dengan kode MS ini menampilkan 12 digit. Ukurannya 149,5 x 105 x 22,8 mm, dengan berat 110 gram.
2. Portable
Tipe portable dengan kode SL ini menampilkan 10 digit. Ukurannya 118 x 70 x 8,4 mm, dengan berat 50 gram.
Kedua tipe tersebut punya fitur unggulan seperti:
1. pemakaian tenaga matahari jika cahaya yang diterima cukup, kemudian memanfaatkan tenaga baterai jika cahayanya tidak cukup. Jadi, bisa lebih ramah lingkungan juga karena mengurangi pembuangan baterai bekas pakai
2. penghitungan waktu (jam, menit, detik)
3. penghitungan pajak (tax calculation) dan potongan harga yang lebih mudah, termasuk tombol persentase yang mempercepat penghitungan
4. tampilan layar atau display yang lega, sehingga angka-angka juga terlihat lebih jelas
5. bisa sekaligus berfungsi sebagai mood booster, apalagi pekerjaan hitung-menghitung umumnya terkesan berat dan bikin pusing, ya.
Brand Casio yang berasal dari Jepang ini sudah sejak lama menjadi jaminan kualitas di bidang kalkulator maupun jam tangan digital (masih banyak produk lainnya sebetulnya, dari alat musik, mesin kasir, hingga proyektor). Masa sekolah, kuliah, hingga bekerja (yang kebetulan juga erat dengan bidang keuangan) saya akrab dengan kalkulator Casio. Produknya awet dan selalu ada inovasi baru yang memudahkan pengguna. Bahkan scientific calculator Casio yang dibelikan oleh mama waktu saya SMA dulu (alias 15 tahun yang lalu, duh ketahuan umurnya yaa :D) masih menemani suami saya dalam mengerjakan tugas-tugas kuliahnya saat ini, lho.
Jadi, tidak ada alasan untuk khawatir tentang mutu barang yang kita beli, apalagi tersedia garansi juga. Dengan catatan, belinya di tempat tepercaya, ya. Di Indonesia, authorized distributor untuk Casio ini adalah Sahabat Utama.
Tertarik untuk membeli juga? Atau mau melihat-lihat dulu? Bisa langsung ke laman MatahariMall berikut ini: https://www.mataharimall.com/p-9604/colorful-casio-calculator. Trus, ada voucher diskon 20% lho kalau belanja kalkulator Casio dengan promo code ini, nih: CASIOBLOGQE39. Produk berkualitas dengan harga lebih murah, sayang kalau dilewatkan, kan?
#CasioMyStyle