Aliran Rasa Tantangan Level 11 Kelas Bunda Sayang IIP

Tantangan Level 11: Membangkitkan Fitrah Seksualitas Anak ini mengambil bentuk yang lain lagi dari sebelumnya. Kami para anggota dibagi menjadi 10 kelompok yang kemudian secara bergantian mempresentasikan hasil pencarian referensi atau media edukasi yang sudah didapatkan, kemudian juga membuka dan menjawab diskusi dengan para anggota yang lain. Awalnya presentasi dan diskusi disepakati malam hari, tetapi rupanya tidak semua bisa hadir di waktu yang telah ditentukan berdasarkan pemungutan suara ini. Jadi akhirnya tetap ada perubahan jadwal, terutama ketika memang anggota kelompok yang bertugas sedang ada keperluan lain yang mendesak.

Kelompok saya kebagian presentasi di hari pertama, yang artinya belum ada ‘contoh’ yang bisa diamati, ditiru, apalagi dimodifikasi. Walaupun dikerjakan secara mepet, alhamdulillah kami bisa menyajikan materi dengan cukup lengkap. Sisi positifnya memang, mau ambil dari sudut pandang mana saja ataupun dari sumber mana saja bebas, belum ‘keduluan’ diambil oleh kelompok lain. Jadi kami bisa mulai dari yang dasar dulu, sebagaimana bisa dibaca di postingan yang ini.

Continue reading

Review Materi 11 Kelas Bunda Sayang Institut Ibu Profesional – Membangkitkan Fitrah Seksualitas

Review kelas bunda sayang sesi 11

Institut Ibu Profesional

MEMBANGKITKAN FITRAH SEKSUALITAS

Teman-teman terima kasih di materi 11 kali ini sudah menjalankan banyak proses belajar, mulai dari belajar diskusi mengelola kelompok kecil (small group discussion), belajar dengan cara berbagi ilmu (Learning by Teaching), belajar membuat berbagai macam media pembelajaran (tools learning), dan tentunya lebih memahami topik pembelajaran kita di sesi 11 ini tentang “membangkitkan fitrah seksualitas anak”.

Mari kita kupas satu per satu apa yang sudah kita pelajari di sesi 11 ini.

☘ Diskusi dalam Grup Kecil (Small Group Discussion)

Small group discussion adalah metode pembelajaran yang memberikan kesempatan pada kita untuk belajar secara lebih aktif dengan bekerja sama dalam kelompok guna mencapai sebuah tujuan yang ditetapkan. Kali ini tentang fitrah seksualitas.

Dalam small group discussion kita dirangsang untuk:
1. Mengeksplorasi gagasan
2. Meningkatkan pemahaman hal baru,
3. Menguasai teknik untuk memecahkan masalah,
4. Mendorong pengembangan berpikir dan berkomunikasi secara efektif,
5. Memperbaiki kerja sama kelompok,
6. Meningkatkan keterlibatan semua peserta dalam mengambil keputusan.

Continue reading

Tantangan Level 11 Kelas Bunda Sayang IIP Hari ke-18

Tempo hari saya baru membeli sebuah buku yang cukup tipis tetapi isinya padat juga, yaitu Jurus Jitu Ngobrol tentang Seks dengan Anak (Bubu Baba, Keluarga Hebat Indonesia). Buku ini cukup jelas memuat gambar ilustrasi (bukan berupa foto) anatomi organ tubuh seperti penis, vagina, payudara, dan pita suara, untuk memperjelas perbedaan antara pria dan wanita. Bahkan ada penjelasan tentang siklus haid dilengkapi dengan gambar. Di sampul depan sudah tertera jelas peringatan bahwa “buku ini adalah panduan khusus untuk orangtua, bukan untuk diberikan ke anak dan membacanya sendiri.” Dijelaskan lebih lanjut di halaman awal kalau gambar-gambarnya bisa dipakai untuk memberikan penjelasan ke anak, tetapi kalau memang orangtua merasa tidak nyaman (pada gambar yang menjelaskan perubahan tubuh pria maupun wanita seiring bertambahnya usia, misalnya), boleh kok menutup dengan stiker.

Continue reading

Tantangan Level 11 Kelas Bunda Sayang IIP Hari ke-17

Kemarin saya memperoleh terusan materi kulwap di salah satu grup yang saya ikuti, dan temanya ternyata nyambung dengan apa yang menjadi tema Tantangan Level 11 Kelas Bunda Sayang Ibu Profesional Jakarta kali ini (Membangkitkan Fitrah Seksualitas Anak). Berikut saya kopikan:

Relay Kulsap: Pendidikan Seksualitas (Kamis, 18 Januari 2018)
Narasumber: Ibu Kartikowati Djohariyah, Owner PT Gian Mandiri yang terkenal banyak membuat buku edukasi berkualitas.

PENDIDIKAN SEKSUALITAS

Seperti yang kita ketahui bersama, dewasa ini kejahatan seks semakin merajalela. Baik yang korbannya orang dewasa maupun anak-anak. Bahkan para pedofilia telah memasuki area yang kita anggap aman untuk melakukan aksi bejat mereka.

Kita mulai kelas Pendidikan Tentang Seksualitas Yang Tepat dengan mengucapkan basmallah

Bismillahirrahmanirrahim

Rasulullah mengajarkan beberapa langkah yang harus dilakukan oleh orang tua dan guru untuk memberikan pendidikan seksual yang benar kepada anak-anak.

Sedikitnya ada 10 langkah yang perlu diperhatikan orang tua dan guru tentang hal ini. Yang perlu digaris bawahi, bahwa ketika bicara seksualitas bukan hanya mengacu ke hubungan antara suami istri. Bahkan nanti kita gak bahas itu kok… Malam ini saya akan sharing sesuai tema yang ada di flyer ya dan semua itu ada sumber rujukannya.

Nah,  bagaimana Rasulullah mengajarkan hal di atas?  Terutama buat orang tua yang masih punya anak-anak yang belum baligh?

Pengertian Seks dan Seksualitas

Seks adalah perbedaan badani atau biologis perempuan dan laki-laki, yang sering disebut jenis kelamin (Ing: sex). Sedangkan seksualitas menyangkut berbagai dimensi yang sangat luas, yaitu dimensi biologis, sosial, psikologis, dan kultural. Menurut Profesor Sarlito dalam bukunya Psikologi Remaja, secara umum pendidikan seksual adalah suatu informasi mengenai persoalan seksualitas manusia yang jelas dan benar, yang meliputi proses terjadinya pembuahan, kehamilan, sampai kelahiran, tingkah laku seksual, hubungan seksual, dan aspek-aspek kesehatan, kejiwaan dan kemasyarakatan.

Berkat insting ini, mereka menjadi betah hidup di dunia. Hasrat seksual (gharizah jinsiyah) bukan suatu hal yang buruk bagi manusia, tetapi sangat bermanfaat untuk keberlangsungan hidup ummat manusia di dunia. Jika insting ini digunakan secara benar, maka kehidupan yang menyenangkan akan terwujud. Sebaliknya, jika manusia menyalahgunakannya maka hidup mereka akan menjadi neraka.

Continue reading

Tantangan Level 11 Kelas Bunda Sayang IIP Hari ke-16

Sebagaimana pernah saya sebutkan pada pertanyaan untuk salah satu materi yang dipresentasikan oleh kelompok lain, saya pernah membaca tulisan panjang bu Elly Risman yang menyarankan metode yang cukup jelas untuk menyiapkan anak lelaki menjemput masa pubertasnya. Metode edukasi seksualitas seperti ini mungkin tidak semua orang setuju, sebagaimana kelompok yang menjadi penyaji Tantangan Level 11 Kelas Bunda Sayang Ibu Profesional: Membangkitkan Fitrah Seksualitas Anak pada hari itu. Saya sendiri belum mantap memilih metode mana yang hendak diterapkan karena saat ini belum ada karunia anak lelaki, hehehe. Tapi secara umum metode ini menarik sih, karena supaya ada contoh nyata, kan, daripada anak tahu informasi yang salah dari tempat lain.

Berikut tulisan beliau sebagaimana saya kutip dari email yang bu Elly sendiri kirimkan ke mailing list Dear Parents bertahun-tahun yang lalu (sumber: https://groups.google.com/forum/m/#!topic/mutiara/5tQkJlpJUIo):

Menyiapkan anak laki-laki mimpi basah

Dear Parents….

Tahukah anda, bahwa anak laki-laki yang belum baligh dijadikan sasaran tembak bisnis pornografi internasional? Mengapa demikian? Karena anak laki-laki cenderung menggunakan otak kiri dan alat kemaluannya berada di luar. Di berbagai media (Komik, Games, PS, Internet, VCD, HP), mereka menampilkan gambar-gambar yang mengandung materi pornografi, melalui tampilan yang dekat dan akrab dengan dunia anak-anak.

Dengan berbagai rangsangan yang cukup banyak dari media-media tersebut, dan asupan gizi yang diterima anak-anak dari makanannya, hormon testosterone di dalam tubuh bergerak 20 kali lebih cepat.. Sehingga, testis mulai memproduksi sperma. Dan kantung sperma menjadi penuh. Karena itu, anak laki-laki kita dengan mudahnya mengeluarkan mani lebih cepat dari yang lainnya dan kadang-kadang, dengan banyaknya ‘rangsangan’ dari berbagai media tersebut, mereka tidak perlu dengan bermimpi!

Continue reading

Tantangan Level 11 Kelas Bunda Sayang IIP Hari ke-15

Kali ini saya mengambil referensi untuk Tantangan 11 Kelas Bunda Sayang Ibu Profesional yang bertema Fitrah Seksualitas Anak ini dari dua buku yaitu Modern Islamic Parenting (Dr. Hasan Syamsi, penerbit Aisar) dan Islamic Parenting (Syaikh Jamal Abdurrahman). Dari buku pertama, Modern Islamic Parenting, catatan yang saya kutip adalah sebagai berikut:

Memberikan pencerahan kepada anak terkait pertumbuhan jasmani dan seksual khususnya ketika sudah menginjak usia baligh merupakan tanggung jawab kedua orang tua. Mengabaikan tanggung jawab ini bisa saja membuat anak menjadi korban informasi-informasi salah yang mereka dengar dari orang lain, atau sasaran keraguan dan kebohongan yang didapatkan anak dari sana-sini.

Jangan mengajari anak Anda bahwa fenomena pertumbuhan seksual sebagai sesuatu yang buruk. Salah jika anak merasa bahwa salah satu organ tubuhnya sebagai sesuatu yang buruk dan dibenci. Ajarilah anak Anda untuk menerima diri dan tubuhnya, dan pada saat yang bersamaan ajaklah anak Anda untuk menjaga dan mengontrol diri, menghiasi diri dengan kehormatan dan segala yang diajarkan Islam.

Continue reading

Tantangan Level 11 Kelas Bunda Sayang IIP Hari ke-14

Kemarin saya membaca buku “Gaul Bebas Kenapa Enggak?” karya dr. Dewi Inong Irana, Sp.KK., penerbit Gema Insani Press, sebagai media edukasi untuk Tantangan Level 11 Kelas Bunda Sayang: Fitrah Seksualitas Anak ini. Dokter Inong sudah berpraktik selama 30 tahun lebih, separuhnya sebagai dokter spesialis kulit dan kelamin yang cukup ternama. Selain banyak dicari khususnya oleh kaum hawa karena konon beliau penanganannya jempolan untuk masalah kulit yang terkait kecantikan, dr. Inong juga rajin memberikan edukasi, misalnya sebagai pengisi rutin rubrik konsultasi di majalah Ummi. Beliau pun aktif bersuara terkait penyimpangan seksual, masih terkait salah satu bidang keahliannya yaitu masalah kelamin. Dari pengalaman beliau, banyak kasus penyakit terjadi akibat pilihan dan tindakan seksual yang tidak sesuai dengan fitrahnya.

Continue reading

Tantangan Level 11 Kelas Bunda Sayang IIP Hari ke-13

Berhubung Ustadz Bendri baru saja mengisi ceramah di kantor, saya jadi ingat bahwa beliau termasuk sering menekankan perlunya peran keayahan yang kuat. Masih nyambung menurut saya dengan Tantangan Level 11 Kelas Bunda Sayang Ibu Profesional: Membangkitkan Fitrah Seksualitas Anak. Berikut kutipannya:

NEGERI TANPA AYAH

1| Jika memiliki anak sudah ngaku-ngaku jadi AYAH, maka sama anehnya dengan orang yang punya bola ngaku-ngaku jadi pemain bola.

2| AYAH itu gelar untuk lelaki yang mau dan pandai mengasuh anak bukan sekedar ‘membuat’ anak.

3| Jika AYAH mau terlibat mengasuh anak bersama ibu, maka separuh permasalahan negeri ini teratasi.

4| AYAH yang tugasnya cuma ngasih uang, menyamakan dirinya dengan mesin ATM. Didatangi saat anak butuh saja.

5| Akibat hilangnya fungsi tarbiyah dari AYAH, maka banyak AYAH yang tidak tahu kapan anak lelakinya pertama kali mimpi basah.

6| Sementara anak dituntut sholat shubuh padahal ia dalam keadaan junub. Sholatnya tidak sah. Di mana tanggung jawab AYAH?

Continue reading

Tantangan Level 11 Kelas Bunda Sayang IIP Hari ke-12

Di hari keduabelas, saya akan me-review tulisan dari sudut pandang kak Sinyo Egie yang dikenal aktif lewat yayasan Peduli Sahabat-nya. Di sini, mereka yang memiliki orientasi seksual menyimpang bisa mendapatkan konseling secara gratis, untuk diarahkan kembali pada fitrahnya. Mereka yang peduli pun bisa ikut membantu. Saya sempat dua kali mengikuti seminar dengan pembicara lelaki yang memiliki nama asli Agung Sugiarto ini, dan salah satunya sempat saya buatkan resumenya (bisa dibaca di sini: Pede Bicara Seks dengan Anak dan Mengenali Orientasi Seks Anak).” tapi katanya kan untuk tugas Tantangan Level 11 Kelas Bunda Sayang Ibu Profesional: Membangkitkan Fitrah Seksualitas Anak ini medianya disarankan bersumber dari penulis lain, ya. Jadi saya kutip tulisan ini dari majalah Ummi online:

Membedakan SSA dan LGBT

Dalil absurd mengenai genetika sering dijadikan argumen agar LGBT dilegalkan di seluruh dunia. Padahal, jika memang gen berperan dalam menentukan orientasi seksual seseorang, tentu bisa dibuktikan lewat tes DNA mengenai homo atau hetero-nya seseorang.

“Mereka (kelompok LGBT, red) sebetulnya ingin menjadi lawan dari heteroseksual. Mereka ingin keberadaan mereka diakui masyarakat dan negara, mereka ingin hawa nafsu mereka mendapat pelegalan, mereka bangga dengan identitas mereka yang melawan kodrat,” kata Sinyo Egie, penulis buku Anakku Bertanya tentang LGBT.

Sementara itu, ada segelintir orang yang menyadari dirinya homoseks, namun tidak ingin disebut sebagai LGBT. “Saya lebih suka menyebut pihak ini sebagai SSA (Same Sex Attraction—ketertarikan dengan sesama jenis) saja,” ujar Sinyo. Mereka, jelas Sinyo, memiliki kecenderungan, sejenis namun sadar bahwa hal tersebut adalah salah dan menyalahi fitrah.

 

Continue reading

Tantangan Level 11 Kelas Bunda Sayang IIP Hari ke-11

Untuk hari kesebelas Tantangan Level 11 Kelas Bunda Sayang Ibu Profesional: Membangkitkan Fitrah Seksualitas Anak ini, karena memang jadwal presentasi kelompok sudah usai, saya meneruskan sebagaimana instruksi awal yaitu mencari media edukasi lain kemudian me-review-nya. Kali ini saya ambil dari tulisan bu Elly Risman di facebook.

Elly Risman-Full

28 November at 07:18

Saatnya Mencermati Permainan

Makna kata MENCERMATI menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah: memperhatikan dengan seksama, teliti, penuh minat dan sungguh-sungguh. Permainan yang saya maksudkan di sini termasuk: benda berupa games dan permainan yang berbentuk kegiatan yang dilakukan anak-anak saat mereka bermain bersama.

Terkejut sekali saya begitu akan presentasi di dua tempat di salah satu kota besar di Jawa Tengah ketika mendengarkan jawaban staf saya tentang temuan apa yang menarik dan mutakhir di daerah ini, dan dia menjawab sebuah permainan yang berkonotasi seks lagi marak di kota itu.
Saya memandangnya tak berkedip, ketika dia menguraikan dan memperlihatkan contoh komik dan website dari apa yang ditiru anak SD untuk dijadikan permainan.

Sudah jadi kebiasaan di YKBH (Yayasan Kita dan Buah Hati) kalau kami (para pembicara dan pelatih parenting) akan memberikan seminar dan pelatihan di satu kota, maka tim riset YKBH berkewajiban mensuplai data tentang daerah tersebut, berkaitan dengan topik yang dibahas, terutama dampak negatif dari pornografi terhadap anak dan keluarga. Jadwal dan materi kegiatan Tim YKBH bisa dilihat di FB YKBH. Karena (masha Allah tabarakallah) kegiatan saya yang padat sekali, kadang kadang saya baru menanyakan hal ini di atas pesawat atau setibanya di hotel, di mana biasanya saya memeriksa sebentar materi presentasi.

Target Baru Pebisnis Pornografi
Dari segi konten atau materi sebenarnya kurang lebihlah yang ingin mereka jual dan pasarkan, hanya kini target yang ingin mereka sasar dari segi usia menjadi lebih muda. Bila di tahun 2009 anak yang ingin mereka sasar adalah mereka berusia baligh yang waktu itu bergerak dari 9 -13 tahun, kini telah turun ke anak-anak yang usianya lebih muda, yaitu balita! Mereka bukan saja jadi korban tetapi juga pelaku, seperti yang banyak diberitakan media terutama yang terjadi di Jatinegara beberapa pekan yang lalu di mana GS (5) dicabuli 7 anak lainnya yang berusia 5- 12 tahun.
Yang menarik dari kasus ini adalah bahwa pelaku utama mengetahui materi P dari HP orang terdekat dan kemudian mencari dan menikmatinya dari warnet dekat rumahnya.

Continue reading