Bloggercrony Ajak Tingkatkan Skill dan Jaga Profesionalisme

“Maka dari itu, kita perlu menyusun perencanaan konten dengan baik agar …..” Suara saya mendadak terhenti. Otak saya macet. Dengan gugup, saya memindahkan mikrofon ke tangan kiri. Agar apa, ya? Agar berhasil? Terlalu sederhana sepertinya. Agar banyak yang like dan comment? Entahlah, rasanya buntu. Saya menghela napas lalu memutuskan untuk langsung lanjut saja ke halaman berikutnya.

“Ya, itu tadi hal yang harus dilakukan ya, Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu. Berikutnya dalam perencanaan konten kita harus mengingat ….” Sesi saya teruskan dengan membacakan poin demi poin yang muncul di layar besar di sebelah.

berbicara di depan umum

Menjadi narasumber di acara kantor

Satu pekan terakhir ini sungguh tidak biasa bagi saya. Empat kali saya perlu tampil berbicara di depan umum, meskipun tiga di antaranya dilakukan secara daring. Saya, yang sebenarnya lebih suka mengungkapkan apa pun lewat tulisan, dari dulu selalu gemetar kalau sudah harus melakukan public speaking. Sebisa mungkin saya berusaha mengalihkan agar teman lain saja yang dijadikan pembicara, host, atau sejenisnya. Pada satu-satunya sesi luring dari empat acara seminggu ini, tepatnya yang baru saja berlangsung kemarin sore, kegugupan saya mencapai puncaknya sebagaimana saya ceritakan di atas. Apalagi audiens saya adalah para pejabat.

Saya jadi mengingat kembali paparan Bang Anwari Natari atau akrab disapa dengan Bang Away, pengawas Komunitas Bloggercrony Indonesia pada Kick Off Event #BloggerDay2023 tanggal 24 Februari lalu. Di situ, Bang Away mengingatkan perlunya seorang blogger atau penulis memiliki keterampilan public speaking.

Dari tahun ke tahun, topik dalam kegiatan-kegiatan sharing (biasa disebut dengan BloggerHangout) yang diadakan oleh Bloggercrony selalu menarik.  Komunitas Bloggercrony memfasilitasi blogger Indonesia mengembangkan kualitas dirinya, membangun jejaring positif, meningkatkan produktivitas dengan menciptakan tulisan/konten yang informatif, bermanfaat dan inspiratif, serta berdaya mandiri dan profesional. 
 
Tahun ini Bloggercrony Community mengangkat tema besar #SkillSetUp untuk meningkatkan kredibilitas, kepatuhan terhadap kode etik, dan profesionalitas blogger. Tema ini juga yang dibahas dalam #BloggerDay, selebrasi tahunan dalam rangka perayaan ulang tahun komunitas Bloggercrony Indonesia yang tahun ini menginjak usia ke-8. 
 
Kegiatan BloggerDay sekaligus menjadi wadah berkumpul anggota komunitas, memperkuat jejaring antar-anggota komunitas, menambah kompetensi diri, serta ajang apresiasi dari komunitas kepada anggotanya. Sebelum pandemi biasanya BloggerDay sekaligus menjadi ajang tatap muka para anggota yang berasal dari berbagai daerah (anggota Bloggercrony ada di lebih dari 25 kota di Indonesia, loh!), lalu sejak pandemi diadakan secara daring. Tahun ini untuk pertama kalinya acara BloggerDay ketujuh dalam rangka #8thBloggercrony diadakan secara hybrid. Ada kick off yang digelar daring dan ada juga Fun Camp tanggal 4 s.d. 5 Maret di Puncak Halimun Camp, Bogor.
 
Sayang sekali saya tidak dapat mengikuti Fun Camp karena ada acara sekolah anak-anak pada tanggal yang sama. Namun, saya bersyukur masih bisa bergabung dengan 100 peserta lainnya di acara kick off dan menyimak ilmu yang dibagikan oleh Bang Away maupun teman-teman blogger lainnya.
 
Kak Wardah Fajri atau Kak Wawa, salah satu founder Bloggercrony Community mengungkapkan bahwa komunitas ini dibangunnya tahun 2015 (salah satunya bersama suaminya, Kak Satto Raji) tanpa tujuan mengejar keuntungan. Dari awal, yang diperkuat oleh Bloggercrony adalah sisi edukasi atau pendidikan, literasi digital, dan literasi informasi.
 
“Itu dulu yang dikuatin, skill-nya dulu yang kita siapkan. Begitu teman-teman sudah siap, apa pun peluang dan kesempatan yang datang akan dengan mudah kita ambil dan maksimalkan potensi yang ada,” ungkap Kak Wawa dalam kegiatan Kick Off BloggerDay2023 yang didukung oleh Cera Production, Kausamesta, dan ICT Watch ini.
 
Karena itu, Kak Wawa bersegera mencari mentor. Bang Away yang disebut oleh Kak Wawa sebagai guru semasa masih menjadi wartawan di Kompas menurutnya adalah pilihan yang tepat. Dari yang semula menjadi mentor, Bang Away kemudian berkenan menjadi pengawas bagi Bloggercrony Community. 
 
Kak Wawa juga menggarisbawahi bahwa blogger bisa masuk pada berbagai kategori profesi, tetapi sebenarnya blogger itu sendiri merupakan sebuah profesi atau bukan, ya? Lalu, bagaimana blogger bisa profesional kalau kita sendiri belum memiliki standar etika maupun kecakapannya? KSA atau knowledge, skill, dan attitude merupakan satu paket yang perlu ada dan dapat dijadikan standar bagi seorang blogger menurut Kak Wawa.
 
Pernyataan Kak Wawa diamini oleh Bang Away yang juga dosen Bahasa Indonesia di Sekolah Tinggi Hukum Indonesia Jentera. 
 
“Setiap profesi, apa pun itu, perlu melangkah dengan tiga pilar ini: pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Seorang penulis perlu punya pengetahuan bagaimana merangkai judul yang menarik, menulis pembuka yang membuat orang ingin masuk, dan menyusun penutup yang membuat orang terkesan. Karena sebagus-bagusnya ide atau bahan, tanpa pengetahuan bahasa yang bagus maka tulisannya tidak akan mendapatkan impresi dari pembaca. Setelah punya pengetahuan ini, agar menjadi skill berarti harus terus dilatih dan konsisten. Dengan sering-sering berlatih maka pengetahuan ini bisa menjadi refleks bagi kita. Atau sebaliknya, blogger sudah punya keterampilan lalu memperkuat keterampilannya itu dengan pengetahuan. Adapun soal attitude saya yakin teman-teman sudah melakukannya meskipun kadang belum benar-benar menyadarinya,” terang Bang Away.
BloggerDay 2023

Sesi Bang Away dengan ditemani oleh Kak Wawa

 
Saat dulu mulai diminta mengajar, Bang Away pun berpikir skill set apa yang harus dimiliki.
 
“Ternyata public speaking itu perlu. Jangankan mengajar, menjadi reporter saja perlu keterampilan komunikasi interpersonal misalnya dalam teknik wawancara agar narasumber merasa nyaman sebelum kita bertanya lebih jauh,” kata Bang Away.
 
Keterampilan lainnya juga penting untuk dimiliki oleh blogger. Saya pun menyadari hal ini ketika bergabung dalam komunitas seperti Bloggercrony. Tulisan yang ada di blog perlu kita buatkan “etalase” di media sosial untuk menjangkau khalayak yang lebih luas lagi. Sementara, kini banyak platform media sosial yang berfokus pada konten visual. Artinya ketika mengunggah promosi tulisan blog kita ke media sosial, diperlukan ilustrasi visual yang menarik. Salah satunya bisa berupa foto.
 
“Kita juga perlu belajar memotret, minimal misalnya paham mengatur fokus supaya tidak asal foto,” jelas Bang Away. Namun, banyaknya keterampilan yang perlu dikuasai ini jangan sampai malah membuat kita pusing sendiri.
 
“Penting untuk tidak terlalu keras pada diri sendiri. Kita bisa memilah, misalnya sebulan fokus belajar memotret, pekan depannya belajar struktur tulisan yang bagus, sebulan belajar public speaking, lalu seminggu belajar desain. Lama-lama akan menjadi komplet tanpa kita harus merasa tersiksa. Yang penting harus ada progress, jangan sampai setahun nggak nambah skill set-nya. Dengan skill set yang bertambah maka kepercayaan diri makin tinggi dan kemungkinan besar produktivitas kita juga makin meningkat,” Bang Away mengingatkan.
 
Selanjutnya Bang Away juga memberikan sedikit penjelasan tentang ChatGPT yang ditanyakan oleh salah satu peserta Kick Off Event BloggerDay.
 
“ChatGPT tidak bisa disikapi lagi sebagai hal yang tabu. Justru perlu kita bicarakan bahwa keberadaannya memang adalah suatu keniscayaan yang bisa dilihat sebagai tantangan, tetapi bukan ancaman. ChatGPT hanya akan menjadi ancaman bagi orang yang tidak berinovasi atau tidak beradaptasi,” pungkas Bang Away. Ya, baru sesingkat itu penjelasannya, karena Bang Away akan memberikan materi lebih lanjut dalam Fun Camp. Sedih juga, semoga tahun depan saya bisa ikut kegiatan BloggerDay secara lebih komprehensif.
 
Saya jadi merenung, seperti pesan Bang Away, apa skill set yang mau saya kejar dalam waktu dekat? Memang dunia berkembang begitu pesat. Rasanya belum tuntas saya belajar desain sederhana agar bisa membuat microblog yang enak dilihat di Instagram, saat tiba-tiba tren Reels meledak. Saya jadi harus beralih memahami teknik merekam dan menyajikan video singkat yang menarik. Namun, kalau diambil pusing, malah jangan-jangan saya sudah takut duluan sebelum memulai.
Kaos Bloggercrony dari Cera Production

Saya dengan kaos BCC Squad Bloggercrony buatan Cera Production, di Lantai 24 Perpustakaan Nasional awal tahun ini

 
Mengingat saya juga makin sering diminta jadi narasumber atau moderator di kegiatan-kegiatan komunitas maupun kantor karena hobi dan profesi di bidang menulis, sepertinya belajar public speaking akan menjadi prioritas saya. Supaya tambah profesional juga, kan? Profesional di sini maksudnya sebagai blogger maupun sebagai pegawai.
 
Terlalu sering menolak kalau diminta menjadi pemateri, MC, atau moderator akan membuat saya tampak kurang profesional dan enggan menambah ilmu atau pengalaman. Apalagi beberapa teman di kantor sebenarnya termasuk piawai dalam hal ini, bahkan ada yang aktif di komunitas toastmasters maupun voiceover. Sayanya saja yang seringkali malu bertanya. Yah, malu bertanya sesat di jalan, kan? Atau bahkan, gara-gara malu bertanya jadi malu-maluin saat harus berada di depan (walaupun ini juga akan menjadi bagian dari proses pembelajaran). Semangat!
 
Yuk, sambil kunjungi juga akun media sosial Bloggercrony Indonesia di @bloggercrony.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s