Tukoni Dorong UMKM Tangkas Bergerak Memangkas Jarak

Dalam pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pertengahan bulan November lalu, Presiden RI Joko Widodo antara lain mengungkapkan peran penting ekonomi digital. Digitalisasi di bidang ekonomi membuat sekat-sekat tempat dan waktu kian menipis, sehingga memungkinkan peluang pasar makin terbuka baik nasional maupun internasional. Pandemi Covid-19 memang menyisakan banyak dampak negatif di bidang kesehatan, kesejahteraan sosial, hingga perekonomian. Namun, pandemi justru memicu percepatan pengembangan ekonomi digital.

Akibat pembatasan aktivitas masyarakat untuk membantu mencegah penyebaran penyakit, makin banyak pelaku usaha yang melirik teknologi digital untuk memasarkan produknya. Sebab, menunggu pembeli datang langsung menjadi hal yang cenderung kecil kemungkinannya pada saat itu. Melalui media sosial maupun platform penjualan daring lainnya, kegiatan promosi sampai dengan transaksi penjualan dan pengiriman dapat difasilitasi. Laporan SEA e-Conomy oleh Google, Temasek, dan Bain & Company mengungkapkan bahwa 1 dari 3 pedagang digital di enam negara di Asia Tenggara percaya bahwa mereka dapat bertahan dari dampak pandemi Covid-19 karena menggunakan platform digital. Termasuk di Indonesia, 28% pedagang berpendapat bahwa mereka mustahil bertahan tanpa memanfaatkan digitalisasi.

Memang, tidak semua pelaku usaha langsung yakin untuk menggunakan cara ini. Masih ada yang ragu karena tidak terbiasa atau merasa kesulitan menggunakan media digital. Juga ada yang takut dengan kemungkinan kecurangan saat pembeli dan penjual tidak benar-benar berhadapan secara langsung.

Pemerintah telah berupaya mendorong pelaku UMKM untuk makin percaya diri merambah ranah digital, beriringan dengan bantuan-bantuan seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Pembiayaan Ultra Mikro (UMi) yang menyediakan pinjaman modal dengan bunga ringan. Sejumlah penggiat UMKM juga berinisiatif melahirkan inovasi-inovasi baru agar kemudahan yang ditawarkan oleh digitalisasi dapat dinikmati oleh para pelaku UMKM.

Eri Kuncoro dan Revo Suladasha misalnya. Berbekal pengalaman di bidang branding dan marketing, juga kedekatan dengan komunitas-komunitas pengusaha di Yogyakarta, kedua pemuda ini bergerak membangun gerakan Yuk Tukoni. Tuku dalam bahasa Jawa berarti “beli”, sehingga Yuk Tukoni dapat diartikan sebagai Ayo Dibeli.

Eri dan Revo membuat Tukoni sebagai marketplace bagi aneka makanan dan minuman khas Yogyakarta, tepatnya dimulai sejak bulan April 2020 yang masih terhitung sebagai masa awal pandemi. Mereka menggandeng nama-nama legendaris seperti Mangut Lele Mbah Marto Ijoyo, Jadah Tempe Mbah Carik, Sate Samirono, dan Mie Ayam Bu Tumini, selain juga beberapa merek baru.

“Kami menginkubasi agar UMKM hadir lebih baik, hadir lebih menarik, dan tentunya harus laku. Kalau zaman dulu istilahnya makelar, sekarang kita makelar 4.0 mungkin ya, karena basisnya tidak punya produk, tetapi kita bantu menjualkan,” cerita Eri pada sesi berbagi sebuah marketplace bulan Juni lalu.

Sesuai dengan motto Tukoni yaitu “Nikmati Kuliner Mudah dari Mana Saja”, beragam produk kuliner Yogyakarta diolah agar daya simpannya lebih lama dan memungkinkan untuk dikirimkan ke luar kota, misalnya dengan cara dibekukan. Makanan kering dan minuman dalam kemasan pun tersedia. 

Visi Tukoni adalah untuk menjadi “rumah”, saluran pemasaran, dan inkubator bagi produk-produk UMKM, terutama pengusaha makanan dan minuman di seluruh Indonesia, juga para food & beverages creator. Tukoni hadir dalam bentuk website tukoni.id dan Instagram @yuktukoni. Tidak ada aplikasi khusus, karena menurut para pendirinya akan terlalu lama jika harus membuatnya dulu. Sementara, UMKM yang terpuruk karena dampak pandemi perlu segera dibantu. Media sosial menjadi sarana pemasaran utama, khususnya Instagram dengan tampilannya yang cocok sebagai etalase visual yang menarik.

“Di online, fokusnya di visual, spesifikasi yang detail, dan layanan komunikasi yang baik. Perlu untuk membuat foto yang baik, juga admin untuk mendeskripsikan produk serta menjawab pertanyaan yang masuk,” tegas Eri. 

Instagram Tukoni Yogyakarta

Instagram Tukoni Yogyakarta

Eri dan Revo ingin agar pendapatan para mitra dapat bertambah, tentunya seiring juga dengan peningkatan kualitas dan nilai jual produknya. Mereka juga membantu dari segi desain kemasan produk supaya lebih menarik perhatian calon pembeli. Standar keamanan dan kebersihan diterapkan agar memberikan jaminan kepada pembeli atas mutu makanan dan minuman yang dijual, apalagi di tengah kekhawatiran akan higienitas produk pada masa pandemi.

Perjalanan Tukoni tak selamanya mulus. Ada tantangan-tantangan yang muncul, termasuk konflik dengan mitra. Meningkatnya minat pembeli pun ternyata tidak semuanya bisa dipenuhi karena keterbatasan kapasitas produksi dari mitra UMKM Tukoni.

Persoalan pengiriman produk dalam keadaan beku juga sempat menimbulkan keraguan mengenai apakah rasanya tetap terjaga. Apalagi bagi produk yang cita rasanya sudah dikenal oleh para pelanggan. Jangan sampai proses pengemasan dan distribusi justru berbuntut kekecewaan pembeli.

Tantangan seperti ini kemudian diatasi dengan komunikasi yang intens dan baik, serta kerelaan untuk meminta maaf. Tukoni pun memilih penyedia jasa logistik yang sanggup mengirimkan dalam jangka waktu sehari dan menyediakan penyimpanan khusus untuk makanan. Sebagai buahnya, kerja sama Tukoni dengan mitra pun bertambah erat. 

Kini, Tukoni telah memiliki mitra lebih dari 150 UMKM di Yogyakarta dan daerah sekitarnya. Produk-produk dalam naungan Tukoni bisa dikirim ke banyak daerah di Indonesia, seperti Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi, Bandung, Semarang, Solo, dan Bali.

Tak hanya melayani pembelian secara daring yang kemudian dikirimkan produknya, Tukoni juga menyediakan gerai luring bernama Pawon Bebarengan di Plaza Ambarukmo dan SPBU Timoho, Yogyakarta. Agar pembeli bisa melakukan one stop shopping, Tukoni juga membuat warehouse di mana produk-produk mereka berkumpul sehingga ongkos kirimnya kepada pembeli pun bisa lebih ekonomis.

Founders Tukoni

Kerja keras Eri dan Revo bukan hanya berhasil membantu menggerakkan kembali penjualan UMKM kuliner di Yogyakarta, melainkan juga membuahkan apresiasi dari ajang Semangat Astra Terpadu untuk (SATU) Indonesia saat usianya bahkan belum setahun, yaitu pada bulan November 2020. Mereka dipandang berhasil sebagai Pejuang Tanpa Pamrih di Masa Pandemi Covid-19.

Apresiasi SATU Indonesia Awards ini merupakan ajang tahunan yang secara rutin diberikan bagi generasi muda yang tak kenal lelah memberi manfaat bagi masyarakat, sebagai kontribusi Grup Astra untuk berperan aktif dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia melalui karsa, cipta, dan karya terpadu, lewat produk serta layanan yang unggul dan kontribusi sosial yang berkelanjutan.

Ke depannya, Eri dan Revo berharap dapat membuka toko juga di kota-kota besar lainnya di Indonesia. Pembuatan pabrik pengemasan juga ada dalam rencana mereka, agar produk dapat lebih tahan lama sekaligus tetap terjaga kualitasnya sesudah melalui proses pengiriman. 

Foto-foto: Instagram @yuktukoni

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s