Cinta Sebening Embun, Pengingat untuk Berbakti pada Orangtua

Mengisi waktu minggu pagi, kami sekeluarga mengikuti kajian @pejuangsubuhid yang kali ini mengambil tema Cinta Sebening Embun. Dalam publikasinya, kajian yang diselenggarakan di aula kantor pusat Rabbani Jl. Pemuda Rawamangun ini disebutkan akan menekankan bahasan cinta kepada orangtua. Pembicara pertama adalah Hudzaifah Muhibullah, putra ustadz Taufik Ridho (Allahu yarham) yang menjadi salah satu contoh birrul walidain atau bakti kepada orangtua terkini. Mungkin sudah pada baca ya, cerita beliau yang hendak mendonorkan hati ke ayahanda tercinta, sepotong kisahnya sempat viral dan kisah lengkapnya antara lain bisa dibaca di sini http://www.portal-islam.id/2017/02/penuturan-seorang-bibi-12-jam-bersama.html?m=1.

Menurut Hudzaifah, kalau ditanya kenapa bisa begitu tegar dan kuat sewaktu mantap mengambil keputusan mendonorkan sebagian hati, kemudian juga ketika menerima kabar bahwa ternyata ayahnya berpulang terlebih dahulu sebelum hati sempat berpindah, ia juga tidak bisa berbagi tipsnya. Ujian tiap orang, katanya, berbeda. Doa dan perbuatan baik yang pernah dilakukan oleh seseorang sebelumnya bisa menjadi penguat diri dalam menghadapi ujian yang datang.

Menjawab pertanyaan ayah 2F, Hudzaifah yang berstatus mahasiswa HTW Berlin ini bercerita bahwa kenangan terindah menurutnya adalah bagaimana sang ayah selalu menyempatkan waktu untuk keluarga di tengah kesibukan berdakwah dan sebagai legislator. Kemudian wasiat yang diperoleh ketua FLP Jerman ini dari ustadz Taufik Ridho adalah agar tetap bertaqwa, ringan tangan membantu orang lain, serta wasiat betapa berharganya sahabat. Sang ayah juga sering memberi saran bagaimana menyesuaikan diri agar mudah berinteraksi dengan berbagai kalangan yang menjadi objek dakwah.

Ustadz Hilmi Firdausi memberikan tausiyah pada sesi Cinta Sebening Embun berikutnya. Beliau menuturkan bahwa berbakti pada orangtua levelnya di atas jihad. Dalam Q.S. Al Isra disebutkan wa bil walidaini ihsana. Berbuat baiklah pada kedua orangtua, di situ disebutkan dengan kata ihsana bukan khairana, karena ihsan lebih baik lagi daripada khair. Bahkan kata ihsan disejajarkan dengan iman. Adapun larangan berkata ‘ah’ pada orangtua maknanya bukan membantah terang-terangan, melainkan mengerjakan tetapi sambil mengeluh.

Kalau dalam ajaran parenting masa kini dikatakan orangtua menjadi teman bagi anak, kata Ustadz Hilmi sebetulnya kita sebagai anak tidak boleh memperlakukan orangtua seenak sendiri, misalnya dengan meninggikan suara. Sebab orangtua kita maqam/kedudukannya beda.

Banyak pernikahan yang gagal membuahkan ahlul jannah karena menjadikan jauh dari orangtua, hubungan dengan orangtua menjadi renggang. Orang yang terbaik memang yang paling baik pada keluarga, tetapi kunci surga tetap pada orangtua, terutama ibunya.

Kita bisa meneladani kisah Uwais Al-Qarni yang begitu berbakti pada ibunya, giat berlatih dengan menggendong unta naik bukit setiap hari (catatan: yang pernah saya baca dari sumber lain yaitu tulisan teh Tethy Ummuthoriq el Kanzo dalam bukunya 20 Kisah Sahabat dan Thabiin terbitan Qibla, yang digendong oleh Uwais untuk latihan adalah lembu) hingga diteriaki orang gila, agar kuat menggendong ibunda untuk haji dari Yaman hingga Makkah. Saat sampai di Makkah pun yang ia pintakan adalah doa untuk kebaikan ibunya bukan dirinya sendiri. Maka Rasulullah saw bersabda Uwais bukanlah penduduk bumi, ia penduduk langit.

Kalau kita merasa galau ketika karier tidak sukses, bisnis gagal, belum bertemu jodoh dst, cek lagi hubungan kita dengan orangtua. Selipkan tujuan kebaikan untuk orangtua saat kita berdoa misalkan terkait anak, nafkah, atau jodoh. Taati orangtua kita selama bukan untuk syirik. Bahkan ibadah sunnah kita pun, kalah derajatnya dibandingkan dengan perintah orangtua. Jadi kalau kita sholat dhuha dan ibu memanggil, batalkan untuk memenuhi panggilan beliau.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s