📚 Resume Kulwap Grup Arsitek Peradaban
🍓 Urgensi Mempelajari Sirah Nabawiyah dalam Pendidikan Anak
📅 30 Agustus 2017
🍓🍓🍓🍓
💕 Materi Kulwap Grup Arsitek Peradaban 💕
Urgensi Mempelajari Sirah Nabawiyah dalam Pendidikan Anak
Oleh: drg. Deasy Rosalina, MMedSc (curriculum vitae di bawah)
“Kami diajari Maghazi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam sebagaimana kami diajari surah dalam Al-Qur’an.” (Ali bin al-Husain w. 94H – Generasi Tabi’in)
Maghazi adalah salah satu aspek dalam Sirah Nabawiyyah yang terkait dengan peperangan.
Generasi sahabat memandang pelajaran Sirah sama pentingnya seperti pelajaran Al-Qur’an. Sebab Al-Qur’an sebagai sebagai firman Tuhan merupakan konsep dan dasar-dasar petunjuk hidup. Namun untuk masalah yang mendetail tidak diajarkan dalam Al-Qur’an. Oleh karena itu, Sirah Nabawiyyah-lah yang mendetailkan apa yang ada di Al-Qur’an. Sebab setiap nilai dalam Al-Qur’an dapat dilihat dari akhlak keseharian Rasulullah.
I.Sirah Nabawiyyah
Sirah Nabawiyyah berarti perjalanan hidup Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam selama menjalankan tugas kerasulan, yaitu menyampaikan dan mewujudkan risalah Islam di tengah kehidupan manusia.
Memahami Sirah Nabawiyah mencakup; masa pra Islam (Jahiliyah), masa dakwah, dan masa khilafah Nubuwah (Khilafah Rasyidah).
“Mendalami Sirah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam akan mendorong siapa pun kepada keniscayaan mengakui kebenaran Nabi dan bersaksi bahwa beliau benar-benar utusan Allah. Seandainya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam tidak memiliki satu pun mukjizat selain sirahnya, maka itu pun sudah cukup.” (Ibn Hazm al-Andalusi w. 456H)
II.Anasir Sirah Nabawiyyah
1.Syama’il: Segala hal yang terkait pribadi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam seperti fisik, penampilan, kebiasaan, dll
2.Maghazi: Segala yang yang terkait dengan kegiatan militer seperti perjalanan perang, pertempuran, strategi dan taktik perang, media dan opini, dll
3.Dala’il: Mukjizat dan segala kejadian luar biasa yang membuktikan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam sebagai Nabi dan utusan Allah
4.Khasha’ish: Segala hal yang terkait dengan keistimewaan yang hanya berlaku bagi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam dan tidak berlaku bagi umatnya
III.Keutamaan Mempelajari Sirah Nabawiyyah
1.Langkah awal dalam mencintai Allah dengan mengikuti Rasul-Nya
“Katakanlah (Muhammad), Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku , niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
[QS. Ali Imran: 31]
Menurut tafsir Ibnu Katsir, ayat ini turun ketika ada suatu kaum yang mengaku mencintai Allah. Lalu Allah menguji kaum itu dengan apa yang diturunkan dalam ayat ini. Ada sebuah syair Arab yang dikutip Ibnu Katsir, “Masalahnya itu bukan apakah kamu mencintai, tapi apakah kamu dicintai.” Dalam hubungan dengan Allah, pengakuan atau klaim itu tidak penting, yang terpenting adalah apakah Allah mencintai kamu. Allah mencintai kamu ketika kamu mengikuti Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam. Untuk mencintai Allah kita harus mengikuti Nabi, untuk mengikuti nabi kita harus mengenal dan mengetahui beliau. Kalau tidak mengenal, mana bisa mengikuti?
2.Sirah Nabawiyyah adalah sumber kedua dari syariat Islam
Perlu kita tahu, sumber kedua dalam syariat Islam dapat kita pahami dengan baik ketika kita telah mempelajari Sirah Nabawiyyah. Ada beberapa hal yang menjadi sumber syariat Islam. Yang pertama adalah Al-Qur’an. Dan yang kedua adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam. Sunnah sendiri berarti segala perkataan, perbuatan, dan ketetapan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam.
Maksud dari ketetapan di sini adalah perbuatan sahabat yang dipuji atau didiamkan dan tidak ditegur Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam karena beliau menyepakatinya. Tentu hal ini sangat erat kaitannya dengan kajian Sirah Nabawiyyah. Sehingga, sumber kedua hukum Islam tidak akan dipahami secara utuh kecuali dengan mempelajari Sirah Nabawiyyah.
Setelah mengetahui tingginya kedudukan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam dalam syariat Islam, dari sini pula kita menyadari posisi kajian Sirah Nabawiyyah sebagai jalan untuk memahami sunnah. Allah berfirman,
“Dan Kami turunkan kepadamu Al-Qur’an, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan.”
[QS. An-Nahl: 44]
Tanpa sirah dan sunnah, kita tidak akan mampu memahami Al-Qur’an. Mempelajari sirah bukanlah semata-mata bacaan ringan atau hiburan, tapi mempelajari sirah adalah mengkaji agama. Karena ia menjadi penunjang memahami sumber pokok dari syariat ini. Dengan mempelajari Sirah Nabawiyyah dan memahaminya dengan baik kita dapat mempraktikkan ubudiyah kepada Allah dengan cara benar.
3.Untuk menemukan Uswatun Hasanah
“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah.”
[QS. Al Ahzab: 21]
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam adalah manusia terbaik. Beliau juga penutup para nabi dan rasul serta yang terbaik di antara mereka. Tokoh yang satu ini adalah tokoh terbesar dalam sejarah manusia, dari manusia pertama, Adam, hingga kelak terjadinya kiamat.
Tokoh satu ini sangat layak untuk dipelajari perjalanan hidupnya. Banyak alasan mengapa perjalanan hidup (sirah) beliau layak dipelajari. Alasan yang paling utama tentu saja, karena beliau seorang rasul, utusan Rabb penguasa alam semesta. Jika Allah menghendaki, tentu Dia mampu berbicara kepada para hamba-Nya secara langsung. Namun Allah tidak menghendaki yang demikian, ia mengangkat seorang utusan yang menjadi perantara Dia dan hamba-hamba-Nya.
4.Sarana untuk mendapatkan peneguhan hati.
“Dan semua kisah rasul-rasul, Kami ceritakan kepadamu (Muhammad), agar dengan kisah itu Kami teguhkan hatimu, dan di dalamnya telah diberikan kepadamu (segala) kebenaran, nasihat, dan peringatan bagi orang yang beriman.”
[QS. Hud: 120]
Salah satu fungsi kisah yang dipelajari adalah untuk menjadi cermin bagi kita. Kita bisa berkaca sehingga mendapatkan satu kekuatan jiwa untuk lebih tegar dalam menghadapi berbagai macam tantangan kehidupan. Allah mengisahkan begitu banyak kisah rasul demi meneguhkan hati Muhammad, sedemikian pula kisah itu membawakan kebenaran juga nasihat, dan pengingat bagi orang-orang yang beriman. Seperti kata Ibnu Abbas (dalam bag. 1), bahwasanya di dalam Al Qur’an itu ada 6000 ayat yang berupa kisah menjadi sumber inspirasi kita.
“Inilah (Al Qur’an) suatu keterangan yang jelas untuk semua manusia, dan menjadi petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertaqwa.”
[QS. Ali Imran: 138]
5.Menemukan ibrah dari kisah-kisah terbaik
“Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang yang mempunyai akal. (Al Qur’an) itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu, dan (sebagai) petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.”
[QS. Yusuf: 111]
At Thabari dalam tafsirnya mengatakan bahwa, pada suatu ketika Rasulullah sedang duduk-duduk bersama para sahabat. Mereka (para sahabat) mengatakan bahwa, “Ya Rasulullah, berceritalah kepada kami.” Lalu turunlah surah Yusuf itu sehingga mereka mendapatkan penghiburan kisah Yusuf mulai dari mimpinya sampai menjadi Nabi Allah. Kalau kita mempelajari sirah, kita akan menemukan berbagai macam pelajaran.
IV.Cara Mengajarkan Sirah Nabawiyyah pada Anak
1.Orangtua harus mempelajari Sirah Nabawiyyah
Untuk bisa mengajarkan Sirah Nabawiyyah pada anak, orangtua tentunya mesti terlebih dahulu mengetahui sejarah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam. Awali bacaan orangtua dengan rujukan-rujukan yang membahas sirah secara kronologis seperti Rahiqul Makhtum. Setelah itu, bacalah rujukan-rujukan yang membahas mengenai fiqh sirah untuk bisa menemukan ibrah yang terserak dalam Sirah Nabawiyyah.
2.Sirah Nabawiyyah sebagai kisah pengantar tidur
Kisah atau cerita pengantar tidur sudah menjadi hal umum yang dilakukan orang tua. Bacakan sirah Nabawiyyah secara kronologis pada anak sebelum tidur dengan mimik dan intonasi yang menarik.
3.Bertahap dan Lakukan Pengulangan
Memahami sejarah hidup Rasulullah secara sekaligus tentu bukan hal yang mudah bagi anak-anak. Orangtua perlu mengatakan bahwa “cerita ini belum selesai, masih ada kelanjutannya.”
4.Dekatkan anak-anak dengan Sunnah Nabi
Agar anak-anak lebih bisa memahami hikmah yang terkandung dalam Sirah Nabawiyyah, maka penting bagi orang tua untuk ‘menunjukkan contoh kongkret’ dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana yang pernah diutarakan oleh Ustadz Herfi Ghulam Faizi, Lc:
1. Ketika engkau menyisir rambut putramu, maka sampaikan kabar padanya bahwa engkau melakukan itu karena Nabi bersabda, “Barangsiapa memiliki rambut maka hendaklah ia memuliakannya.”
2. Ketika engkau memberikan wewangian pada tubuh putramu, maka sampaikan padanya bahwa engkau melakukan itu karena mengikuti Nabi yang bersabda, “Dijadikan indah untukku dari dunia kalian parfum dan wanita. Dan dijadikan peyejuk mataku dalam shalat.”
3. Ketika engkau menghantar putramu ke sekolah, maka ingatkan ia akan sabda Nabi bahwa, “Barangsiapa meniti jalan untuk mencari ilmu maka Allah akan memudahkan jalan baginya ke surga.”
4. Ketika engkau tersenyum pada putramu, maka sampaikan sabda Nabi, “Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah.”
5. Ketika engkau memuji putramu, maka kabarkan padanya bahwa Nabi bersabda, “Dan kata-kata yang baik itu bernilai sedekah.”
6. Ketika engkau mengajaknya duduk di majelis yang di dalamnya ada orang-orang tua, maka ajari ia untuk menghormati orang yang lebih tua karena mengikuti Nabi yang bersabda, “Bukan golongan kami orang yang tidak menyayangi anak yang lebih muda dan tidak menghormati orang yang lebih tua.”
Demikianlah seharusnya orang tua mengaitkan perilaku mereka dan anak-anak dengan sunnah dan Sirah Nabawiyyah.
Wallahu’alam bishshawab
🍓 Tanya Jawab 🍓
1⃣ Assalamu’alaikum Bunda Deasy😊
Mulai usia berapa sebenarnya anak bisa dibacakan siroh Nabawiyyah? Oiya, boleh minta rekomendasi buku siroh nabi untuk anak 1,5 tahun dong Bunda. Terima kasih Bunda Deasy 🙏🏻
Hikma, Depok, AP3
📝 Wa’alaikumussalam warahmatullaah wabarakatuh, Bunda Hikma yang dirahmati Allah…
Layaknya buku-buku lain yang kita anggap penting untuk dibacakan pada anak, Sirah Nabawiyyah bisa kita bacakan sedini mungkin pada anak.
Saat umur dua tahun misalnya, saat anak biasanya sudah mulai paham akan bahasa Ibunya, SN bisa dibacakan.
Untuk anak 1,5 tahun, bisa siroh terbitan PQids, Bunda karena aspek visual anak masih dominan.
2⃣ Assalamualaikum. Saya mau tanya tentang sirah nabawiyyah dalam kehidupan yang sehari-hari ada yang pergi ke sekolah agar bisa menghantarkan ke surga, anak saya pernah bertanya ilmu yang seperti apa bisa menghantarkan ke surga, selain pelajaran agama islam seperti bahasa Indonesia, IPA, matematika, dll, bagaimana dia menghantarkan ke surga? Terima kasih atas jawabannya 😊.
Indah_Jogja_AP1
📝Wa’alaikumussalam warahmatullaah wabarakatuh,
Bismillaahirrahmanirrahiim…
Bunda Indah yang dirahmati Allah, penting bagi kita untuk senantiasa menanamkan keimanan pada anak-anak di tengah derasnya arus sekularisme dan hedonisme dewasa ini. Melalui Sirah Nabawiyyah, kita dituntut untuk senantiasa bisa menarik ibrah atau hikmah yang terkandung dalam setiap episode kehidupan Rasulullaah Shallallahu ‘alaihu Wasallam.
Dengan kemampuan ini pulalah, kita mesti bisa memasukkan pesan kepada anak-anak bahwa; dunia ini hanyalah penyampai akhirat. Artinya, segala aktivitas atau pekerjaan yang kita lakukan di dunia ini, meski tampaknya tidak memiliki dampak bagi kehidupan di akhirat, justru menjadi penentu posisi kita kelak; surga atau neraka.
Lantas, bagaimana ilmu-ilmu umum bisa menghantarkan ke surga? Katakanlah,
“Nak, ketika engkau belajar dengan sungguh-sungguh demi meraih cinta-Nya Allah, maka ilmu itu bisa memasukkanmu ke dalam surga.
Ketika engkau berambisi untuk mencapai prestasi di satu bidang ilmu umum semata karena ingin Allah ridha padamu, maka ilmu itu bisa memasukkanmu ke dalam surga.
In syaa Allah.
3⃣ Metode mengenalkan sirah pada anak yang fokusnya cuma beberapa menit bagaimana ya, Dok?
Yang sulung, Alhamdulillah bisa baca sendiri secara berurut, nah yang kedua nih… Tipenya kinestetik… Agak susah diem kalo lagi sesi bercerita.
Feli_ Purbalingga_ AP1
📝 Bismillaahirrahmanirrahiim…
Bunda Feni yang dirahmati Allah, sejatinya tidak ada anak-anak yang kadar kinestetiknya/visual/audionya 100%. Artinya, semua anak punya potensi untuk dapat metode pengajaran yang sama.
Mengapa terasa lebih susah? Karena bisa jadi, kita sebagai orangtua yang kurang memahami isi cerita itu sendiri. Untuk itu, di poin pertama mengenai cara mengajarkan Sirah Nabawiyyah yang saya paparkan dalam materi adalah; orangtua mesti memahami Sirah Nabawiyyah secara utuh. Karena Sirah Nabawiyyah bukan hanya babak demi babak kehidupan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam secara kronologis, tapi ada begitu banyak aspek turunan yang juga harus kita ketahui.
Sebagai contoh; cobalah selami fase ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam memutuskan untuk berdakwah di Thaif yang jaraknya kurang lebih 100 km dari Mekkah. Dengan ditemani oleh anak angkatnya, Zaid bin Haritsah, beliau berjalan kaki menuju Thaif dengan satu harapan bahwa dakwah Islam akan bisa diterima di kota tersebut. Namun, apa yang terjadi justru sebaliknya. Para pembesar Thaif dan penduduknya menolak mentah-mentah dakwah Islam. Rasulullaah Shallallahu ‘alaihi Wasallam kemudian mendapat perlakuan yang begitu buruk dari mereka; dicaci, dilempari batu hingga kaki beliau luka-luka. Dengan kondisi seperti ini, Malaikat Penjaga Gunung pun lantas menawarkan pada beliau untuk menghancurkan penduduk kota Thaif, tetapi beliau menolaknya.
Bayangkan. Bagaimana jika kita berada di posisi Rasulullaah? Sudahlah mendapat perlakuan yang begitu buruk. Tapi, begitu ada kesempatan untuk membalas dendam, tidak beliau manfaatkan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam justru mendoakan kebaikan bagi penduduk Thaif. Ma syaa Allah.
Rasakanlah Bunda. Berikan penekanan-penekanan pada intonasi saat Bunda bercerita. Biarkan diri dan anak-anak kita hanyut dalam episode demi episode kehidupan Rasulullah. Siapa dari kita yang tidak suka mendengarkan cerita? Maka sebaik-baik cerita ada pada cerita kehidupan Baginda Nabi. ✅
4⃣ Kira-kira adakah buku rekomendasi tentang sirah nabawiyah yang cocok untuk dibacakan pada anak?
Fitri_Yogya_AP1
📝 Bismillaahirrahmanirrahiim…
Bunda Fitri yang dirahmati Allah, Alhamdulillah saat ini ada banyak sekali buku-buku sirah yang bagus dibacakan untuk anak. Terbitan Sygma atau Perisai Qids cukup bagus untuk anak usia balita sampai usia tamyiz awal. Untuk anak tamyiz hingga beranjak baligh, buku sirah The Great Stories dari Maghfirah juga cukup representatif. ✅
5⃣Assalamualaikum bunda, saya Arum dari Solo.
Bun, bagaimana ya agar setiap membaca siroh terutama mengenai akhlak rosulullah, anak kita mampu mengaplikasikan akhlak mulia beliau dalam kesehariannya. Soalnya menjadi tantangan sekali saat membacakan suatu teladan namun anak-anak sulit menirunya dan mengaplikasikannya dalam keseharian mereka.
Terima kasih 😊
Arum_Solo_AP1
📝 Bismillaahirrahmanirrahiim…
Bunda Arum yang dirahmati Allah, penting bagi orangtua menjadi contoh dan teladan utama bagi anak. Ketika kita ingin anak-anak kita bisa mengaplikasikan akhlak mulia yang dimiliki oleh Rasulullaah Shallallahu ‘alaihi Wasallam, maka bermuhasabahlah, apakah kita sebagai orangtua sudah jua mengaplikasikannya?
Ketika Nabi selalu duduk saat minum, apakah kita sebagai orangtua sudah demikian adanya?
Ketika Nabi selalu berkata jujur, apakah kita sebagai orangtua sudah demikian adanya?
Ketika Nabi tidak pernah mencela makanan yang tidak disukai beliau, apakah kita sudah demikian adanya?
Mari, ibda bin nafsik, kita mulai dari diri sendiri, In syaa Allah. Dengan doa dan teladan, mudahan anak kita bisa mengamalkan sunnah-sunnah Nabinya. ✅
6⃣ Anak saya ketika diceritakan tentang Rasulullah biasa saja, tapi ketika diceritakan tentang Umar bin Khaththab sangat antusias dan minta diceritakan ulang-ulang. Sementara saya ingin anak saya LBH mencintai rosul nya dibanding sahabat Rosul, menurut bunda Deasy bagaimana?
Shinta_Tangerang_AP3
📝 Bismillaahirrahmanirrahiim…
Bunda Shinta yang dirahmati Allah. Rasulullah adalah guru bagi para sahabat beliau. Karenanya, tanamkan pada anak-anak bahwa kepribadian para sahabat, termasuk Umar, adalah jua hasil didikan dari Rasulullah.
Namun, mengapa Ananda lebih menyukai kisah Umar dibandingkan SN? Bisa jadi faktor utamanya karena kebanyakan kisah yang diangkat dalam kehidupan Umar adalah sisi-sisi heroiknya.
Lantas, bagaimana caranya agar kecintaan anak kepada Rasulullah lebih tinggi? Lagi-lagi kembali pada peran kita sebagai orangtua. Sudahkah kita memahami kronologis SN dan hikmah yang terserak di dalamnya? Ataukah kita hanya mengandalkan apa-apa yang tertulis di dalam buku tanpa mau menelaah lebih mendalam?
Sejatinya begitu banyak sisi-sisi kehidupan Rasulullah yang begitu menarik dan menggugah;
– Episode dakwah ke Thaif yang sudah saya sampaikan pada jawaban pertanyaan ke-3.
– Episode Perang Khandaq, di mana Rasulullah sebagai seorang pemimpin, yang harusnya bisa saja hanya bersantai dan berleha-leha, tetapi mau turut serta menggali parit
– Episode dakwah secara terang-terangan di mana beliau begitu sabar menghadapi intimidasi dari kaum kafir Quraisy, atau bahkan
– Episode hijrah ke Madinah di mana beliau bisa membuat pandangan orang-orang Quraisy tertutup, padahal beliau sedang melewati mereka
Ma syaa Allah. Mari Bunda, jadikan Sirah Nabawiyyah sebagai asupan keseharian kita. Cintai beliau yang sudah berkorban sedemikian rupa hingga kita bisa hidup dalam hidayah Allah. Semoga dengannya kita bisa mendekatkan diri dengan Rasulullaah Shallallahu ‘alaihi Wasallam di akhirat kelak, Aamiin.✅
7. Bunda, untuk mengenalkan ke anak tentang sirah nabawiyah yang orangtuanyapun awam tentang itu, bagaimana ya langkahnya?
Otomatis kan ortunya dahulu ya yang “belajar”, nah Bunda adakah referensi buku tentang sirah nabawiyah yang sebaiknya dibeli?
Atau tidak apa-apa pakai buku cerita yang mengandung suri tauladannya Rasul juga sahabat yang biasa diangkat dari Alquran?
Winda-cikarang-ap3
Bismillaahirrahmanirrahiim…
Bunda Winda Shalihah, benar sekali. Sebagaimana sudah saya cantumkan dalam materi bahwa penting bagi orangtua untuk memahami siroh terlebih dahulu sebelum mengenalkan pada anak. Setidaknya, sejarah hidup Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam secara kronologis sudah tergambar di otak orangtua. Jadi, jangan sampai kita sebagai orangtua tidak tahu mana peristiwa yang lebih dulu terjadi antara turunnya wahyu dengan terjadinya Perang Badar. Sebagai bahan bacaan awal, buku Sirah Nabawiyah Rahiqul Makhtum karya Syekh Mubarakfury bisa menjadi satu referensi. Adapun buku-buku cerita yang mengandung suri tauladan bisa saja dijadikan rujukan ketika susah ada ‘mapping‘ dalam kepala orangtua mengenai perjalanan hidup Rasulullah itu sendiri.
Mengenai pelajaran atau ibroh In syaa Allah bisa digali lebih mendalam dengan membaca buku-buku Fiqh Siroh karya Syekh Ramadhan al-Buthy atau Ali Ash-Shalabi.
🍓 Quotes
Bismillaahirrahmanirrahiim…
Bunda-Bunda AP shalihah, saya hanya hendak mengutip perkataan dari seorang sahabat, Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu;
“Barangsiapa ingin mengikuti sunnah, maka hendaklah ia mengikuti orang-orang yang telah meninggal dunia. Sebab, orang yang masih hidup tidak aman dari fitnah. Orang-orang yang telah meninggal itu adalah para sahabat Rasulullah. Mereka adalah umat ini yang paling utama, hatinya paling berbakti, ilmunya paling mendalam, bebannya paling sedikit, yang dipilih Allah sebagai pendamping Nabi-Nya dan untuk menegakkan agamanya. Kenalilah keutamaan mereka, ikutilah jejak mereka, pegangilah akhlak dan kehidupan mereka menurut kesanggupan kalian. Sesungguhnya mereka berada pada petunjuk yang lurus.”
Perkataan di atas selalu terngiang dalam benak saya bahwa ketika kita senantiasa ‘West-Minded’ saat mencari ilmu, kita kerap lupa bahwa gempita ilmu justru berasal dari Islam. Islam yang diajarkan oleh Rasulullaah Shallallahu ‘alaihi Wasallam.
Kita kerap abai pada Sirah Nabawiyyah karena menganggapnya sekadar sejarah belaka. Padahal, di dalamnya begitu banyak petunjuk bagi kita dalam menjalani kehidupan;
– Cara Rasulullah mendidik anak
– Menjadi suami seperti Nabi
– Cara Rasulullah menjadi guru
– Cara Rasulullah berdagang
dsb yang tiada terkira banyaknya
Karenanya, mari, kita luangkan waktu untuk mengkaji Sirah Nabawiyyah bersama keluarga. Jadinya SN sebagai panduan kedua setelah Al-Qur’an. Semoga dengan memperdalam siroh menjadi salah satu asbab Allah ridho pada kita sebagai ummat kekasih-Nya. Bayangkan saja, seorang Abu Lahab saja yang sudah dijamin masuk neraka mendapat keringanan siksa tiap hari Senin. Karena apa? Hari Senin adalah hari kelahiran Rasulullah. Dan Abu Lahab saat kelahiran keponakannya itu turut berbahagia saat mendengar kabar dari budaknya, Tsuwaibah. Bayangkan…sedikit saja berbahagia atas kelahiran Rasulullah sudah demikian besar balasan Allah. Bagaimana jika kecintaan pada beliau menghujam begitu dalam di hati?
Wassalamu’alaikum warahmatuaah wabarakatuh
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
FP FB: Komunitas Arsitek Peradaban
CURRICULUM VITAE
•Nama lengkap: Drg. Deasy Rosalina, MMedSc
•Domisili: Depok, Jawa Barat
•Status: Menikah, 5 anak (2 putra, 3 putri)
•Aktivitas:
🌹Ibu rumah tangga
🌹Praktik dokter gigi umum
🌹Mahasantri Akademi Siroh
🌹Mahasantri Akademi Keluarga
•FB/IG : Deasy Rosalina/ @drosalina
•Buku:
– Storycake Kekuatan Doa (Antologi), Gramedia, 2016
– Yogurt Terdahsyat Tumpas Penyakit, Rizky Mandiri, 2015
– Serunya Puasa di Luar Negeri (Antologi), Qibla 2014
– Detox Water, Kawan Pustaka, 2014
– Infused Water, Sahabat, 2014
– Best of Jeju, Elex Media, 2013
– Best of Seoul, 2013
– Storycake Living Abroad (Antologi), Gramedia, 2013
– Storycake Mompreneur (Antologi), Gramedia, 2013
– Hijab1st (Antologi), Qultum Media, 2013
– 25 Kisah, 16 Negara (Antologi), Gramedia, 2013
– A Cup of Tea: Menggapai Mimpi, Stiletto Books, 2012
•Riwayat pendidikan :
SMAN 78 Jakarta
S1 Fakultas Kedokteran Gigi UI 2001
Profesi Fakultas Kedokteran Gigi UI 2004
S2 Graduate School of Medicine, Yeungnam University, Korea 2008
•Riwayat pekerjaan :
– Puskesmas Waimital, Seram Bagian Barat, Maluku 2007-2008
– Sakura Dental Center 2006-2008
– Obesity-Diabetes Advanced Research Center, Graduate School of Medicine, Yeungnam University, 2008-2010
•Riwayat organisasi :
– Staf Humas BEM UI 2003-2004
– KaDiv Kajian Islam BPI FKG UI 2003-2004
– Ka Biro Kemahasiswaan Senat Mahasiswa FKG UI 2004-2005
– Ketua PPM IMUSKA 2012
• Pernah berkontribusi untuk Event:
– Narasumber ‘Muslim Traveler-Kehidupan Ibu Rumah Tangga Indonesia di Gyeongsan’ di NET TV, Juni 2014
– Narasumber ‘Cerita Perempuan-Tak Kenal Maka Ta’aruf’ di TRANS TV Juni 2016
– Narasumber ‘Silaturahim MABA FKG UI 2017-Generasi Muslim Terkini’ Agustus 2017