Untuk Diriku Lima Tahun Lagi

Tahun ini usia saya tepat menginjak angka 35. Semakin mendekati umur 40 tahun, angka yang sering saya baca menjadi semacam titik dimulainya kembali kehidupan. Ada yang mengaitkannya dengan “puber kedua” yang membuat orang berperilaku seperti anak muda lagi, ada pula yang mengingatkan bahwa di umur 40 tahun itulah Nabi Muhammad SAW diangkat sebagai nabi dan rasul, sehingga menunjukkan istimewanya angka tersebut.

Lima tahun lagi, jika Allah SWT berkehendak, saya akan memasuki usia 40 tahun. Apa harapan saya pada usia itu? Akan jadi seperti apa saya pada usia itu?

Pas sekali, beberapa hari yang lalu grup Orientasi Komunitas Ibu Profesional mengajak untuk membuat kapsul waktu. Kapsul waktu ini oleh Mbak Wahyu Mardhartillah yang bertindak selaku fasilitator kelas diartikan sebagai tempat/wadah/media untuk meletakkan barang/harapan/informasi yang ingin kita simpan atau sampaikan pada objek tertentu dan dibuka dalam durasi waktu tertentu.

Fokus kali ini adalah kapsul waktu untuk diri sendiri, meskipun kapsul waktu ini juga bisa dibuat oleh sebuah komunitas misalnya. Isinya adalah catatan mengenai keadaan masing-masing saat ini dalam hal peran, kekuatan, dan bakat. Cakupannya bisa sebagai istri, sebagai ibu, maupun sebagai pribadi. Kemudian dituliskan juga harapan yang telah ditetapkan untuk masa mendatang, dengan durasi waktu mengikuti kemampuan diri. Tulisan ini dimasukkan ke dalam kapsul waktu untuk kemudian dibuka pada waktu yang sudah ditentukan.

Untuk kapsul waktunya, disarankan untuk menggunakan media penyimpanan yang kedap udara dan antiair, kuat dan tidak mudah rusak karena rayap. Karena harus bertahan selama sekian tahun, wadah tersebut juga harus awet dan tidak mudah keropos baik wadah maupun isinya. Untuk itu, saya memutuskan untuk menggunakan tempat minum yang sudah tidak terpakai lagi. Bukan berarti tidak menghargai tugas ini sampai memakai barang bekas, ya, tetapi dari kemarin saya memang sedang menimbang-nimbang tempat minum yang sudah mengalami kerusakan ini akan digunakan kembali untuk apa, karena mau dibuang juga sayang. Padahal motifnya sangat saya sukai. Meski sudah rusak, saya pikir masih cukup bisa bertahan untuk menjalankan peran sebagai kapsul waktu, kok.

Kapsul waktu ini bisa ditanam ataupun disimpan. Menarik sekali kalau bisa ditanam di tanah, ya. Lebih dramatis gitu rasanya. Sayangnya lahan di rumah tidak memungkinkan untuk itu, dan kemungkinan kami pun bisa berpindah tempat tinggal. Jadi, sementara justru saya tempatkan di salah satu tas berkas di rumah.

Ini dia kapsul saya yang sudah siap disimpan. Saya memilih jangka waktu lima tahun dengan alasan titik penting usia 40 tahun seperti yang sudah saya sebutkan di atas. Untuk isinya apa saja, saya memilih untuk menjadikannya sebagai sesuatu yang personal alias tidak dipublikasikan :). Deg-degan juga sih rasanya, hehehe.

#KapsulWaktu

#Kampungkomunitasibuprofesional

#Maret2020

 

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s