Bumil Jangan Garuk Perut, Hati-hati Stretch Mark!

Familiar dengan anjuran (lebih tepatnya larangan, sih) di atas? Cukup sering kalimat tersebut dilontarkan, biasanya jika ada bumil yang mengeluh gatal-gatal di kulit perut, baik meminta masukan maupun tidak. Umumnya, bumil diminta menahan diri supaya tidak menggaruk kulit perut yang terasa gatal itu, atau kalaupun mau garuk dibilang pakai pembatas seperti baju atau gunakan alat bantu seperti sisir. Tujuannya, agar bekas garukan tidak menjelma menjadi guratan lembah cekung panjang berwarna putih di kulit atau yang biasa disebut dengan istilah stretch mark.

Stretch mark ini sebenarnya bukan hanya rawan dialami oleh ibu hamil. Pada dasarnya orang yang berat badannya berubah secara drastis bisa mendapati keadaan tersebut di kulitnya. Lokasinya pun tidak melulu di perut, bisa saja pada kulit pinggul, paha, payudara, atau betis. Perubahan berat badan tersebut menyebabkan kulit meregang secara drastis dan meninggalkan bekas serupa garis yang tidak melulu berwarna putih. Ada stretchmark alba yang berwarna putih dan stretchmark rubra yang berwarna merah muda. Berikut saya kutip dari Kompas:

Proses terbentuknya gurat putih ini sebetulnya diawali dengan adanya timbunan lemak di bawah kulit. Seperti diketahui, sebagian besar tubuh perempuan dibentuk oleh lemak yang terkonsentrasi pada bagian-bagian tertentu. Nah, ketika berat badan bertambah drastis, lapisan dermis yang berada di atas lapisan lemak jadi teregang secara radikal.

Akibat terlalu dipaksakan melar, lapisan kulit yang mengandung banyak pembuluh darah dan sel kulit muda ini lalu menjadi pecah. Sehingga, akan memunculkan gurat-gurat berwarna keunguan yang diiringi rasa gatal. Warna ungu ini muncul sebagai akibat dari adanya aktivitas pigmen kulit melalui melanosit yang disebabkan robekan pada bagian dermis kulit.

Lama-kelamaan ia akan berubah warna menjadi putih, sebagai pertanda telah terbentuknya jaringan baru, yang memiliki warna berbeda dengan warna kulit aslinya. Selain masalah pertambahan berat badan, kurangnya elastisitas kulit juga memengaruhi kemungkinan terjadinya stretch mark. Sehingga, pada kondisi perempuan yang kurang asupan penunjang kolagen kulit dan dehidrasi, bisa semakin memperbesar kemungkinan dirinya mengalami stretch mark.

http://sains.kompas.com/read/2010/03/04/19452346/about.html

Nah, lalu apa betul stretch mark bisa dicegah dengan cara tidak menggaruk kulit perut? Ternyata tidak. Rasa gatal di perut bisa jadi merupakan reaksi saat kulit meregang akibat penambahan berat badan (selain kemungkinan lain seperti alergi). Mau digaruk ataupun tidak, jika memang sudah ada gejala stretch mark ya pada akhirnya akan tetap muncul. Tapi kalau mau mengurangi garuk-garuk perut sebisa mungkin ya gpp, karena kalau kelewat semangat garuk salah-salah malah lecet, yang berisiko meinggalkan bekas juga, belum lagi potensi infeksi kulit pada luka lecetnya.

Rasa gatal pada permukaan kulit perut sebenarnya adalah awal gejala timbulnya strechmark, bukan sebaliknya bahwa akibat digaruk pada perut saat hamil maka timbul stretchmark. Namun tidak semua gejala gatal pada permukaan kulit tanda stretchmark, kondisi alergi dan kelembapan permukaan kulit akibat keringat juga menjadi pemicu gatal pada ibu hamil.

Keadaan stretchmark pada kehamilan itu sendiri lebih banyak dipengaruhi oleh perubahan kondisi hormon kehamilan  dan peregangan dinding perut yang berlebihan. Himbauan untuk tidak menggaruk daerah perut lebih pada tujuan menghindari luka lecet dan infeksi pada kulit bukan untuk mencegah timbulnya stretchmark.

http://health.kompas.com/read/2012/09/26/11462261/Tak.Perlu.Resah.Karena..Stretchmark.

Trus, gimana dong caranya biar stretch mark tidak mampir?

Cara alami adalah dengan rajin mengoleskan minyak zaitun, minyak biji bunga matahari dan pelembab non-alergenik yang aman seusai mandi. Konsumsi makanan yang cukup mengandung vitamin A, C, dan E agar kulit tetap segar, penuhi kebutuhan protein terutama albumin yang cukup agar kolagen kulit terjaga selama hamil.  Contoh menu yang cukup banyak mengandung albumin adalah putih telur dan ikan gabus. Buah-buahan segar untuk sumber vitamin alami seperti jeruk, stroberi, tomat dan sebagainya. Cukupi kebutuhan minum air putih agar kulit tetap segar dan elastis.

Bagi perempuan yang tidak hamil sebaiknya mencegah terjadinya obesitas atau pertambahan berat badan secara mendadak dan meningkatkan pola hidup sehat dengan mengatur kembali jadwal olahraga fisik. Perhatikan pola makan dengan rajin mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung vitamin A, C, dan E.

Gunakan pelembap kulit yang aman pada tubuh. Sedapat mungkin tidak menggunakan obat-obat yang mengandung steroid dalam jangka waktu lama. Tindakan lebih lanjut untuk mengatasi strechmark dapat dilakukan dengan teknik microdermabrasi, chemical peeling laser, dan operasi oleh dokter spesialis kulit. Tindakan ini tidak perlu bagi ibu yang sedang hamil agar menjaga kehamilan aman. Tidak perlu resah dan minder dengan  timbulnya stretchmark, perbaiki kembali rasa percaya diri menjadi perempuan dan juga sebagai calon ibu dengan bersyukur atas kehamilan yang sehat. Terima perubahan tubuh  sebagai anugerah terindah agar dapat melewati masa-masa paling membahagiakan.

Dari yang saya baca di beberapa grup, ada yang menyatakan dia punya turunan stretch mark, terbukti dari ibu dan kakak perempuannya yang mengalami hal serupa. Apa iya potensi stretch mark diturunkan?

Meski demikian, ternyata ada juga pengaruh faktor genetik dalam terjadinya stretch mark. Menurut riset yang dimuat dalam Journal of Investigative Dermatology, wanita yang mengalami mutasi gen tertentu lebih beresiko memiliki guratan putih ini.

“Walau peregangan berlebihan pada kulit bisa memicu stretch mark, tapi pada orang tertentu yang punya faktor gen tadi lebih rentan mengalaminya,” kata Joyce Tung, Ph.D, peneliti.

http://female.kompas.com/read/2013/09/20/0945045/.Stretch.Mark.Si.Pengganggu.Kulit

Di pasaran banyak beredar produk yang mengklaim bisa mencegah atau menghilangkan stretch mark yang telanjur ada. Benarkah produk-produk tersebut ampuh, dan jika iya, mana yang paling oke?

Profesor Frank Wang dari Michigan University menyarankan para wanita untuk tidak percaya pada iklan krim dan salep yang menjanjikan bisa mencegah atau mengurangi stretchmark. Para ahli dermatologi sendiri masih belajar tentang faktor apa saja yang bisa menyebabkan stretchmark selain peregangan kulit.

Wang mengatakan, “Sebagian besar produk yang ada tidak didasarkan pada penelitian ilmiah yang kuat. Sangat sedikit sekali, bahkan tidak ada produk yang mampu mencegah atau memperbaiki stretchmark.”

Dalam studi pertama yang telah diterbitkan dalam British Journal of Dermatology, Wang dan rekan-rekan peneliti telah menyelidiki apa saja yang bisa menyebabkan stretchmark pada tingkat molekuler. Profesor Wang telah menghabiskan lebih dari delapan tahun meneliti garis stretchmark yang juga dikenal sebagai striae gravidarum yang belum banyak diteliti. Dia mengatakan, “Stretchmark mungkin saja timbul akibat senyawa stres yang dialami oleh para ibu baru, penting untuk belajar lebih banyak tentang stretchmark itu sendiri.”

Garis berbentuk lesi yang juga dikenal sebagai striae gravidarum terjadi pada 50 sampai 90 persen wanita. Ada yang lebih berisiko mengalaminya ketimbang yang lain. Hal ini bisa disebabkan beberapa faktor, seperti sejarah keluarga, berat badan selama hamil, kehamilan bayi kembar, dan faktor lainnya seperti obesitas.

Setelah menganalisis sampel kulit dari 27 wanita hamil yang menunjukkan tanda peregangan atau stretchmark, ditemukan bahwa jaringan serat elastis di lapisan bawah kulit yang menciptakan sel-sel baru telah rusak secara permanen. Setelah jaringan rusak, yang terjadi ialah kulit tak akan bisa kembali seperti sebelumnya.

Profesor Wang mengatakan, “Mungkin akan lebih baik untuk menjaga kulit agar serat elastisnya tidak mudah rusak ketimbang mencoba memperbaikinya.”

http://health.kompas.com/read/2015/11/20/165100623/Jangan.Percaya.Iklan.Produk.Penghilang.Stretchmark.

Kesimpulannya? Menjalani hidup sehat, makan makanan bergizi, dan berusaha menjaga kenaikan berat badan tidak terlalu ekstrem, mengoleskan pelembap atau minyak bisa membantu, tapi tidak ada yang bisa menjamin stretch mark tidak akan keluar. Jadi…nikmati saja, apalagi untuk bumil, jangan cemaskan yang macam-macam :). Kalaupun ada kekhawatiran merusak penampilan di hadapan suami, komunikasikan dengan baik, toh kehamilan mestinya merupakan hal yang sudah dinantikan berdua, kan?

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s