Libur Akhir Tahun di Depan Mata, ASUS Zenfone 9 Siap Rekam Momen Manisnya

Pagi tadi saya dan suami mengambil rapor anak-anak di sekolah. Pembagian rapor ini menandai berakhirnya semester ganjil tahun 2022. Alhamdulillah, nilai-nilai mereka termasuk bagus. Dari obrolan dengan para guru, masih terdapat beberapa aspek dalam diri anak-anak yang perlu ditingkatkan, salah satunya kepercayaan diri. Hasil diskusi ini lalu menjadi masukan juga bagi kami untuk lebih memotivasi anak-anak agar makin berani dalam mengungkapkan pendapat dan tampil di depan apabila memang diperlukan.

Rapor sudah diambil, artinya siap-siap liburan, nih. Penghujung semester ini bertepatan dengan pergantian tahun, yang bagi beberapa keluarga memang menjadi momen untuk berlibur bersama. Kami sendiri jarang secara khusus merencanakan liburan akhir tahun. Penyebabnya, justru pada bulan Desember inilah pekerjaan saya dan suami sedang padat-padatnya. Boro-boro mau cuti, bisa pulang tidak terlalu malam saja sudah sangat bersyukur.

Board game JUARA

Salah satu board game favorit anak-anak saat ini

Namun, tentu sayang juga kalau hari libur anak-anak tidak diisi dengan kegiatan yang seru. Apalagi setelah berkutat dengan Penilaian Akhir Semester di sekolah yang cukup menguras energi. Sejumlah kegiatan sudah saya siapkan untuk bisa dilakukan oleh anak-anak di rumah, dengan bantuan paket-paket kreativitas yang saya pesan. Ada kit melukis dengan kanvas sederhana, rangkaian percobaan sains yang dikaitkan dengan permainan anak-anak, seperangkat DIY membuat kertas daur ulang, board game, puzzle, juga pastinya banyak buku bacaan.

Continue reading

Tukoni Dorong UMKM Tangkas Bergerak Memangkas Jarak

Dalam pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pertengahan bulan November lalu, Presiden RI Joko Widodo antara lain mengungkapkan peran penting ekonomi digital. Digitalisasi di bidang ekonomi membuat sekat-sekat tempat dan waktu kian menipis, sehingga memungkinkan peluang pasar makin terbuka baik nasional maupun internasional. Pandemi Covid-19 memang menyisakan banyak dampak negatif di bidang kesehatan, kesejahteraan sosial, hingga perekonomian. Namun, pandemi justru memicu percepatan pengembangan ekonomi digital.

Akibat pembatasan aktivitas masyarakat untuk membantu mencegah penyebaran penyakit, makin banyak pelaku usaha yang melirik teknologi digital untuk memasarkan produknya. Sebab, menunggu pembeli datang langsung menjadi hal yang cenderung kecil kemungkinannya pada saat itu. Melalui media sosial maupun platform penjualan daring lainnya, kegiatan promosi sampai dengan transaksi penjualan dan pengiriman dapat difasilitasi. Laporan SEA e-Conomy oleh Google, Temasek, dan Bain & Company mengungkapkan bahwa 1 dari 3 pedagang digital di enam negara di Asia Tenggara percaya bahwa mereka dapat bertahan dari dampak pandemi Covid-19 karena menggunakan platform digital. Termasuk di Indonesia, 28% pedagang berpendapat bahwa mereka mustahil bertahan tanpa memanfaatkan digitalisasi.

Continue reading

Meriahnya Oreo 110th Birthday Celebration Bareng Keluarga

“Bun, Bunda besok masuk nggak?” Fahira bertanya. Maksudnya, apakah esok hari saya bekerja dari rumah atau berangkat ke kantor.

“Besok Bunda ke kantor, Dek. Kenapa?” Reaksi Fahira yang justru girang mendengar jawaban ini membuat saya heran. Biasanya, ia akan bilang, “Yaaah …” kalau saya menjawab demikian. Kenapa kali itu berbeda?

“Ada, deeeh,” Fahira masih senyum-senyum seperti menyembunyikan sesuatu.

Keesokan harinya, saya baru pulang dari kantor sehabis Isya. Sampai di rumah, Fahira dan kakaknya, Fathia, sudah menunggu. Dengan bersemangat, mereka menyambut saya dan suami, lalu menunggui kami makan sampai selesai.

“Bunda, Adek punya kejutan buat Bundaaa,” kata Fahira begitu saya selesai dengan urusan piring kotor.

“Kejutannya adalaaahh … ” Fathia berjalan mendekati lemari es.

“Iniii … Selamat ulang tahun yaa, Bunda,” seru Fahira sambil mengeluarkan sesuatu dari freezer.

Anak-anak menyodorkan cetakan es berisi popsicle kepada saya. Saya mencoba mengeluarkan satu, tampak es berwarna putih dengan lapisan warna cokelat di bagian ujungnya. 

Es Oreo

Ilustrasi Oreo Popsicle yang suka dibuat oleh anak-anak (yang di hari ultah saya nggak sempat difoto)

Continue reading

Belajar Jadi Blogger Yang Punya Visi di BloggerDay Bloggercrony Community

“Data doang nggak cukup. Kita butuh cinta untuk memajukan negeri ini.”

Hari MInggu, 27 Februari 2022 lalu adalah kali kedua saya mengikuti kegiatan #7thBloggercrony, perayaan ulang tahun Komunitas Bloggercrony Indonesia atau Bloggercrony Community (BCC). Ungkapan dari salah satu pembicara dalam acara tersebut, Mas Emte, benar-benar mengena buat saya. Ya, seorang blogger bisa ikut berpartisipasi dalam memajukan bangsa melalui kompetensi yang dimilikinya, yang biasanya berkisar seputar menulis. Jadi, kita bukan sekadar menulis, melainkan harus punya visi.

Ya, saya seorang blogger

Apa yang kita tulis, bagaimana kita menyajikan suatu gagasan, hingga bagaimana kita membawakan diri dapat berpengaruh pada tersampaikannya suatu pesan. Tentunya, pesan ini adalah pesan penuh cinta untuk negeri sesuai minat dan bidang kepedulian kita masing-masing. Tak melulu harus isu besar, bahkan lewat hal-hal yang sekilas remeh pun kita bisa berbagi nilai-nilai positif di blog. Kompetensi untuk dapat menjalankan peran ini harus terus diasah, selaras dengan semangat yang kerap digaungkan di BCC yaitu #ScaleUpYourSkill, belajar tanpa henti. Rasa cinta akan meringankan langkah kita dalam belajar dan berkarya meskipun ada rintangan menghadang.

Continue reading

Saat-saat di Rumah Makin Hangat dengan Vitalis Body Wash

Saat ini sudah sekitar sepekan saya dan suami menjalankan work from home atau WFH atas instruksi dari kantor kami masing-masing. Mati gaya? Enggak juga, sih. Boro-boro, malah. Banyak hal yang bisa dikerjakan di rumah. Ada pekerjaan kantor yang harus disetor, ada online meeting yang wajib diikuti, ada tugas sekolah anak-anak yang perlu direkam dan dilaporkan, belum lagi pernak-pernik rumah tangga seperti memasak dan mencuci yang juga butuh diselesaikan.

Bahkan di waktu yang tersisa pun, sayang rasanya kalau buat rebahan saja. Apalagi ketika hari libur. Berhubung ada rencana pindahan rumah, walaupun kemungkinan akan tertunda dengan adanya kejadian pandemi Covid-19 ini, saya dan keluarga pun mengisi hari libur dengan beres-beres. Kami menyortir barang-barang dan memasukkannya ke dalam kardus-kardus.

Lelah? Pastinya. Makanya kami juga tidak memaksakan diri kalau memang sudah capek. Dalam beres-beres pun, kami melakukan beberapa langkah agar kegiatan yang cukup memakan waktu ini tidak justru berbalik jadi bumerang. Misalnya:

Continue reading

Aktivitas Anak Padat? Dukung dengan Susu Yang Tepat

Liburan akhir tahun, ke mana aja, nih? Melihat-lihat feed di medsos, sepertinya pada seru liburan ke luar kota, yaa…. Deretan tanggal merah dan cuti bersama yang berbarengan dengan liburan anak sekolah memang pas untuk family getaway.

Namun karena beberapa alasan, bisa jadi traveling ke luar kota tidak memungkinkan. Saya dan suami misalnya, terikat kesibukan akhir tahun di kantor yang justru semakin meningkat menjelang pergantian kalender dari 2018 ke 2019.

Nah, liburan ‘di rumah saja’, kalau tidak direncanakan dengan tepat, bisa jadi akan berlalu begitu saja tanpa kesan dan makna. Aktivitas di rumah seperti memasak bersama atau membuat panggung boneka asyik juga, sih, tapi kalau cuaca sedang cerah, kan seru ya bisa bermain atau berolah raga outdoor. Berkegiatan di luar ruangan begini, bisa mendukung kesehatan mereka juga, lho…

Continue reading

Asyik Bermain dan Belajar dengan Kodomo Challenge

Kemarin siang, sebuah paket dari Kodomo Challenge tiba di rumah. Wah, ternyata paket edukasi untuk bulan Juli sudah datang! Padahal bulan Juni-nya kan belum habis, hehehe. Set toko roti lapis yang kami terima ini adalah paket pertama dari paket berlangganan yang akan dikirim setiap bulannya.

Karena Fahira sudah berusia lebih dari dua tahun, jadi saya memilih memesan paket Playgroup yang diperuntukkan bagi anak usia 2 s.d. 3 tahun. Untuk rentang usia ini, Kodomo Challenge menyiapkan paket untuk mengajak anak belajar mandiri dan menanamkan kebiasaan hidup yang baik. Dengan kosa kata yang rata-rata sudah mencapai lebih dari 600 kata, tentu anak usia ini makin jago berekspresi dan mengungkapkan perasaan maupun keingintahuan. Anak juga mulai lebih banyak bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, bukan hanya dengan keluarga inti. Pastinya perlu pendampingan dan stimulasi yang tepat dong ya. Bagi anak berumur 1-2 tahun, ada paket Toddler.

Berhubung Fathia sudah bisa membaca, jadinya dia bisa membimbing adiknya bermain juga. Misalnya dengan membacakan petunjuk permainan.

Continue reading

Warna dan Kepribadian Manusia, Memang Ada Hubungannya?

Zaman sekolah dulu, saya suka kuesioner tebak karakter yang ada di majalah. Dari pilihan-pilihan yang diambil, misalnya benda kesukaan atau tindakan yang dilakukan, hasilnya nanti akan mengarah ke kesimpulan mengenai karakter kita. Ketimbang ramalan bintang, kuesioner seperti ini lebih logis. Bahkan jika penyusunannya dilandasi oleh penelitian, hasilnya bisa lebih valid.

Bukan hanya zaman sekolah sih sebenarnya, sampai sekarang pun jika ada kuesioner atau kuis serupa, saya iseng mengisi. Proses mengenali diri sendiri bisa membuat kita terus berkembang, bukan? Karakter yang baik bisa kita pertahankan, sedangkan kekurangan kita bisa menjadi bahan introspeksi agar tidak sampai menimbulkan dampak negatif.

Salah satu situs yang menyediakan kuesioner semacam itu adalah http://www.knowyourcolor.id. Sesuai dengan nama yang dipakai, situs ini mengajak pengunjung untuk memilih jawaban dari serangkaian pertanyaan yang hasilnya adalah warna diri kita. Warna ini kemudian diterjemahkan ke dalam sejumlah sifat, kepribadian, dan kebiasaan seseorang. Saya mencoba dan hasilnya adalah warna biru.

Continue reading

Belajar agar Makin Cerdas dan Cantik lewat #BloggerMuslimahMeetUp

Kotak palet kosmetik telah terbuka di hadapan saya. Apron dan headband terpasang sudah. Saya menghela napas panjang. Akhirnya, setelah selama ini saya menghindari ikut kegiatan-kegiatan beauty class, sampai juga pada saat di mana saya tidak mungkin kabur. Bukan kabur karena serem ya, tapi merasa kikuk banget aja, hehehe. Coba, kalau tahapan materi yang diajarkan nggak maju-maju gara-gara saya seorang yang nggak kunjung benar menggerakkan aplikator misalnya, apa nggak malu-maluin? Berasa menghambat peserta lain dan menyusahkan pengajar, gitu. Padahal di sisi lain sebetulnya saya punya keinginan juga untuk bisa berdandan dengan baik dan benar. Dalam kesempatan istimewa, adakalanya kita dituntut untuk tidak tampil polosan ‘kan, ya.

Trus, kok bisa saya akhirnya mendaftarkan diri ikut acara beauty class?

Pertama, kegiatan yang saya peroleh informasinya dari Instagram ini tajuk utamanya adalah #BloggerMuslimatMeetUp, dan beauty class bukan satu-satunya agenda. Terus terang yang membuat saya tertarik ikutan adalah nama para pengisi acara, potensi ketemu para blogger muslimah yang selama ini saya amati saja kegiatannya melalui unggahan di dunia maya, plus lokasinya yang dekat dari rumah.

Kedua, mengingat pesertanya adalah para muslimah, saya jadi lebih percaya diri. Minimal, nggak bakal dikasih materi make up menyimpang dari syariat. Panitia pun pastinya sudah mengondisikan agar tidak ada lawan jenis berseliweran di lokasi saat kegiatan berlangsung. Berbeda halnya dengan beauty class cuma-cuma di tengah pusat perbelanjaan atau keramaian lainnya.

Lantas, bagaimana kesan-kesan saya setelah betulan memulaskan perona pipi, bedak, dan lipstik? Saya tuliskan belakangan yaa, biar lebih runut ceritanya. Jadi, Meet Up ini bukan sekadar ketemuan biasa, karena peserta juga diajak berpartisipasi aktif dalam Literacy Class dan Beauty Class.

Sebagaimana yang tertera di banner publikasi acara, kegiatan diselenggarakan pada hari Ahad tanggal 27 Agustus lalu di lantai 2 Nutrifood Inspiring Center, Apartemen Menteng Square, daerah Matraman, Jakarta Timur. Melihat rundown acara ternyata lumayan padat juga, karena acara dimulai dari pukul 09.00 dan baru usai kira-kira ketika azan Asar berkumandang.

Continue reading

Indahnya Berbagi dengan Para Nenek dan Kakek di Bulan Ramadhan

Sebuah undangan masuk ke grup whatsapp. Salah satu komunitas yang saya ikuti akan menyelenggarakan kegiatan buka puasa bersama sekaligus berbagi di sebuah panti werdha atau biasa disebut juga dengan panti jompo. Mau tak mau ingatan saya melayang ke sekitar sepuluh tahun yang lalu. Waktu itu milis sebuah majalah juga menggelar aksi sosial di panti werdha. Saya kira tempatnya sama, tetapi setelah dicek lagi ternyata berbeda, walaupun sama-sama di Jakarta Timur. Masih terbayang keceriaan para opa dan oma di panti werdha dulu ketika beberapa kawan mengajak beliau-beliau semua menyanyi bersama. Usai acara, sempat pula kami berkeliling sekilas, menengok sebagian penghuni yang tidak bisa beranjak keluar dari kamar dan bergabung di aula karena kondisi yang tidak memungkinkan.

Jika dulu acara bernuansa riang gembira, kali itu, tanggal 11 Juni, ketika saya, suami dan anak-anak tiba di lokasi, suasananya cenderung mellow. Maklum hari sudah beranjak menjelang senja, dan gerimis pun turun. Alih-alih menyanyi bersama, para peserta sedang menyimak tausiyah dari Coach Sulis. Saat kami mulai ikut mendengarkan, Coach sedang membahas sabar dan syukur sebagai penolong. Coach Sulis mengingatkan bahwa pada keadaan tinggal bersama teman-teman sebaya yang sama-sama sudah sepuh, konflik seringkali tidak bisa dihindarkan. Sebagian peserta ikut menanggapi dengan menceritakan pengalaman mereka. Ada yang adu mulut karena giliran ke kamar mandi, ada juga yang terlibat benturan fisik gara-gara ketidaksengajaan.

Continue reading