“Bun, Bunda besok masuk nggak?” Fahira bertanya. Maksudnya, apakah esok hari saya bekerja dari rumah atau berangkat ke kantor.
“Besok Bunda ke kantor, Dek. Kenapa?” Reaksi Fahira yang justru girang mendengar jawaban ini membuat saya heran. Biasanya, ia akan bilang, “Yaaah …” kalau saya menjawab demikian. Kenapa kali itu berbeda?
“Ada, deeeh,” Fahira masih senyum-senyum seperti menyembunyikan sesuatu.
Keesokan harinya, saya baru pulang dari kantor sehabis Isya. Sampai di rumah, Fahira dan kakaknya, Fathia, sudah menunggu. Dengan bersemangat, mereka menyambut saya dan suami, lalu menunggui kami makan sampai selesai.
“Bunda, Adek punya kejutan buat Bundaaa,” kata Fahira begitu saya selesai dengan urusan piring kotor.
“Kejutannya adalaaahh … ” Fathia berjalan mendekati lemari es.
“Iniii … Selamat ulang tahun yaa, Bunda,” seru Fahira sambil mengeluarkan sesuatu dari freezer.
Anak-anak menyodorkan cetakan es berisi popsicle kepada saya. Saya mencoba mengeluarkan satu, tampak es berwarna putih dengan lapisan warna cokelat di bagian ujungnya.

Ilustrasi Oreo Popsicle yang suka dibuat oleh anak-anak (yang di hari ultah saya nggak sempat difoto)