Bercak Oranye di Popok Bayi Bisa Jadi Tanda Kurang Minum

Salah satu alasan saya bertahan di beberapa grup parenting khususnya di Whatsapp adalah adanya kesempatan untuk memperbarui pengetahuan. Pengetahuan ini bisa di bidang pola asuh maupun kesehatan bayi dan anak. Apa yang dulu saya pahami saat masih memiliki bayi, bisa jadi berbeda dengan sekarang. Entah itu karena memang ada penelitian yang lebih baru, pembaruan rekomendasi karena perkembangan zaman, atau memang karena sumber bacaan dulu belum semudah sekarang aksesnya. Jangan sampai saya menyarankan sesuatu berdasarkan pengalaman atau wawasan terdahulu, kemudian malah menjerumuskan gara-gara ketertinggalan saya meng-update informasi, kan.

Salah satu topik yang dibahas oleh ibu-ibu di grup beberapa waktu yang lalu adalah soal bercak oranye pada popok bayi. Kalau yang ini, sepertinya setelah saya cari tahu di beberapa situs tepercaya dan juga menyimak pengalaman beberapa anggota lain, tidak ada update informasi signifikan dibandingkan dengan dulu. Cuma, saya jadi teringat pengalaman dulu, yang belum sempat didokumentasikan di blog ini. 

Continue reading

Ikhlaskan Kehilangan Buah Hati, Yakinlah Kita Tak Sendiri

Awal bulan Agustus selalu membawa kenangan tersendiri bagi keluarga kami. Apalagi tahun ini tepat satu dasawarsa sejak peristiwa tersebut berlalu.

Tahun 2010, sekitar empat tahun setelah menikah, untuk pertama kalinya saya mendapati dua garis merah pada alat uji kehamilan mandiri yang saya beli. Campur aduk rasanya, senang sekaligus deg-degan. Berhubung sudah menunggu lama, kami pun berupaya menjaga kehamilan ini sebaik-baiknya. Namun, Allah SWT punya rencana lain saat kandungan saya menginjak usia 9 pekan.

Keguguran

Gambar: 123rf

Continue reading

Atasi Problem Menyusui dengan Aman dan Nyaman

“Ma, bagaimana, sih, biar nanti pas lahiran ASI langsung keluar buat bayi?”

Pertanyaan di atas sering saya temukan di media sosial. Biasanya, sebagai tanggapan akan muncul saran-saran untuk membersihkan puting susu atau melakukan perawatan puting, merutinkan massage payudara, juga makan atau minum ramuan maupun menu tertentu yang dipercaya bisa memperderas produksi ASI dan lancar dalam menyusui bayi.

Pada dasarnya, melakukan upaya untuk memberikan yang terbaik bagi bayi kita sepertinya sudah menjadi naluri para mama. Mengantisipasi problem menyusui sedari dini pun perlu dilakukan. Namanya juga usaha, kan? Dan usaha itu ada bermacam-macam bentuknya. Ada yang nyaman dengan mengonsumsi makanan yang sudah dipercaya sejak dulu dapat meningkatkan produksi ASI, ada pula yang mempercayakan kualitas dan kuantitas ASI-nya pada ASI booster kekinian yang banyak berseliweran di media sosial. Tentunya, jangan lupakan untuk tetap selalu berkonsultasi kepada dokter, karena bagaimanapun kondisi masing-masing mama bisa berbeda.

Seperti bisa disimak dalam video berikut ini, para mama bercerita tentang cerita menyusui masing-masing. Ada yang mengalami puting rata, puting kroak, kurang ASI, hingga justru hiperlaktasi atau produksi ASI-nya terlalu berlebihan. Setiap mama punya tantangannya sendiri, dan akan menghadapinya dengan cara masing-masing pula. Semua pastinya untuk cinta kepada buah hati tersayang. Beda caranya, sama cintanya.

Hal lain yang tak kalah penting adalah mencari bekal ilmu. Ya, menyusui memang merupakan kegiatan yang sifatnya alamiah. Sudah dari sananya setiap mama dikaruniai dengan dua payudara untuk dapat meng-ASI-hi, dengan perkecualian beberapa mama yang memang mendapatkan tantangan secara khusus. Namun, menyusui tetap perlu keterampilan yang harus dipelajari.

Continue reading

Gendongan Hybrid, Apa Itu?

Hari ini di grup WhatsApp Jakarta Babywearers ada pembahasan singkat tentang jenis-jenis gendongan. Diawali dengan dikirimnya gambar berisi informasi dari AE Babywearers (komunitas lokal menggendong di Madiun dan sekitarnya), lalu pada tanya-tanya tentang easy wrap, hybrid wrap, dan stretchy wrap itu lebih jelasnya seperti apa, apakah bahannya sama atau berbeda.

Berhubung saya kadang baca-baca soal ini, maka jadilah saya urun rembuk, walaupun siapalah saya ini, ya *tutup muka*, ambil sertifikasi edukator atau konsultan menggendong saja tidak, hiks. Tapi tertarik aja, sih, mengemukakan apa yang saya pernah baca.

Jadi, bahas soal wrap dulu, nih. Kalau woven wrap (WW) sesuai namanya dibuat dengan cara di-weave alias ditenun dan kainnya cenderung lebih kokoh (tergantung gsm-nya, tapi bisa luwes juga, khususnya kalau sudah sering dipakai), stretchy wrap (SW) seperti namanya cenderung lebih lentur atau melar.

WW biasanya diproduksi dalam berbagai ukuran dengan penomoran sebagai pembedanya. Size WW apa yang hendak dipakai bisa disesuaikan dengan ukuran tubuh penggendong maupun yang digendong serta variasi teknik gendongan apa yang akan dipakai. Sedangkan SW hanya satu ukuran, meskipun standar panjangnya bisa berbeda-beda di setiap merek.

Continue reading

Seberapa Perlu Pemberian Air Putih untuk Bayi dan Anak? 

Secara umum, pasti kita sudah mengetahui betapa pentingnya air bagi makhluk hidup, tak terkecuali manusia. Ya, tubuh kita 60%-nya terdiri atas air. Cairan berperan penting dalam proses pencernaan, penyerapan, distribusi nutrisi, pertumbuhan sel, serta untuk menjaga suhu tubuh. Dengan asupan air yang cukup, ginjal dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Cairan juga membantu pencernaan dan proses pembuangan sisanya berjalan lancar.

Hal-hal di atas biasanya ditekankan bagi orang dewasa. Lantas, bagaimana dengan bayi dan anak?

Bayi pastinya juga memerlukan air, tetapi untuk usia 0-6 bulan, kebutuhan ini sudah terpenuhi dari ASI (yang >80%-nya adalah air) atau susu formula. Mengutip pernyataan WHO, bayi tidak perlu diberi tambahan air putih karena bisa ‘kenyang’ dan enggan menyusu. Frekuensi menyusu yang berkurang dapat berakibat menurunnya produksi ASI.

Lalu bagaimana dengan bayi yang lebih besar? Dimulainya masa MPASI mulai usia 6 bulan menandai berakhirnya masa ASI eksklusif. Apakah saat itu bayi sudah perlu diberi air putih? Ada yang menjawab perlu, bahkan mencantumkan hitung-hitungannya. Namun, ada pula yang menyatakan bahwa air putih untuk bayi usia 6-12 bulan sifatnya perkenalan saja. Air bisa membantu membersihkan mulut bayi dari MPASI, tetapi pemberiannya tidak perlu ditakar. Tentu saja, tetap perlu diperhatikan jangan sampai pemberian air putih ini mengenyangkan bayi, yang berakibat berkurangnya ruang untuk ASI dan MPASI. Artinya, pemberian air dengan tepat turut berperan menunjang terpenuhinya nutrisi di periode emas bayi dan anak. Kekurangan cairan pada bayi bisa berujung konstipasi yang membuat bayi tidak nyaman, termasuk jadi enggan menyusu atau makan. Padahal bayi butuh ASI dan MPASI untuk mendukung tumbuh kembangnya.

Continue reading

Ingin Menggendong dengan Aman dan Nyaman? Jangan Lupa Cek Hal Berikut Ini

“Gendongan saja, kok, ada komunitasnya segala?” barangkali itu pertanyaan dari beberapa orang saat menemukan aktivitas grup-grup menggendong berseliweran di dunia maya. Ya, urusan gendong-menggendong bayi dan anak acapkali dianggap sebagai sesuatu yang alamiah, bisa dikuasai dengan sendirinya. Kalaupun tidak kunjung bisa menggendong dengan jarik misalnya, masih banyak pilihan alat bantu gendong yang tersedia di pasaran.

Namun, ternyata banyak hal yang perlu dipelajari dan dicermati dalam menggendong bayi dan anak. Misalnya, jenis, bentuk, dan kualitas seperti apa yang harus dipenuhi oleh sebuah gendongan yang baik? Apakah gendongan yang dipakai sudah mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi? Apakah jahitan dan buckle-nya tidak mudah rusak?

Beberapa ketentuan yang kemudian saya temukan adalah sebagaimana dipaparkan dalam infografis di bawah ini:

Continue reading

Mengulik Fitrah Jasmani bersama dr. Piprim

Kemarin (26/11), saya ikut menyimak materi dalam kajian bulanan Majelis Dhuha Keluarga. Kami belum bisa rutin memang ikutan kajian yang tiap bulannya berfokus pada aspek yang berbeda-beda ini, padahal selalu ada ilmu baru yang bisa diserap dan diterapkan pada keluarga.

Kali ini yang diangkat adalah Fitrah Jasmani, dengan narasumber dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A.(K), dokter spesialis jantung anak yang juga Ketua Bidang Organisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Pusat dan pendiri Rumah Vaksinasi. Beliau cukup terkenal juga aktif mengedukasi tentang kesehatan di dunia maya.

Disampaikan oleh dr. Piprim, yang membedakan anak dengan orang dewasa adalah adanya konsep pertumbuhan dan perkembangan. Tumbuh adalah bertambah besarnya ukuran atau bertambahnya jumlah sel-sel tubuh, sedangkan berkembang adalah peningkatan kualitatif dari sel-sel tubuh itu.

 

Materi yang disampaikan oleh dr. Piprim banyak yang dinukil dari Buku Membumikan Harapan: Keluarga Islam Idaman tulisan Syaikh Abu Al Hamid Rabee’, ditambah dengan berbagi pengalaman beliau sebagai suami, ayah, maupun dokter anak. Seperti disebutkan oleh dr. Piprim, dalam konsep tumbuh kembang anak dikenal konsep asuh, asih, asah (stimulasi) agar tumbuh kembangnya optimal. Ketiganya tidak bisa dipisahkan, merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi.

Continue reading

Budaya Gendongan, Penuh dengan Filosofi

“Menarik bahwa pembicara pada seminar kali ini semuanya lelaki, padahal obrolan soal gendongan identik dengan ibu-ibu.” Lebih kurang demikianlah komentar yang saya dengar saat mengikuti Seminar Gendongan Asia di Museum Nasional kemarin. Saya sendiri duduk berkumpul dengan beberapa teman dari komunitas gendongan seperti Jakarta Babywearers dan Jabodetabek Menggendong. Meski tidak semuanya saling mengenal, sebagian juga belum pernah berinteraksi karena beda komunitas, tapi kami semua dipersatukan oleh minat yang sama pada soal gendong-menggendong bayi. Memang menarik jadinya kalau soal gendongan ini dieskplor dari sisi sejarah dan antropologi, mengingat selama ini obrolan grup maupun edukasi saat kami berkumpul bersama (kopdar) lebih berfokus pada teknik, keamanan dan kenyamanan, juga jenis-jenis gendongan. Maka publikasi pameran gendongan Asia yang diteruskan oleh salah satu anggota grup whatsapp disambut dengan rasa penasaran yang besar. Apalagi ada pula kegiatan seminar yang menyertainya.

Antropolog Dr. Tony Rudyansjah, M.M. yang menjadi pembicara pertama dalam kegiatan dengan tagline Fertil, Barakat, Ayom (Fertility, Blessings, and Protection) ini menyampaikan bahwa bahasan tentang gendongan agak terabaikan dalam antropologi, padahal menurutnya penting sekali.

“Gendongan bayi itu suatu hal yang sangat universal, ada di semua kebudayaan di dunia. Sama universalnya dengan upaya melindungi anak dari sinar matahari, serangga, binatang buas, jatuh, bahkan manusia lain,” sebut beliau. Gendongan juga membantu agar orang bisa bekerja, tangannya bebas beraktivitas tanpa direpotkan oleh anak.

Continue reading

Langkah-langkah Jitu Atasi Anak Demam

“Demam itu sebenarnya adalah sesuatu yang muncul karena alasan. Tidak mungkin tubuh kita memunculkan sesuatu yang tidak lazim kalau tidak ada alasan,” sebut dr. Apin.

Kalimat di atas bukan untuk pertama kalinya saya dengar atau baca. Dari Milis Sehat, milis tempat dr. Arifianto, Sp.A. dan rekan-rekan termasuk para senior beliau dan para orangtua (non-nakes) yang peduli kesehatan keluarga aktif berbagi, juga dari postingan dr. Apin dan kawan-kawan, saya banyak belajar mengenai hal-hal serupa. Sejumlah sesi Program Edukasi keSehatan Anak untuk orangTua (PESAT) yang diselenggarakan oleh para anggota milis (tahun ini adalah tahun penyelenggaraan yang ke-17 di Jakarta, belum terhitung yang di daerah lain) pun sudah saya ikuti, beberapa di antaranya diisi oleh dr. Apin.

Namun, kendati sudah belajar di sana-sini, keinginan untuk terus belajar membuat saya melangkahkan kaki ke stasiun untuk naik KRL menuju ke Depok pada tanggal 1 Oktober lalu. Tempat yang saya (bersama anak-anak dan pengasuh) tuju adalah Gramedia Depok, tidak jauh dari Stasiun Pondok Cina. Di sanalah diagendakan peluncuran buku Berteman dengan Demam yang ditulis oleh dr. Apin bersama dengan rekan sejawatnya sesama kontributor website Sehat (www.sehat.web.id), dr. Nurul Itqiyah Hariadi, FAAP. Pastinya bukan sekadar acara seremonial untuk menandai resminya buku tersebut beredar ya, tetapi ada pula sesi berbagi yang diisi oleh dr. Apin.

Continue reading

Aksesoris Amber, Benarkah Bermanfaat?

Namanya ibu-ibu, kalau mantau instagram selain buat cuci mata (atau ikutan kuis, hehehe) juga sering lihat-lihat akun selebgram atau influencer yang punya status ibu-ibu juga. Masing-masing selebgram punya gaya dan keunikannya sendiri, dan keunikan inilah yang umumnya bikin mereka jadi punya banyak pengikut. Akan tetapi ada masanya banyak selebgram/influencer yang pada waktu bersamaan atau berdekatan tampil memegang/membawa suatu produk yang serupa.

Sekali lagi, berhubung statusnya ibu-ibu, biasanya yang mirip-mirip ini adalah produk untuk anak atau terkait peran sebagai ibu. Mulai dari suplemen kesehatan, peralatan ASI dan MPASI, gendongan, kereta dorong, peralatan pengamanan, sampai pernak-pernik lainnya.

Bisa jadi kesamaan atau kemiripan produk ini karena mereka semua sama-sama sosok yang update tentang tren terkini dan tidak ingin ketinggalan mencoba. Atau kemungkinan lain, memang ada endorse dari produsen atau importir dalam rangka pengenalan produk (biasanya produk baru). Promosi oleh selebgram acapkali dianggap lebih ‘nyata’ atau ‘dekat’ oleh yang melihat, berbeda dengan iklan yang sengaja dibuat untuk ditayangkan di media massa.

Continue reading