Adaptasi Novel Balada si Roy oleh IDN Pictures Bakal Tayang Tahun Ini

Awal November lalu, grup pecinta film Indonesia yang saya ikuti di WhatsApp diramaikan oleh berita yang dibawa oleh salah seorang anggota. Melalui tautan ke post Instagram yang ia kirimkan, terungkap bahwa novel Balada si Roy akan segera diangkat ke layar lebar. Sebelumnya, memang sempat berseliweran kabar bahwa novel legendaris karya Gol A Gong (dulu dikenal dengan penulisan nama pena Gola Gong) ini akan difilmkan, tetapi belum ada kelanjutannya.

Saya pun mencermati takarir singkat yang menyertai post tadi. Tertulis di situ, rumah produksi yang akan menangani pembuatan film Balada si Roy ini adalah IDN Pictures. Jika selama ini saya akrab dengan portal IDN Media karena membaca artikel-artikel di dalamnya, ternyata ada bagian dari IDN yang khusus memproduksi film. Lebih tepatnya, Balada si Roy akan menjadi proyek film perdana IDN Pictures yang baru didirikan. Disebutkan pula di situ bahwa film ini siap dirilis pada tahun 2021, dengan sutradara Fajar Nugros yang ternyata didaulat pula mengepalai IDN Pictures bersama Susanti Dewi yang juga menjadi produser untuk film pertama ini.

Continue reading

Writober 10: Menarik Dua Garis Biru

Kontroversi terhadap film Dua Garis Biru ini justru membuat saya penasaran untuk menonton. Lebih tepatnya, sih, karena sebagian tokoh pendidikan maupun perfilman, juga situs-situs parenting ada yang mengeluarkan pembelaan terhadap film tersebut. Katanya, tonton dulu sebelum menarik kesimpulan dan menghakimi dari trailer saja. Maka berangkatlah saya ke bioskop yang masih menayangkan film ini di luar jam kerja, yang saat itu sudah semakin sedikit pilihannya.

Continue reading

Writober 9: Jelajah Luar Angkasa bersama Iqro: My Universe

Setelah sempat menonton film pertamanya dan saat itu gagal mengajak anak-anak nonton bareng, saya berniat untuk mengajak anak-anak nonton sekuelnya. Alhamdulillah malah bukan cuma dengan anak-anak, kami nonton bareng bersama guru-guru TK Fathia dulu, yang saat itu sebentar lagi juga akan menjadi guru TK Fahira, plus beberapa keluarga siswa lain.

Continue reading

Writober 7: Berbulan-bulan Belajar Mencintai Meski Terhalang Wedding Agreement

Masa awal pernikahan biasanya diistilahkan dengan bulan madu. Ada yang menyengaja pergi berdua saja ke tempat-tempat istimewa, ada pula yang meski tak mengkhususkan diri menyiapkan perjalanan khusus tetapi tetap memandang pekan-pekan pertama sebagai saat-saat terindah. Perubahan status setelah pernikahan disahkan menjadi babak baru dalam kehidupan, ketika segala kebaikan yang dilakukan berdua bisa berbuah pahala.

Continue reading

Writober 6: Mempertanyakan Ekspresi Pretty Boys

Awalnya saya kira film Pretty Boys adalah film komedi semata. Ada pula anggota salah satu grup yang saya ikuti yang langsung mencela begitu masuk kiriman potongan video promosi film ini yang menampilkan Vincent dan Desta dalam dandanan amat feminin. Yah, memang, kalau dalam Islam ada larangan berpakaian atau bergaya menyerupai lawan jenis, ya. Namun, saya memutuskan untuk mencari tahu lebih dulu, film tentang apakah ini? Ekspresi duo kocak ini di poster menimbulkan tanda tanya soalnya. Kenapa muka Vincent seperti datar cenderung ke lelah begitu? Kenapa Desta melakukan gestur membuka mata? “Buka mata” sering digunakan sebagai kiasan untuk membuka juga pikiran, hati, atau wawasan, atau dengan kata lain menjadi peduli. Kepedulian terhadap hal apakah yang diangkat dalam film ini?

Continue reading

Writober 5: Saat Manusia Menjadi Parasit

Takut. Itulah kesan pertama saya begitu melihat poster film Parasite ini. Kesannya suram, mungkin karena ada kaki dengan posisi yang cukup aneh di halaman berumput, yang bisa saja bagian tubuh dari seseorang yang sudah meninggal atau setidaknya kehilangan kesadaran. Mata para tokoh pun ditutup dengan ‘pita’ hitam bak sekawanan pelaku kriminal.

Continue reading

Writober 4: Twivortiare dan Kesempatan Kedua

Apa jadinya ketika sepasang suami istri memutuskan untuk berpisah kemudian menikah lagi? Ika Natassa menceritakan jatuh bangun perasaan kedua insan ini lewat tiga novel: Divortiare, Twivortiare, dan Twivortiare 2. Namun, untuk versi layar lebar, kisah Beno dan Alex diringkas dalam satu film yang mengambil judul buku kedua. Entah kalau nantinya ada rencana pembuatan sekuel, ya.

Continue reading

Writober 2: Perjuangan Mengendalikan Diri untuk 6,9 Detik Yang Berharga

“Di sini makanku diatur, Bu. Bosan! Menunya itu lagi itu lagi. Berat badannya dipantau terus.”

Kira-kira demikianlah keluhan Aries Susanti Rahayu, tokoh utama dalam film 6,9 Detik, yang menggambarkan betapa beratnya pemusatan latihan bagi para atlet. Angka 6,9 detik yang dijadikan judul film adalah catatan waktu yang diraih oleh Aries dalam Asian Games 2019 untuk cabang olahraga panjat tebing. Aries yang berasal dari keluarga dengan tingkat ekonomi di bawah rata-rata berhasil mempersembahkan dua medali emas dalam ajang kompetisi olahraga se-Asia itu. Perjuangannya sejak kecil memang begitu menginspirasi, hingga Lola Amaria tertarik mengangkat cerita hidup perempuan asal Grobogan ini ke layar lebar.

Continue reading