Writober 4: Twivortiare dan Kesempatan Kedua

Apa jadinya ketika sepasang suami istri memutuskan untuk berpisah kemudian menikah lagi? Ika Natassa menceritakan jatuh bangun perasaan kedua insan ini lewat tiga novel: Divortiare, Twivortiare, dan Twivortiare 2. Namun, untuk versi layar lebar, kisah Beno dan Alex diringkas dalam satu film yang mengambil judul buku kedua. Entah kalau nantinya ada rencana pembuatan sekuel, ya.

Berhubung untuk Writober ini saya berencana konsisten membahas film-film yang saya tonton tiga bulan belakangan, maka yang akan saya ulas di sini adalah versi film Twivortiare. Intinya, sih, saya senang karena kekecewaan saya terhadap film dari karya Ika Natassa sebelum ini, Antologi Rasa, terobati. Sebelumnya lagi, saya juga amat menikmati Critical Eleven. Mungkin karena faktor U, ya, sehingga saya merasa “apaan, sih?” menyimak cerita kegalauan cinta Keara dan para tokoh lainnya (yang kebanyakan masih lajang) dalam Antologi Rasa. Adapun Critical Eleven dan Twivortiare yang menyajikan drama rumah tangga terasa lebih ‘dekat’, meskipun untuk soal kehidupan nan mewah, sih, jauh, ya :D. Yang bikin saya tidak menyesal menonton Antologi Rasa adalah karena film tersebut mengenalkan saya pada Pijar, band asal Sumatra Utara yang lagu-lagunya digunakan sebagai pengiring film, bahkan satu lagu diberi judul yang sama dengan judul filmnya.

Novel-novel Ika Natassa sudah punya basis penggemar yang kuat, dan saya bisa memahami kebingungan bahkan kekesalan yang muncul ketika lagi-lagi Reza Rahadian ditunjuk sebagai pemeran utama pria. Yah, gimana, ya, penampilannya memang kuat, sih. Di sini Reza menjadi Beno. dokter penuh dedikasi yang amat sibuk dan tidak bisa seromantis keinginan istrinya. Raihaanun bermain cemerlang sebagai Alex, bankir sekaligus istri Beno yang tak kalah banyak tugasnya di kantor. Tatapan mata keduanya baik ketika tokoh yang diperankan masih berstatus bukan siapa-siapa (baru kenalan), pacar, suami istri, mantan pasangan, hingga menikah lagi ‘dapet banget’ menggambarkan renjana antara dua sosok manusia yang sesungguhnya saling mencintai. Termasuk ketika adegan bertengkar.

Saya sempat membaca beberapa ulasan film ini yang menyayangkan diangkatnya konflik yang berulang. Masalahnya terkesan sepele pula, jadi kesannya kurang dramatis untuk ukuran tayangan layar lebar. Memangnya pasangan ini tidak pernah belajar? Kan, sudah pernah ada pelajaran penting untuk mereka yang membuat keputusan berpisah itu diambil, lalu buat apa menikah lagi kalau ternyata marahannya karena itu lagi itu lagi? Menurut saya, yang namanya kehidupan pernikahan itu memang kadang-kadang konfliknya “itu-itu saja”. Serius, percayalah :D. Ada masalah yang memang sepertinya kecil, lalu ditahan-tahan atas nama toleransi dan cinta, menumpuk setiap hari lalu di kemudian hari ternyata menjadi bom waktu yang lantas meledak.

Justru di situlah film ini (dan bukunya) mengingatkan perlunya komunikasi yang baik. Karena renjana, hasrat, passion, atau apalah itu, itu saja tidak cukup. Belajar dari kesalahan pun tidak bisa selalu dilakukan dalam waktu sebentar. Namanya juga manusia. Seperti ditekankan pada dialog di awal film ketika pasangan ini berantem, “Ngomong sama ribut itu beda. Kita itu udah saling nyakitin hampir setiap hari.” kemudian disimpulkan pada bagian akhir, “Kamu berjuang sabar, aku berjuang belajar.”

Jelas, cinta seharusnya diwujudkan dalam bentuk kemauan untuk sama-sama belajar dan bersabar. Bukan semata masalah renjana dan keindahan penuh bunga. Agar kesempatan kedua atau kesempatan keberapa pun itu (bahkan termasuk kesempatan pertama) tak sia-sia.

Writober Rumah Belajar Menulis Ibu Profesional Jakarta hari keempat, tema “Renjana”.

#Writober #RBMIPJakarta #IbuProfesionalJakarta

One thought on “Writober 4: Twivortiare dan Kesempatan Kedua

  1. Pingback: Rekap Writober | Leila's Blog

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s