Tiga bulan mengikuti Tahap Ulat-Ulat Bunda Cekatan Institut Ibu Profesional, saya merasa semacam keluar dari zona nyaman. Terbiasa belajar di kelas level-level sebelumnya (Matrikulasi dan Bunda Sayang) yang metode belajarnya menurut saya lebih standar materi-tugas-kerjain, saya lumayan kalang kabut di tahapan kali ini. Dari yang tadinya menanti-nanti kapan Bunda Cekatan dimulai, sampai sempat kepikiran apa mundur saja.
Tugas seperti membuat mind map belum-belum membuat saya “sesak napas” karena saya tidak terlalu suka membuat peta pikiran seperti ini. Jadi sih jadi, tetapi rasanya tidak puas. Setelah itu ada pula tugas menemukan teman baru dan mewawancara untuk tahu apa saja kesukaannya, pakai acara menawarkan hadiah, pula. Menjalani semua itu berbarengan dengan terjadinya banjir yang untuk pertama kalinya masuk ke dalam rumah, ART sakit sampai harus rawat inap, dan tumpukan pekerjaan di kantor yang sedang menggunung bikin saya nyaris menyerah. Kadang saya merasa ingin angkat bendera putih itu bukan karena tugas tidak selesai sesuai tenggat, melainkan karena malu gara-gara tugas yang dikumpulkan ini kualitasnya tidak maksimal.
Yang saya sukai adalah, saya bisa belajar fokus. Saya bisa bertahan hanya di Keluarga WeBS, yang memang menyajikan makanan utama seputar penulisan blog. Sempat tergoda masuk Paviliun Ibu Bekerja Ranah Publik dari Keluarga Manajemen Waktu (langsung masuk paviliun tanpa masuk keluarganya dulu), tetapi cara belajar di sana sepertinya kurang cocok untuk saya. Saya juga mampir ke Keluarga Literasi, tetapi ketika masuk rupanya tidak banyak lagi bahasan.
Yah, alhamdulillah, selesai sudah Tahap Telur-Telur hingga TahapUlat-Ulat. Berikutnya akan ada Tahap Kepompong dan Tahap Kupu-Kupu. Menduga-duga sih, seperti apa tugas yang menanti di depan sana?
#bundacekatan
#kelasUlat
#institutibuprofesional
#aliranrasatahapUlat
Setelah tahap kepompong, jadilah kupu-kupu yang indah…