Suntikan Semangat dari Aroma Secangkir Kopi

Atasan dan teman-teman di tempat kerja yang sekarang adalah para penikmat kopi. Kopi yang digiling sendiri secara manual, tepatnya, jadi sudah bukan level kopi instan lagi. Kopi itulah yang mereka nikmati bersama di kantor atau ketika sedang kumpul-kumpul bareng termasuk saat ada penugasan lapangan (kalau di rumah, saya kurang tahu, deh). Biji kopi asal Aceh, Bandung, sampai Papua lumayan lengkap tersedia di meja. Kalau sudah ada yang sedang menyeduh kopi, wah, aromanya menyebar ke seisi ruangan.
Saya sendiri karena satu dan lain hal tidak lagi bisa leluasa minum kopi, meskipun semasa kuliah cukup akrab dengan kopi susu instan dalam sachet dengan aneka variasinya. Apalagi kopi hitam yang ‘keras’, kalau ini dari awal memang tidak tertarik, paling mencicipi seteguk saja kalau sudah tidak ada pilihan lain dan telanjur disajikan di depan saya sewaktu rapat. Kalau menghirup aromanya saja sih saya tak keberatan (jadi ingat beberapa kantor yang di lift-nya dipasang pengharum wangi kopi, ada sensasi nyaman memang ketika masuk ke situ). Nah, mengingat kopi punya efek stimulan dari kandungan kafeinnya yang sudah diakui secara ilmiah, saya jadi bertanya-tanya, apakah khasiat itu juga bisa ‘sampai’ hanya lewat indera penciuman? Jika banyak orang mengaku lebih antusias beraktivitas setelah menjalani ritual ngopi pagi, atau kantuk jadi hilang sesudah menyesap segelas kopi pahit, apakah saya juga bisa mendapatkan ‘manfaat’ itu berkat rajinnya rekan-rekan seruangan bikin kopi? Lebih jauh lagi, akankah saya ikutan ketagihan seperti konon banyak dialami para penyuka kopi?

Pencarian saya membawa ke sebuah artikel di WebMD. Di situ disebutkan bahwa sebuah studi tahun 2008 yang dilakukan di Seoul National University menyimpulkan bahwa aroma kopi itu saja, tanpa perlu diminum sekalipun, memang punya pengaruh terhadap otak. Tepatnya bisa berdampak pada gen dan protein pada otak. Memang sih, penelitiannya baru dilakukan pada tikus, belum pada manusia, yang artinya bisa saja hasilnya berbeda. Namun, sebuah artikel lain yang saya temukan justru menggarisbawahi bahwa kalau manusia kan punya ingatan emosional yang kerap mengaitkan bebauan dengan peristiwa tertentu, jadi ‘seharusnya’ efeknya malah lebih dahsyat. Saya sendiri sih belum begitu memperhatikan apa memang ada lonjakan semangat begitu aroma kopi memenuhi udara, boro-boro jadi ‘nyandu’. Nanti lah ya, mungkin beberapa bulan lagi, akan saya laporkan hasilnya, hahaha.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s