Postingan yang terlambat ini sebetulnya. Berhubung akhir pekan kemarin belum sempat bongkar-bongkar arsip foto, jadilah baru masuk blog sekarang (dan berakibat lagi-lagi ambil sehari libur ODOP :D). Kunjungan ke Museum Sumpah Pemuda ini pun sebetulnya kami lakukan tahun lalu. Saat itu sedang ada renovasi sehingga bisa jadi beberapa bagian museum tidak sama lagi. Namun karena dulu juga belum sempat ditulis di sini, nggak apa-apa ya dipublikasikan sekarang catatannya, mumpung masih dalam suasana peringatannya juga tiga hari yang lalu.
Museum Sumpah Pemuda ini terletak di Jl. Kramat no. 106, tidak begitu jauh dari halte Transjakarta Pal Putih (arah ke Kwitang/Senen). Awalnya, gedung yang didirikan pada permulaan abad ke-20 ini adalah rumah tinggal milik Sie Kong Liang. Sejak tahun 1908, Gedung Kramat disewa oleh pelajar Stovia (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen, Sekolah Pendidikan Dokter Hindia) dan RHS (Rechts Hooge School) sebagai tempat tinggal dan belajar. Mereka yang pernah tinggal dalam gedung yang dulu dikenal dengan nama Commensalen Huis itu adalah Muhammad Yamin, Amir Sjarifoedin, Soerjadi (Surabaya), Soerjadi (Jakarta), Assaat, Abu Hanifah, Abas, Hidajat, Ferdinand Lumban Tobing, Soenarko, Koentjoro Poerbopranoto, Mohammad Amir, Roesmali, Mohammad Tamzil, Soemanang, Samboedjo Arif, Mokoginta, Hassan, dan Katjasungkana (sumber: website museum).