Beberapa hari setelah idul fitri, sepupu yang sedang mudik (seperti juga saya) menyatakan keinginannya untuk mencicipi es krim Tentrem. Wah, saya jadi ikut kepengin. Yang saya dan mama tahu, es krim ini adanya di Plaza Singosaren lantai dasar, jadi meluncurlah kami ke sana. Dulu, kalau sedang ke Singosaren (yang terkenal karena ada Matahari-nya saat belum banyak department store di Solo), membeli es krim ini jadi semacam agenda khusus yang istimewa. Nggak sering sih memang, karena saya dan adik tidak dibiasakan jajan, bahkan di tempat yang punya nama macam itu.
Sampai ke Singosaren, ternyata gerai Tentrem di sana sudah digantikan oleh penjual ponsel (kalau tidak salah). Di Solo Grand Mall seingat saya ada kafenya, tapi membayangkan parkirnya jadi agak malas, waktu juga beranjak kian malam. Maka saya bertanya ke mbak-mbak yang ada di situ dan dijawab bahwa sudah pindah ke Ngarsopuran. Meluncurlan mobil yang dikemudikan adik saya ke sana, tepatnya Jl Brigjen Slamet Riyadi No. 132, Keprabon, Banjarsari, Surakarta. Langit mendung dan restoran New Es Krim Tentrem ini sebetulnya beberapa puluh menit lagi tutup (tertulis buka 09.00-21.00), tapi sudah kepalang tanggung.
Sekilas pandang saja, saya sudah kagum dengan interiornya yang natural-cantik. Ada hiasan tanaman buatan, sangkar-sangkar burung kosong, bingkai-bingkai antik, pernak-pernik dengan warna permen…. Konon restoran ini menyajikan 21 macam menu es krim, tapi keterbatasan waktu, kami hanya bisa memilih es krim contong (cone) dengan pilihan yang tersisa. Tak apalah, sekalian nostalgia. Saya memilih blueberry, suami saya pilihkan yang mocca, Fathia saya pesankan Oreo, sama dengan sepupu.
Wah, rasanya enaaakk… Secara tidak langsung saya membandingkan dengan es krim Ragusa dan Baltic Ice Cream di Jakarta yang perah saya makan, yah tekstur lembut dan rasa buahnya yang ‘dapet banget’ mirip-mirip lah, berhubung sama-sama homemade. Restoran atau cafe Tentrem yang ini baru dibuka pada 25 Juni 2016, pantas saja waktu terakhir kami jalan-jalan ke Ngarsapura Night Market (2014 saat hamil Fahira) rasanya kok belum ada. Rupanya ada juga restonya di Urip Sumoharjo, dekat Orion yang berarti dekat kantor mama juga (artinya harusnya cukup sering lewat kalau kebetulan ikut antar/jemput mama), tapi waktu itu tidak memperhatikan dan belum ada minat khusus coba-coba begini, hahaha. Es krim Tentrem sendiri sudah ada sejak tahun 1952, lho.
Es krim di bangunan berlantai dua ini sebagian besar (atau semua?) homemade alias buatan sendiri, bukan es krim pabrikan. Hasil browsing sih katanya ada nasi liwet dan gudeg Solo juga, tapi lagi-lagi karena waktunya mepet saya bahkan tidak sempat mengamati daftar menu. Sebetulnya kami masih tinggal agak lama sih sambil menghabiskan es krim masing-masing, tapi karena kami berdua harus bergantian menjaga Fahira yang penasaran dengan benda-benda baru di sekitarnya jadi ya begitulah, hehehe. Boro-boro mau foto-foto :D, padahal tata ruangnya instagrammable bangettt…
Beberapa sumber:
http://solo.tribunnews.com/2016/04/07/inilah-21-menu-es-krim-di-kafe-new-es-krim-tentrem-solo
https://m.solopos.com/kuliner-legendaris-es-krim-rasa-klasik-nuansa-kekinian-624156