Pernah dapat broadcast soal minum es saat haid bisa bikin kista? Atau baca forward-an kurang jelas tentang makanan-makanan tertentu yang juga terkait kesehatan rahim atau payudara? Masalah kesehatan reproduksi memang patut mendapat perhatian khusus, sayangnya informasi terkait hal tersebut kadangkala simpang siur kalau kita tak piawai memilah sumber. Salah-salah malah terjerumus pada hoax yang bukan hanya tak berguna, tetapi juga bisa berbahaya. Karena itulah saya mendaftarkan diri pada acara Pink Class #TUMMeTime yang diadakan oleh The Urban Mama yang mengangkat tema All About Kesehatan Kewanitaan.
Acaranya sendiri diadakan di fx Sudirman tanggal 28 Januari lalu. Narasumber yang diundang, dr. Riyana Kadarsari, Sp.OG namanya sudah sering saya baca di artikel atau rubrik konsultasi di berbagai media. Senang bisa mendengar penjelasan dari beliau langsung, termasuk bisa berdiskusi interaktif untuk menanyakan hal-hal yang selama ini mengganjal seputar kesehatan reproduksi wanita. Walaupun sudah tiga hari tidak pulang ke rumah (!) saking banyaknya pasien, beliau tetap semangat berbagi dan menanggapi keingintahuan para peserta.
Karena saya datang lebih awal, jadi saya ikut terlibat juga dalam obrolan ringan tapi berisi tentang concern kesehatan perempuan masa kini. Misalnya, kita cenderung kurang aktif bergerak, takut akan sinar matahari, apalagi tertutup hijab, sehingga rawan terkena osteoporosis dan osteopreni. Saat ini mungkin masih kuat, tetapi hati-hati saat menopause datang dan estrogen kita sudah ‘habis’. Sementara stres perempuan lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki, karena perempuan biasanya melalui fase hamil, menyusui, plus kurang tidur. Jadi, para mama, harus dibiasakan ya aktivitasnya, jangan sampai menyesal di belakang. Penyakit-penyakit yang dulu hadir di usia tua sekarang makin muda yang terkena. Kalau dulu masalahnya infeksi karena sanitasi yang kurang bagus, sekarang banyak penyakit degeneratif karena lifestyle. Junk food sebaiknya memang jangan sering-sering walaupun tidak secara langsung jelas ada hubungannya. Contoh saja makanan deep fried, tentunya risiko kolesterol jahat.

Beranjak ke materi utama, dr. Riyana mempresentasikan mengenai kanker leher rahim. Penyebab kanker leher rahim sendiri bermacam-macam dan sebagian belum sepenuhnya diketahui. Human papillomavirus atau HPV yang menjadi penyebab utama kanker leher rahim (atau dalam bentuk lebih jinak bisa mewujudkan diri dalam bentuk kutil kelamin) 70% bisa sembuh sendiri karena virus kan pada dasarnya self limiting disease. Sedangkan yang 30% bisa berkembang misalnya karena pengaruh lingkungan. Menikah dan hamil terlalu muda, pola makan yang tidak baik, stres (yang biasanya berdampak juga ke makan sembarangan dan istirahat ikut terabaikan), berganti pasangan/partner seksual, merokok, banyak melahirkan, merokok bisa memicu perkembangan kanker. Kanker leher rahim ini lebih sering terlambat dideteksi. Segala kelainan di organ kewanitaan kita bisa menyebabkan keluhan di area berkemih maupun anus, jadi waspada terhadap gejala yang kita alami atau rasakan, misalnya sering berkemih ataupun keputihan berlebihan. Keputihan ada yang normal ada yang tidak. Yang jelas perlu waspada kalau ada perubahan pola haid, keputihan disertai darah. Keputihan bisa pengaruh ke kesuburan kalau sampai naik ke panggul dan menyumbat saluran tuba misalnya. Tapi tidak bisa langsung disimpulkan sulit punya anak karena keputihan karena ada banyak faktor.
Continue reading →