Sesi #SEMUSIM2017 setelah istirahat menampilkan teh Febby Febriani (@melodyhijramusic), sekarang seorang ibu, penyanyi, muslim wedding organizer, dan public speaker.
Teh Febby menceritakan bahwa masa lalunya cukup kelam, erat dengan kehidupan malam. Kuliah sih baik-baik saja, orangtua tahunya juga baik, tapi malamnya lepas jilbab dan kerja sebagai waitress dan event organizer di klub malam. Latar belakangnya klise remaja, ingin mencari jati diri dan memperluas pergaulan. Di usia 19-20 tahun teh Febby berpikir juga untuk menjadikan pergaulan tersebut sebagai ladang usaha, dan dijalankan juga, yaitu menjadi ‘mami’ (muncikari). Tidak pernah ingat akan Allah dan ibadah. Belakangan teguran datang dalam bentuk sakit kanker, dan teh Febby yang kondisinya belum kunjung membaik setelah pengobatan malah menyalahkan keadaan, belum sampai pada kesadaran. Bisnis ‘manajer’-nya jalan terus, kemudian merambah bisnis kartu kredit. Teguran berikutnya menyapa, teh Febby ditipu rekannya, uang investasinya dibawa lari hingga harus kehilangan rumah, mobil dll. Di situ pun ia belum terpikir untuk bertobat. Baru ketika bayinya meninggal 8 jam setelah dilahirkan, teh Febby tersadar. Bukan hanya teh Febby, tapi juga suaminya yang sejak sebelum menikah sama-sama berkecimpung di dunia malam. Maka mereka berdua berniat berhijrah dan mulai berusaha dari nol lagi, bahkan minus karena posisinya masih berutang pada bank.
Dari pengalamannya, teh Febby menyimpulkan bahwa muslimahpreneur perlu ingat tiga poin yaitu:
1. Sadari, kita itu siapa? Kita adalah hamba Allah, dan tidaklah manusia diciptakan melainkan untuk beribadah pada Allah swt. (ikhtiar langit). Selain itu kita juga perlu menyadari bahwa sebagai manusia kita juga harus berusaha. Doa iya, tapi kita perlu bergerak juga karena bisa jadi Allah berikan rezeki atau jalan keluar dengan perantaraan orang lain (ikhtiar bumi).
2. Pelajari
a. Teori, termasuk mempelajari target pasar.
b. Role model, yang utama pastilah Rasulullah saw dan Khadijah ra. Bagaimana beliau berdua membangun kepercayaan, menjaga attitude, berjejaring.
c. Potensi, kenali potensi kita dan jangan maksa ikutan jalan orang lain yang sedang tren yang bukan potensi kita.
3. Aktualisasi, mulai action dan praktik. Dari langkah inilah akan ketemu sambil jalan, jadi learning by doing kendalanya apa, hambatannya di mana, solusinya bagaimana, bagusnya diapakan, dan bagaimana pengembangannya.
Kunci terakhir, sekeras apa pun kita usaha jika tidak diiringi oleh doa maka sama dengan nol. Usaha + doa akan membawa pada keberkahan. Jangan takut berusaha karena Allah nanti yang akan menilai dan memberikan hasilnya.
Seperti disebutkan dalam Q.S. Asy-Syura: 20, Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagian pun di akhirat.
Teh Febby menambahkan juga bahwa ia sempat diusir dari rumah oleh orangtua karena malu, hingga ia dan suaminya pergi hanya berbekal baju dan tinggal di rumah petak. Mengutip kata sahabatnya yaitu teh Febrianti Almeera (@febriantialmeera, pemilik @almeeramoslemclothes), “Jalan hijrah memang tidak mudah, tapi lebih berkah.” Kalau kita inginkan surga Allah pasti jalannya berliku. Ketika sudah taubat pun orang dari masa lalu ada yang menganggap hijrah ini hanya pencitraan, bahkan memfitnah. Maka penting kita luruskan niat juga, bukan untuk mendapatkan penilaian makhluk, sebab manusia penilaiannya bisa relatif. Ada yang menerima dengan baik, ada juga yang meremehkan, menganggap tidak perlu munafik dll. Dan ini berlaku juga dalam bisnis. Kita harus ikhlas, dan ini seringnya tidak mudah, tapi dengan berproses in sya Allah keikhlasan itu akan terbangun.