Jika memang dikatakan bahwa “tidak ada masalah, yang ada adalah tantangan”, sebagaimana disebutkan dalam materi level 9, lalu, bagaimana jika yang dihadapi adalah kondisi sakit? Kemarin (07/11) malam, salah satu anggota keluarga kami menunjukkan gejala sakit. Imbasnya, salah satu anggota keluarga lain ikut merasa tidak nyaman. Fokus saya terbelah antara memberi pertolongan untuk yang sakit dulu ataukah menenangkan yang jadi ikut tidak nyaman. Dari sini saya belajar bahwa yang dinamakan kreatif itu ya pastilah tetap ada pedoman dasarnya. Jadi kalau bertindak sembarangan semaunya tanpa mau mencari tahu yang seharusnya bagaimana, maka tidak bisa dikatakan kreatif. Kreativitas adalah ketika kita sudah tahu tatalaksana yang benar, lalu sewaktu ada yang belum bisa dilakukan sesuai pedoman maka tetap berusaha mencari cara agar setidaknya tujuan dapat terpenuhi atau mendekati ke sana, tanpa harus melanggar pedoman. Saat ada yang diare dan muntah misalnya, harusnya kan kasih oralit, ya. Ketika betul-betul tidak memungkinkan untuk beli dan di rumah juga tidak ada stok, bisa pakai alternatif membuat sendiri larutan gula garam untuk tujuan mencegah dehidrasi, tapi sekali lagi ini sifatnya darurat.
Saat ada yang sakit, saya berupaya tetap mengikuti pakem yang seharusnya. Hanya saja, ternyata ada tantangan tambahan yaitu membagi perhatian, dan untuk kondisi kami kemarin, tidak mungkin untuk mendelegasikannya ke pihak lain lagi. Di sini dibutuhkan kreativitas untuk mengalihkan perhatian yang ‘rewel’ (sebetulnya saya kurang suka istilah ini), sambil tetap memantau kondisi yang sakit dan memberikan pertolongan semaksimal mungkin. Tidak bisa saya jelaskan lebih lanjut apa saja tepatnya yang saya lakukan, tapi intinya sih saya sangat bersyukur bahwa hari ini anggota keluarga yang sakit sudah merasa lebih baik.
#Tantangan10Hari
#Level9
#KuliahBunSayIIP
#ThinkCreative