Bermain Kubus untuk Perkembangan Anak

Beberapa waktu yang lalu saat kami mengikuti acara seminar awam tentang prematuritas di RS Evasari, dokter yang menjadi pembicara menyampaikan tentang balok-balok yang dapat digunakan sebagai alat pemantau perkembangan anak. Menurut beliau, pengecekan perkembangan anak di luar negeri sudah melibatkan penggunaan balok ini. Saya jadi ingat KPSP atau kuesioner praskrining perkembangan anak yang biasa digunakan untuk mengukur apakah perkembangan anak sudah sesuai dengan usianya atau belum. Balok ini disebutkan di beberapa bagian sbb:

Muncul di pertanyaan untuk usia 12 & 15 bulan: Tanpa bantuan, apakah anak dapat mempertemukan dua kubus kecil yang ia pegang? Kerincingan bertangkai dan tutup panel tidak ikut dinilai.

Muncul di pertanyaan untuk usia 21 & 24 bulan: Apakah anak dapat meletakkan satu kubus di atas kubus yang lain tanpa menjatuhkan kubus itu? Kubus yang digunakan ukuran 2.5-5.0 cm

Muncul di pertanyaan untuk usia 30 & 36 bulan: Dapatkah anak meletakkan 4 buah kubus satu persatu di atas kubus yang lain tanpa menjatuhkan kubus itu? Kubus yang digunakan ukuran 2.5 – 5 cm.

Muncul di pertanyaan untuk usia 42, 48, dan 54 bulan: Dapatkah anak meletakkan 8 buah kubus satu persatu di atas yang lain tanpa menjatuhkan kubus tersebut? Kubus yang digunakan ukuran 2.5 – 5 cm.

Selengkapnya bisa dilihat antara lain di

https://tumbuhkembang.info/alat/kuesioner-pra-skrining-perkembangan-kpsp/

PhotoGrid_1461513455766

Fathia dulu belum punya balok khusus untuk bermain di tahun pertamanya. Iseng, saya menggunakan toples mungil wadah bumbu untuk ‘tes’ ini, hehehe. Sekitar usia dua tahun ia bisa menumpuk 4 wadah bumbu. Sekarang, kami pakai balok yang dibeli dari Toko Mama Sekar (mba Evi Rismawati). Aslinya ini puzzle 6 in 1 sih, alias bisa disusun menjadi 6 gambar berbeda. Kebetulan ukurannya pas dengan yang disyaratkan dalam KPSP.

NYUSUN BUMBU

Manfaat balok-balok permainan ini sendiri bisa disebutkan sebagai berikut:

Orangtua dan guru perlu merancang lingkungan yang mendorong dan meningkatkan kemampuan anak dalam memecahkan masalah sejak usia dini (Rachel Keen, psikolog perkembangan, 2011).

Meski tak se-wah mainan robot yang bisa bergerak atau video game, balok-balok mainan cocok untuk mendukung tujuan di atas, termasuk membantu anak mengembangkan keterampilan motorik serta koordinasi tangan dan mata, skill spasial, kemampuan berpikir yang kreatif dan bervariasi, keterampilan sosial, serta keterampilan berbahasa. Anak juga bisa bermain peran atau ‘sandiwara’ dengan balok tersebut. Bahkan balok-balok ini sekaligus berpotensi melatih kemampuan matematika.  Bahasan selengkapnya di http://www.parentingscience.com/toy-blocks.html.

(Kalau yang ini Fathia berkreasi dengan Math Block)

IMG_20151122_155514

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s