Cemilan Rabu Kelas Bunda Sayang Level 8: Mendidik Anak Cerdas Finansial

🍓🍎🍐 Cemilan Rabu #8.1 🥝🍉🥑 13 September 2017

⚖ Melatih Anak Berdagang ⚖

Perhatian Rasulullah dalam membentuk anak dalam hal sosial maupun ekonomi terlihat jelas dalam bimbingan beliau. Sebab kegiatan berdagang akan memberikan gerakan sosial kemasyarakatan yang kuat pada anak.

Manfaatnya bagi anak,
🌷Anak belajar berinteraksi dengan teman sebaya
🌷Membiasakan diri terus berkembang
🌷Memanfaatkan waktu untuk hal-hal berguna
🌷 Memperoleh kepercayaan diri
🌷 Belajar bersusah payah, terbiasa memberi dan menerima serta memahami kehidupan dengan baik dan benar.

Rasulullah bahkan mendoakan anak kecil agar Allah memberikan berkah dalam usahanya untuk berdagang. Abu Ya’la dan Tabrani meriwayatkan dari Amru Bin Hutais bahwa “Rasulullah melewati Abdullah Bin Ja’far yang ketika itu sedang melakukan transaksi jual beli dengan anak-anak yang lain. Lalu berdoa,

“Ya Allah, berkahilah transaksi jual belinya.”

Anak yang mulia ini adalah anak dari paman Rasulullah. Rasulullah tidak merasa malu, namun justru mendoakan keberkahan untuknya.

Salam Ibu Profesional,

Tim Fasilitator Kelas Bunda Sayang Nasional

 

📚Sumber bacaan:
(Cara Nabi Mendidik Anak, Muhammad Ibnu Abdul Hafidh Suwaid, 2013)

🌭🍟🍷 Cemilan Rabu #8.2 🍫🍨🍿

Melatih Anak Cerdas Finansial Sejak Dini Dapat Menjadi Bekal Yang Berharga di Masa Depannya

Di tengah arus kompleksitas perubahan zaman dan gemuruh publikasi korupsi negeri ini, orang tua dituntut lebih cerdas mendidik anaknya. Tentunya kita tidak sudi melihat anak tumbuh sebagai koruptor yang menyengsarakan.

Dari situ, selain membesarkan anak yang sehat secara fisik dan emosional, orang tua juga wajib mendidik anak secara benar.

Karena, mendidik anak bukan berarti mengabulkan setiap keinginannya. Tetapi, bagaimana orang tua mampu memberi teladan dan mengenalkan anak segala akhlak terpuji, terutama pengajaran kecerdasan finansial.

Maraknya lalu lintas rayuan iklan di segala media bisa mendikte anak menjadi pribadi yang konsumtif dan hedonis.

Namun, orang tua tak perlu khawatir, ketika anak sejak dini sudah dilatih kecerdasan finansialnya. Maka hasilnya, anak akan menjadi pribadi yang tangguh dan cermat dalam mengelola uang.

Di sinilah, peran orang tua sangat vital, mengingat “buah jatuh tak jauh dari pohonnya”, sehingga teladan orang tua menjadi pelajaran pertama bagi anak.

Hal ini terbukti efektif menciptakan perubahan perilaku anak-anak agar tak terlena dengan uang. Karena, mengajarkan anak tentang uang secara benar dapat membentuknya menjadi pribadi yang jujur, disiplin, bertanggung jawab, dan memiliki jiwa kewirausahaan.

Mulai dari cara mengenalkan uang, menabung, berhemat, dan mengajarkan bertanggung jawab dengan uang saku, dengan menggunakan panduan akan konsep spesifik (specific), terukur (measurable), dapat dicapai (attainable), realistis (realistic) dan berjangka waktu (time bound).

Perpaduan konsep itu akan meninggikan mentalitas dan spirit anak dalam mengelola uang demi hasilnya bagi masa depan.

Selain itu, Kak Seto dan Kak Lutfi memberi gambaran metode:
“10/10/10/70 (pay yours first).”

Arti angka tersebut menggambarkan besaran persentase pembagian dari total uang saku yang diperoleh anak.

Semisal, 10% untuk beramal (pay your soul first),
10% menabung (pay your safe first),
10% investasi (pay yourself first),
dan 70% untuk pengeluaran kebutuhan mendasar.

Lewat pelaksanaan konsep ini akan mendorong penguatan akhlak anak menyadari bahwa uang bukanlah alat tukar untuk membeli barang semata. Lebih dari itu, uang bisa dimanfaatkan sebagai relasi penguatan penenteram jiwa dan memiliki nilai spiritual ketika disedekahkan secara ikhlas.

Tim Fasilitator Kelas Bunda Sayang Nasional

📚Sumber bacaan:
Financial Parenting” penerbit Nourabooks, Jakarta.
Penulis: Kak Seto Mulyadi dan Kak Lutfi Trizki.

===================================================================================================

🍞🥖🧀 Cemilan Rabu #8.3 🍦🍪🍰 27 September 2017

Ajari Mengelola Keuangan untuk Anak Sejak Dini

💵 Mengelola keuangan untuk anak itu sangat penting sekali karena segala kebiasaan dan perilaku orang dewasa terbentuk di masa kanak-kanak. Termasuk masalah keuangan, banyak orang yang tidak dapat mengelola keuangan dengan baik bukan karena gajinya kecil tetapi karena memang sejak kecil tidak dibiasakan untuk mengelola uang dengan benar. Ayo jujur kalau saat ini kita punya masalah keuangan, itu terjadi karena memang gaji kita yang kecil atau ada cara mengelola keuangan kita yang kurang baik? Hehehe.

⏳Kapan anak dikenalkan dengan uang? Sejak usia dini yaitu usia 3 tahun seperti yang saya kutip dari Money As You Grow. Saat anak usia 3-5 tahun paling tidak anak sudah dikenalkan dengan mentalitas keuangan yang benar yaitu:

-Kita membutuhkan uang untuk membeli barang.
-Kita harus bekerja untuk menghasilkan uang.
-Kita harus menunggu sebelum bisa membeli sebuah barang.
-Bisa membedakan mana kebutuhan dan mana keinginan. ⚖

💰Ketika anak saya berusia 5 tahun, dia selalu menganggap enteng kalau mau membeli sesuatu misalkan mainan. Dia selalu berkata, papa kan punya uang, tinggal ambil di ATM. Dia belum tahu bagaimana uang kita bisa berada di ATM dan seolah-olah kita mau ambil uang berapa pun tersedia di ATM. Dia belum mengerti konsep kerja dan uang. Kemudian ketika anak saya diajak ke Kidz***a, di sana dia mulai sedikit belajar tentang uang. Untuk mendapatkan uang dia harus bekerja terlebih dahulu dan uang yang dia dapatkan baru dapat dia belikan makanan ataupun minuman. Sebuah cara edukasi keuangan untuk anak yang bagus menurut saya karena dibuat secara fun dan dalam suasana bermain. 👫

Banyak penelitian yang mengatakan bahwa anak yang mampu menunda kesenangan hidupnya jauh lebih baik ketika anak tersebut beranjak remaja dan dewasa. Penelitian ini yang dikaitkan dengan permen kesukaan anak-anak yaitu marshmallow. 🍡🍬

Artinya kemampuan seseorang untuk menunda kesenangan itu sangat penting dan sangat vital untuk mulai diajarkan dan ditanamkan pada anak sejak dini di usia 3-5 tahun. Tetapi kadang sangat disayangkan sebagai orang tua kadang kita tidak mengajarkan anak untuk menunda kesenangan, malah sebaliknya mempercepat kesenangan itu di dapatkan oleh anak. 🎯

Misalkan anak mau beli sepeda 🚴🏻, hari ini anak minta hari ini sepeda tersedia di rumah. Hari ini mau beli mainan, hari ini mainan tersedia di rumah. Jalan-jalan ke mall tunjuk mainan langsung beli mainan ⚽, tunjuk coklat langsung belikan coklat🍫, tunjuk es krim langsung belikan es krim🍦.

Sumber:
Andreas Hartono

www.mengelolakeuangan.com

Profil singkat:
Andreas Hartono
adalah seorang Mindset & Financial Motivator dan penulis 2 buah buku perencanaan keuangan “Nasibmu di Dompetmu” dan “Secangkir Cerdas Finansial”. Andreas Hartono telah memberikan training kepada ratusan perusahaan dengan puluhan ribu alumni.
🔗🔗🔗🔗🔗🔗🔗🔗

Tim Buku Fasilitator Bunda Sayang Nasional

==================================

🍇🍒Cemilan Rabu #8.4🍒🍇

4 Oktober 2017

Institut Ibu Profesional Jakarta pada tanggal 22 Agustus 2017 diundang untuk menghadiri peluncuran Gerakan Indonesia Cerdas Finansial Sebuah gerakan nasional yang didukung oleh OJK guna meningkatkan literasi keuangan masyarakat Indonesia. IIP diundang karena pelaksana menyadari peranan ibu penting dalam mendidik anak-anak cerdas finansial sejak usia dini.

Materi yang diberikan pada seminar tersebut dirasa pas dengan materi kita kali ini. Kami hadirkan resume seminar, semoga bermanfaat bagi teman-teman peserta kelas Bunda Sayang.

🍁☘🍁☘🍁☘🍁☘🍁☘

Kiat Merencanakan dan Mengelola Keuangan

Oleh bpk Eko P Pratomo

Perencanan keuangan penting dipahami setiap orang karena berdasarkan survey OJK, tingkat financial literacy Indonesia terendah dibandingkan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Rendahnya literasi keuangan ini tidak hanya berdampak pada keluarga namun juga berpotensi menyebabkan krisis ekonomi suatu negara. Misalnya saja rendahnya kesadaran menabung bisa menurunkan tingkat pembangunan nasional.

Berikut 9 kiat dalam merencanakan dan mengelola keuangan.

1⃣Pentingnya memiliki mimpi.

Setiap keluarga perlu punya impian. If you lose your dreams, you have lost your life. Maka milikilah impian untuk keluarga kita, misalnya pendidikan tinggi, rumah, dll.

2⃣ Buat Prioritas dalam Budget Rumah Tangga

Jika pendapatan adalah 100% maka 20% atau lebih dimasukan ke pos tabungan. 40 – 70% merupakan pengeluaran prioritas seperti biaya rumah tangga, pendidikan anak, kesehatan, sosial.

0 – 30% merupakan pengeluaran tambahan seperti hiburan atau liburan.

3⃣Miliki neraca keuangan keluarga.

Tiap keluarga perlu memahami kondisi keuangan keluarga, caranya dengan membuat data tertulis berapa aset atau kekayaan dan berapa kewajiban/utang.

4⃣Miliki dana darurat

Dana darurat adalah dana yang disiapkan stand-by untuk kondisi darurat misalnya saat kita kehilangan pendapatan, orang tua sakit, rumah bocor, dan lain lain yang bukan merupakan budget rutin.

5⃣Memiliki proteksi asuransi

6⃣Jika berutang maka perlu memiliki manajemen utang yang sehat. Seperti kesanggupan bayar maksimum 30% dari pendapatan. Jangan pernah berutang melebihi 30% ini. Kemudian perhatikan juga jangka waktunya sesuai penggunaan dana.

7⃣Hati-hati menggunakan kartu kredit

8⃣ Belajar untuk berinvestasi

9⃣ Selalu Bersyukur

Kuatkan mental merasa bersyukur atas apa yang sudah dimiliki dan perbanyak bersedekah.

Sebagai penutup, ada kalimat yang mengingatkan kita agar lebih meningkatkan kecerdasan finansial:

“Sejak kecil kita diajarkan sekolah dan bekerja untuk mencari uang, tapi kebanyakan dari kita tidak diajari bagaimana cara mengelola uang”

-Eko P Pratomo-
Materi ini disampaikan pada event Gerakan Indonesia Cerdas Finansial, tanggal 22 Agustus 2017 di Soehanna Hall, Energy Building. Bapak Eko P Pratomo adalah pendiri Syamsi Dhuha Foundation, sebuah lembaga finansial sosial untuk   penyandang lupus

Tim Buku Fasilitator Bunda Sayang Nasional

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s