Rokok, si Kebutuhan Pokok

garis kemiskinan I

Beberapa waktu yang lalu saya menyusun sebuah laporan dalam rangka pekerjaan, dan salah satu data yang harus saya kutip cukup membuat tercengang. Ternyata rokok adalah bahan pokok kedua penyumbang Garis Kemiskinan masyarakat terbesar, hanya kalah oleh beras. Pengeluaran untuk daging, susu, ikan kembung, dan telur berada di bawah rokok. Saya jadi ingat tulisan seorang dokter anak yang cukup populer karena rajin memberikan edukasi lewat media sosial, kata beliau rokok bisa menyebabkan anak jadi anemia. Pasalnya, uang yang seharusnya bisa digunakan untuk membeli daging merah (salah satu sumber zat besi yang paling mudah diserap) guna mencegah anemia malah dialokasikan untuk belanja rokok. (Masakan) dagingnya bisa untuk seisi rumah, pula. Tidak harus daging juga sebetulnya (yang harganya mungkin dianggap kemahalan), kalau dikonversi ke telur, ikan, sayur-sayuran, juga sudah lumayan, kan? Bandingkan dengan rokok yang hanya bisa ‘dinikmati’ oleh si pengisap, sedangkan penghuni rumah yang lain ‘menikmati’ efek sebagai perokok pasif bahkan bagi yang hanya menjadi third hand smoker.

BPS sendiri sudah memuat tulisan khusus mengenai hal ini. Tentu saja, ada yang membela dengan menyebutkan bahwa posisi itu diraih bukan karena segitu fanatiknya orang Indonesia pada rokok melainkan ada penyebab lain, tapi saya enggan mengutipnya di sini, dan saya tidak minta maaf untuk itu :D. Tapi saya masih tidak enggan mendoakan, semoga makin banyak yang menyadari dampak negatif rokok, dan berusaha menjauhinya.

(aslinya mau ditulis dekat-dekat Hari Anti Tembakau Internasional 31 Mei, tapi telat banget :D).

Tambahan:

Saat menyusun tugas tersebut saya juga sempat bertanya-tanya kenapa ada ikan kembung di situ. Kenapa bukan ikan lain? Saya tanyakan pada seorang kawan di BPS dan jawabannya seperti ini (sekaligus menjawab juga kenapa rokok bisa masuk penyumbang kemiskinan ya):

wp-1466632213626.jpegKarena ikan kembung termasuk dalam paket komoditas yang ada dalam diagram timbang. Penentuan satu komoditas masuk ke dalam paket komoditas berdasarkan hasil Survei Biaya Hidup (SBH). SBH merupakan survei dengan unit penelitiannya adalah rumah tangga. Pertanyaannya tentang konsumsi rumah tangga dan seluruh anggota rumah tangga. Satu responden dikunjungi selama 3 bulan berturut-turut untuk menjaring seluruh komoditas yang dikonsumsi. Dari seluruh komoditas yang dikonsumsi secara nasional, maka akan diurutkan berdasarkan bobotnya. Komoditas dengan bobot di atas 20% akan dimasukkan dalam paket komoditas tadi. Jadi, si kembung tadi merupakan komoditas dengan bobot besar karena dikonsumsi oleh sebagian besar rumah tangga di seluruh Indonesia, karena harga relatif stabil dan mudah diperoleh. Jadi kalau si kembung ini harganya naik, maka akan berpengaruh terhadap kemiskinan di Indonesia.

Oh ya, biasanya rokok dikonsumsi dengan alasan supaya nggak stres. Benarkah? Coba baca ini ya…
http://health.kompas.com/read/2015/02/28/161000223/Ternyata.Merokok.Tak.Hilangkan.Stres

“Apa yang dialami ketika kita menyalakan rokok adalah tanda awal dari gejala ketagihan. Dan, gejala-gejala itu sangat mirip dengan stres. Merokok akan menghilangkan gejala itu dan jika kita merasa lebih baik, sebenarnya itu adalah gejala awal ketagihan nikotin,” kata Mike Knapton dari British Heart Foundation.

Dengan kata lain, jika kita mengira merokok bisa mengendalikan stres, sebenarnya adalah rokok justru memperburuk.

Penelitian tersebut dilakukan tim dari University College London dan British Heart Foundation dengan melibatkan 6.500 orang berusia di atas 40 tahun. Diketahui bahwa lebih dari 18 persen perokok dalam studi tersebut melaporkan memiliki kecemasan dan depresi, dibandingkan dengan 10 persen pada nonperokok dan 11,3 persen pada mantan perokok.

“Rasa high yang kita dapatkan dari rokok tidak berguna karena justru merusak tubuh. Banyak cara lain untuk mengatasi stres, misalnya bicara dengan teman, berolahraga, atau memasak. Lakukan hobi yang disukai sehingga mood lebih baik,” kata Michael Roizen, pakar wellness dari Cleveland Clinic’s.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s