Seberapa Perlu Pemberian Air Putih untuk Bayi dan Anak? 

Secara umum, pasti kita sudah mengetahui betapa pentingnya air bagi makhluk hidup, tak terkecuali manusia. Ya, tubuh kita 60%-nya terdiri atas air. Cairan berperan penting dalam proses pencernaan, penyerapan, distribusi nutrisi, pertumbuhan sel, serta untuk menjaga suhu tubuh. Dengan asupan air yang cukup, ginjal dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Cairan juga membantu pencernaan dan proses pembuangan sisanya berjalan lancar.

Hal-hal di atas biasanya ditekankan bagi orang dewasa. Lantas, bagaimana dengan bayi dan anak?

Bayi pastinya juga memerlukan air, tetapi untuk usia 0-6 bulan, kebutuhan ini sudah terpenuhi dari ASI (yang >80%-nya adalah air) atau susu formula. Mengutip pernyataan WHO, bayi tidak perlu diberi tambahan air putih karena bisa ‘kenyang’ dan enggan menyusu. Frekuensi menyusu yang berkurang dapat berakibat menurunnya produksi ASI.

Lalu bagaimana dengan bayi yang lebih besar? Dimulainya masa MPASI mulai usia 6 bulan menandai berakhirnya masa ASI eksklusif. Apakah saat itu bayi sudah perlu diberi air putih? Ada yang menjawab perlu, bahkan mencantumkan hitung-hitungannya. Namun, ada pula yang menyatakan bahwa air putih untuk bayi usia 6-12 bulan sifatnya perkenalan saja. Air bisa membantu membersihkan mulut bayi dari MPASI, tetapi pemberiannya tidak perlu ditakar. Tentu saja, tetap perlu diperhatikan jangan sampai pemberian air putih ini mengenyangkan bayi, yang berakibat berkurangnya ruang untuk ASI dan MPASI. Artinya, pemberian air dengan tepat turut berperan menunjang terpenuhinya nutrisi di periode emas bayi dan anak. Kekurangan cairan pada bayi bisa berujung konstipasi yang membuat bayi tidak nyaman, termasuk jadi enggan menyusu atau makan. Padahal bayi butuh ASI dan MPASI untuk mendukung tumbuh kembangnya.

Continue reading