Writober 10: Menarik Dua Garis Biru

Kontroversi terhadap film Dua Garis Biru ini justru membuat saya penasaran untuk menonton. Lebih tepatnya, sih, karena sebagian tokoh pendidikan maupun perfilman, juga situs-situs parenting ada yang mengeluarkan pembelaan terhadap film tersebut. Katanya, tonton dulu sebelum menarik kesimpulan dan menghakimi dari trailer saja. Maka berangkatlah saya ke bioskop yang masih menayangkan film ini di luar jam kerja, yang saat itu sudah semakin sedikit pilihannya.

Sebagaimana yang saya baca di sejumlah ulasan, film ini sarat bahasa simbol. Sekali menemukan tulisan bahwa film ini menampilkam visualisasi yang mengandung lapisan makna lainnya, saya jadi penasaran, mencari satu-dua ulasan lainnya dan mencatat dalam hati agar tidak terlewat adegannya. Unsur kejutannya memang jadi berkurang saat menonton, tetapi masih tetap seru, kok. Jadilah saya kagum pada adegan stroberi, ondel-ondel, kerang, dan masih banyak lagi yang mungkin tidak saya amati dengan baik.

Unsur drama yang kadang memancing air mata berpadu dengan komedi yang seringkali menyentil. Dialog-dialognya juga menohok. Salah satu yang paling saya ingat adalah perkataan ibu Bima, “Seharusnya kita lebih sering ngobrol kayak gini ya, Bim….”

Ada pula adegan pertengkaran antara Dara dan papanya. Dalam adegan di depan pintu kamar ini Dara sempat membantah larangan papanya untuk bersuara tinggi, dengan membalas bahwa papa dan mama juga begitu. Papanya kemudian bilang bahwa jangan meniru papa dan mama, Dara harus jadi lebih baik. Yang sudah merasakan jadi orang tua pasti merasa related.

Bagian akhir film tidak sepenuhnya cocok dengan pandangan saya pribadi. Namun, tetap membangunkan kesadaran bahwa untuk kalangan tertentu tersedianya pilihan seperti itu memang wajar. Bagaimana dengan kalangan lain yang mungkin tidak seberuntung itu memiliki opsi yang lumayan terbuka? Mari berdoa dan berusaha, semoga kita cukup peka untuk menjadi sahabat bagi anak maupun memberikan perhatian untuk anak-anak di sekeliling kita khususnya, agar tak lagi terjadi peristiwa yang memancing timbulnya dua garis yang tak diharapkan. Caranya? Saya juga masih terus belajar, sih.

Writober Rumah Belajar Menulis Ibu Profesional Jakarta hari kesepuluh, tema “Garis”.

#Writober #RBMIPJakarta #IbuProfesionalJakarta

One thought on “Writober 10: Menarik Dua Garis Biru

  1. Pingback: Rekap Writober | Leila's Blog

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s