Salah satu alasan saya bertahan di beberapa grup parenting khususnya di Whatsapp adalah adanya kesempatan untuk memperbarui pengetahuan. Pengetahuan ini bisa di bidang pola asuh maupun kesehatan bayi dan anak. Apa yang dulu saya pahami saat masih memiliki bayi, bisa jadi berbeda dengan sekarang. Entah itu karena memang ada penelitian yang lebih baru, pembaruan rekomendasi karena perkembangan zaman, atau memang karena sumber bacaan dulu belum semudah sekarang aksesnya. Jangan sampai saya menyarankan sesuatu berdasarkan pengalaman atau wawasan terdahulu, kemudian malah menjerumuskan gara-gara ketertinggalan saya meng-update informasi, kan.
Salah satu topik yang dibahas oleh ibu-ibu di grup beberapa waktu yang lalu adalah soal bercak oranye pada popok bayi. Kalau yang ini, sepertinya setelah saya cari tahu di beberapa situs tepercaya dan juga menyimak pengalaman beberapa anggota lain, tidak ada update informasi signifikan dibandingkan dengan dulu. Cuma, saya jadi teringat pengalaman dulu, yang belum sempat didokumentasikan di blog ini.
Bercak ini sekilas memang agak menyeramkan karena bisa disalahartikan (dan mungkin wajar juga dikhawatirkan) sebagai bercak darah. Saya pun demikian ketika menemukan bercak tersebut di popok bertahun-tahun yang lalu. Kalau sampai memang benar darah, kan, bisa jadi ada luka di alat kelamin atau saluran kemih bayi. Langsung terbayang, rentetan pemeriksaan dan penanganan yang harus dijalani.
Kala itu, selain melapor ke dokter langganan, saya pun mencari tahu lebih lanjut. Seingat saya, belum banyak situs dalam negeri yang menjelaskan hal ini. Saya pun mencoba meraba-raba dengan kata kunci berbahasa yang sekiranya cocok, dan menemukan bahwa secara medis noda tadi disebut dengan urate crystals.
Reaksi pertama saya adalah, urate? Ada hubungannya dengan asam urat, mungkin? Ternyata urate yang dimaksud ini adalah bentuk garam dari uric acid. Urate crystals ini merupakan kombinasi dari kalsium dan urate. dan substansi ini normal ditemukan dalam urin. Terdapat perbedaan yang signifikan antara metabolisme uric acid di ginjal orang dewasa dengan bayi dan anak. Urate crystals pada bayi umumnya tidaklah berbahaya.
Warnanya yang oranye mendekati merah bata membuat urate crystals ini juga lazim disebut dengan istilah brick stain. Sepengamatan saya, bercak mencurigakan ini memang juga bertekstur seperti ada bubuknya, jadi mirip dengan bubuk batu bata.
Seperti dijelaskan di Babycenter, setiap bayi bisa saja mengeluarkan noda urate crystals. Namun, urate crystal ini memang lebih sering ditemukan pada bayi yang kekurangan cairan. Maka dari itu, munculnya urate crystals umumnya terjadi pada minggu-minggu awal kehidupan bayi. Saat itu, kadang proses menyusui belum terlalu lancar sehingga kebutuhan minum ASI bayi kadang tidak terpenuhi secara optimal. Meminjam istilah Dokter Arifianto “Apin”, akibatnya, urin menjadi pekat, ditambah dengan kristal urat, yang ketika menempel ke diaper dan mengering menimbulkan serbuk berwarna merah bata.
Menurut penelitian, 22% bayi baru lahir dapat mengalami hal ini. Sebagai langkah awal, orang tua bisa meningkatkan asupan cairan (khususnya pemberian ASI pada bayi) sampai urate crystals ini berangsur tidak muncul lagi.
Oya, selain urate crystals, ada juga lho kemungkinan lain penyebab munculnya noda oranye pada popok bayi. Di antaranya bercak darah seperti menstruasi yang kadang ditemukan pada bayi perempuan yang baru lahir. Ini juga tergolong wajar, karena masih ada hormon ibu yang terbawa dalam tubuh bayi. Selain “haid”, hormon ibu juga bisa menyebabkan payudara bayi seperti terbentuk atau menonjol, yang nantinya juga akan “kempes” kembali dengan sendirinya.
Bisa jadi juga yang berwarna kemerahan ini memang pipis bayi, yang diakibatkan oleh konsumsi makanan berwarna serupa seperti bit dan buah naga. Warna ini juga bisa muncul karena minum obat seperti rifampicin (biasanya untuk pengobatan TB) ataupun multivitamin. Masih ada pula kondisi seperti hematuria, juga penyakit langka Lesch-Nyhan. Namun, tetap penyebab tersering adalah kurang minum tadi. Adapun infeksi saluran kemih (ISK) kecil kemungkinannya ditandai dengan bercak oranye tersebut, justru yang lebih khas adalah adanya demam tanpa gejala lainnya.
Kapan kita perlu ke dokter? Lagi-lagi mengutip dari Twitter dr. Apin, kita perlu memeriksakan bayi jika kristal urat ini muncul setiap kali pipis sampai berhari-hari kemudian. Nantinya akan dilakukan pemeriksaan urinalisis (air seni) lengkap di laboratorium, untuk memastikan apakah bercak tersebut murni kristal urat/oksalat atau yang lainnya, misalnya darah (hematuria/banyak eritrosit di urin).
Sumber: Babycenter, SAGE
Sumber gambar: freepik