PENDIDIKAN SEKS SESUAI KAIDAH AGAMA SEBAGAI UPAYA MENJAGA FITRAH SEKSUALITAS
Oleh : Evy dan Ela
Pendidikan seksual dapat dimaknai sebagai upaya memberikan pengetahuan tentang aspek-aspeknya, pengertiannya, tujuannya serta akibatnya yang meliputi bidang biologis, psikologis dan psikososial dengan menanamkan moral etika serta komitmen agama sehingga hormat terhadap diri.
Pendidikan seksual di perlukan dengan tujuan untuk membimbing dan mengasuh seseorang agar mengerti tentang arti, fungsi dan tujuan seksual sehingga dapat menyalurkannya secara baik, benar, dan tidak ilegal.
Teori psikoanalisis Sigmund Freud membagi tahapan perkembangan kehidupan seksual manusia menjadi 5 fase :
1. Fase Oral (0-1 tahun).
Fase dmn kepuasan fisik dan emosional terfokus pada daerah mulut.
2. Fase Anal (1-3 tahun).
Sensasi dari kesenangan berpusat pada daerah anus dan segala aktivitas yang berhubungan dengan anus. Anak mulai dikenalkan toilet training.
3. Fase Phalic (3-6 tahun).
Masa di mana alat kelamin merupakan bagian paling penting. Masa Ini sangat penting untuk perkembangan identifikasi jenis kelamin pada anak.
4. Fase Latency (7-10 tahun).
Masa di mana kebutuhan seksual anak sudah tdk terlihat lagi. Anak diharapkan sudah dapat mengindentifikasi dirinya dengan baik dan mulai melakukan kegiatan dengan jenis kelamin yang sama dengannya.
5. Fase Genital (10-15 tahun)
Masa di mana mulai ada ketertarikan dengan lawan jenis.
Konsep Pendidikan Seks Dalam Perspektif Islam
Pengertian pendidikan seks tidak bisa dilihat dalam arti sempit yaitu membahas tentang jenis kelamin ataupun cara dan posisi dalam melakukan hubungan seksual, namun justru pendidikan seks sebagai usaha untuk membimbing seseorang agar dapat mengerti benar-benar tentang arti dan fungsi kehidupan seksnya sehingga dapat menggunakannya dengan baik selama hidupnya, singkat kata semua ada pedomannya atau aturannya.
💡Penerapan pendidikan seks menurut kaidah agama Islam:
✅ memberi nama yang baik sesuai jenis kelaminnya.
✅ mengajarkan toilet training
✅ mengkhitan dan mendidik menjaga kebersihan alat kelamin.
✅ menanamkan rasa malu
✅ melarang anak laki-laki menyerupai anak perempuan
✅ pengajaran pendidikan seks melalui sholat
✅ memisahkan tempat tidur anak
✅ mengenalkan waktu berkunjung ke kamar orang tua (meminta izin di 3 waktu)
✅ mendidik anak agar selalu menjaga pandangan mata
✅ memerintahkan anak perempuan berhijab bila telah baligh.
Pentingnya akan pemahaman konsep diri anak akan berpengaruh terhadap perilaku seksualnya di masa dewasanya. Konsep diri ini terbangun sejak anak usia 1 tahun, di mana anak mulai mengidentifikasikan dirinya sesuai jenis kelamin.
Pemahaman konsep diri tersebut dapat berupa mengidentifikasi dirinya sendiri (laki-laki atau perempuan), menghargai dan menghormati dirinya sendiri, memahami perilaku-perilaku yang mungkin berpotensi merendahkan dan mengacu kepada pelecehan seksual.
Dengan demikian pendidikan seks yang diberikan harus sesuai dengan tingkat pemahaman dan usia anak sebagai upaya untuk menjaga fitrah seksual serta mencegah dari terjerumusnya anak pada perilaku yang menyimpang yang dapat memicu terjadinya kekerasan dan pelecehan seksual pada anak
📖 Sumber:
– Camelia Lely dan Ine Nirmala _Penerapan pendidikan seks anak usia dini menurut perspektif Islam_, 2017
https://id.theasianparent.com/pendidikan-seks-dalam-perspektif-islam/
https://www.dakwatuna.com/2012/06/27/21327/pendidikan-seksual-untuk-anak-kenapa-tidak/amp/
Diskusi
1⃣ Kartini
Pengajaran pendidikan seks melalui sholat, maksudnya bagaimana ya?
terima kasih
Jawaban:
Pada usia 7 tahun, saat anak sudah dibiasakan untuk sholat 5 waktu. Di mana dalam sholat ada shaf untuk laki-laki dan perempuan. Dari situ kita bisa memberikan penjelasan ke anak mengapa dibedakan shafnya, bagaimana batasan aurat untuk laki-laki dan perempuan.
Kemudian saat anak mulai sholat, berarti anak harus sudah mengerti bahwa dia harus berwudhu, bersih dari najis… bagian-bagian tubuh mana saja yang harus dibersihkan.
Tanggapan dari mba Kartini:
Mungkin maksudnya pengajaran fitrah seksualitas yah.Karena kemarin saya cari literatur kalau pendidikan seks adalah informasi terjadinya pembuahan, kehamilan, melahirkan dll. 🙏🏼 jadi tadi pas baca belum terbayang ke arah sana.
2⃣Leila
Pada fase anal, bagaimana agar kesenangan itu tidak berkembang menjadi kesenangan yang menyimpang? Bagaimana penyampaiannya ke anak seusia itu?
Jawaban :
Pertama-tama anak harus diedukasi tentang tubuh dan fungsinya. Penyampaiannya bisa melalui bantuan media lain, seperti ensiklopedi tubuh manusia.
Saat menyampaikan kita bisa menambahkan bagaimana jika organ tubuh tdk di gunakan sesuai fungsi nya. Jadi titik tekannya adalah membuat anak memahami bahwa anus seperti juga alat kelamin atw organ tubuh lainnya mempunyai fungsi dan harus di gunakan sesuai fungsi nya.
Pengalaman, penjelasan ke anak bisa lebih efektif saat anak sedang bab atau bak. Diberi penjelasan bahwa area anus hanya digunakan saat kita punya hajat.
3⃣ Pipit
Anak saya usia 21 bulan. Belakangan ini lebih sering terlihat sering memperhatikan daerah kemaluannya.
Berarti memang masanya? Nah di awal saya sempat keceplosan langsung bilang “Eh Aisyah lagi apa? Gak boleh gitu nak… Jangan pegang gitu..”
Astaghfirullah..
🤦🏼♀😔
Terus ke sini ke sini saya mencoba untuk tanya dulu ke dia.
“Kenapa Nak, sakit? Gatel?”
Terus dia mengalihkan dengan aktivitas lain.
Harusnya gimana ya Bun? 🙈
Jawaban:
21 bulan berarti kurang dari 2 tahun ya Mbak. Kalau menurut saya sebaiknya memang respon kita tidak langsung melarang tetapi bisa dikomunikasikan dulu. Seperti, “Kenapa adek pegang penis/vaginanya? Apakah ada masalah di alat kelaminnya, misal ada yang terasa sakit atau hanya sebatas keingintahuannya saja. Jika hanya ingin tahu ortu bisa menjelaskan secara ilmiah. Dan dengan bahasa yang mudah serta tidak mengganti istilah-istilah genital dengan istilah lain. Dari jawaban anak kita bisa gali lagi.
Kalau dari yang saya baca… Saat anak memasuki fase phalic atau kenikmatan di dapat di area genital, orang tua dapat mengalihkan anak dengan bermain atau kegiatan lainnya agar si anak mengalihkan perhatiannya dari memainkan alat genitalnya.
=======================
Review dari saya:
Lagi-lagi menjadi tugas bagi orangtua untuk memberikan pendidikan terkait bagaimana seharusnya organ seksual digunakan. Dari pengalaman dan ilmu masing-masing, memang jadinya orangtua bisa memformulasikan lagi pendekatan mana yang tepat. Ada teman yang memilih untuk tidak menjelaskan tentang haid atau mimpi basah pada anaknya, karena menurutnya itu bisa mempercepat pubertas. Tapi ada juga yang lebih mantap memberi pengertian sesuai usia anak, daripada anak tahu dari orang lain. Kami sendiri menggunakan buku bacaan yang bisa menjadi alat bantu dalam menjelaskan ke anak-anak, tentunya dipilah terlebih dahulu.