Tantangan Level 9 Kelas Bunda Sayang IIP (Think Creative) – Hari 10

Kemarin (12/11) suami servis motor ke bengkel dan agak tidak memungkinkan untuk ajak anak-anak karena tempatnya sempit di tepi jalan raya, mendung cukup tebal pula. Anak-anak sedang tidur ketika suami berangkat dan mereka agak kaget ketika bangun dan tidak menemukan ayahnya. Spontan saya mengambil beberapa peralatan yang ada di dapur. Idenya muncul ketika saya melihat postingan mba Helena di IG-nya beberapa hari sebelumnya tentang bermain busa sabun dengan botol plastik dan kaos kaki. Kebetulan sedang ada beberapa botol plastik yang cocok dipakai untuk permainan ini. Sebelumnya, kegiatan tersebut sudah pernah saya lihat waktu browsing, dan ada pula dalam buku Kreasi Asyik Muslim Cilik yang kami miliki. Tetapi belum kunjung terlaksana nih bikinnya. Nah, selama ini memang aktivitas main air terbukti paling bikin anak-anak senang, jadi pas lah untuk menghibur mereka.

Hanya saja, kegiatan pengalih perhatian seperti ini sebetulnya rawan berdampak negatif, ya. Anak bisa tidak terlatih untuk mengahdapi hal-hal di luat ekspektasi atau keinginannya, karena ‘hiburan’-nya sudah disiapkan. Saya merasa tertohok ketika membaca suatu postingan di The Urban Mama dulu (bisa dibaca di sini), kutipannya:

Saya diingatkan bahwa anak, sepintar apapun kelihatannya – yang kadang membuat kita lupa kalau dia masih anak-anak – ada kalanya anak tak tahu bagaimana caranya melakukan sesuatu. Dan adalah tugas orang tua untuk mengajarkannya.

Dalam kasus ini, Lintang perlu diajari cara menghadapi kesedihan. Dan itu tidak sama dengan “menggantikan” kesedihannya dengan sesuatu yang (mungkin kita kira) akan membuatnya senang. Contohnya, seperti mainan baru.

Dimulai dengan memberi tahu Lintang bahwa yang dirasakannya itu bernama kesedihan.

Kami tidak menyalahkannya untuk merasa bersedih. Anak kecil, ingin ikut bapaknya pergi tugas yang jauh dan lama, wajar ‘kan? Tak perlu ada bentakan, atau kemarahan karena tangisannya minta ikut pergi.

Well, baiklah… Berarti niatnya perlu diperbaiki, ya. Karena idenya toh sudah muncul sejak sehari sebelumnya, anggap saja ini memang kebetulan pas saja ya momennya, bukan khusus untuk menghibur anak-anak, hehehe *membela diri.

Dan…inilah keseruan anak-anak membuat ular-ularan dari gelembung sabun. Nggak bisa semirip contohnya sih, tapi lumayanlah… Setelah dicek lagi, kaos kakinya kurang ketat saya pasang ternyata, makanya busanya menyebar begitu alih-alih memanjang hingga membentuk ular-ularan. Kalau di buku Kreasi Asyik Muslim Cilik, aktivitas ini bisa dikaitkan dengan kisah ular Nabi Musa.

 

#Tantangan10Hari
#Level9
#KuliahBunSayIIP
#ThinkCreative

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s