Agar Pembalut Kain Tak Mudah Tembus, Begini Caranya

Pandemi Covid-19 membuat saya lebih banyak berada di rumah, termasuk dalam hal pekerjaan yang ternyata bisa juga sebagian dilakukan secara jarak jauh. Banyak hal baru yang saya mulai kerjakan pada periode bekerja dari rumah ini, atau kebiasaan lama yang dimulai kembali. Salah satunya terkait pengelolaan menstruasi, tepatnya perlengkapan yang digunakan pada hari-hari khusus tersebut. Saya akhirnya mulai kembali menggunakan menstrual cup yang lama menganggur. Selengkapnya mengenai hal ini akan saya tuliskan di blog selanjutnya, ya.

Kali ini saya hendak berfokus pada pemakaian menstrual pads yang jadi lebih konsisten digunakan selama berada di rumah. Jujur, untuk hari-hari awal yang cukup deras flow-nya, saya masih memakai pembalut sekali pakai jika keluar rumah, termasuk ke kantor. Untuk hari-hari setelahnya, barulah saya memilih kembali ke pembalut reusable, dalam hal ini pembalut kain. 

Apa yang menghalangi saya untuk bertekad bulat selalu memakai pembalut kain secara rutin? Salah satunya adalah kemungkinan tembus saat sedang banyak-banyaknya. Agak merepotkan ketika harus berganti hampir seluruh pakaian kalau sudah tembus begitu, karena saya belakangan sering memakai gamis atau dress panjang ke kantor. Insiden tembus di kantor ini sudah terjadi pada saya dua kali sepanjang tahun ini, padahal baru dua jam sejak terakhir mengganti pembalut.

Kalau di rumah, kan, gampang, ya. Cari baju ganti mudah, mencuci pun enteng. Nah, setelah dipikir-pikir lagi, sebetulnya mungkin saya juga yang salah memperlakukan pembalut kain yang sudah saya miliki. Kasarnya, barangkali saya yang “terlalu barbar”. Soalnya dari beragam merek yang sudah saya coba (nanti review-nya menyusul, ya), kok ya rasanya hanya sedikit yang benar-benar bisa bertahan lama.

Saya memang sempat punya pikiran, sebagaimana saat memakaikan cloth diaper (clodi) ke anak-anak dulu waktu bayi, ya sudah pakai sebisanya. Petunjuk perawatan diikuti semampunya, tapi tidak terlalu ketat. Kalau daya serapnya sudah tidak memadai ya tinggal beli lagi. Namun, kalau begini, dampak penghematannya kan jadi tidak terlalu signifikan lagi, ya.

Nah, sebetulnya apa saja, sih, yang harus diperhatikan agar pembalut kain yang kita pakai tidak mudah tembus? Ini di antaranya:

  • Ingat untuk mencuci pembalut kain sebelum pemakaian pertama kali. Sebetulnya ini common sense, ya. Ketika membeli pakaian baru, kan, kita pasti akan mencucinya sehingga bersih dari sisa-sisa proses produksi ataupun kotoran yang mungkin menempel selama perjalanan dari tempat pembuatan ke rumah kita. Untuk pembalut kain, pencucian awal atau prewash ini juga bermanfaat untuk meningkatkan daya serap, sesuai dengan sifat bahannya.
  • Sering ganti pembalut, apalagi di hari-hari pertama. Standar, sih, ya. Kalau sudah kepenuhan, otomatis kan rawan tembus. Jika pada hari-hari berikutnya mungkin kita bisa mengganti menspad yang sedang dipakai setiap tiga hingga empat jam sekali, pada hari-hari pertama seringnya dua jam juga sudah penuh. Makanya, penting untuk menyiapkan pembalut cadangan, termasuk di dalam tas atau di loker kantor, jika kita ingin konsisten menggunakan pembalut kain ini.
  • Saat mencuci, jangan memakai terlalu banyak deterjen. Jika bilasan kita kurang bersih, sisa deterjen atau sabun cuci ini bisa menumpuk di dalam bahan pembalut kain dan berpengaruh terhadap daya serapnya. Apalagi kalau sabun cuci ini juga mengandung pelembut (softener) dan pencerah (brightener), lebih-lebih lagi pemutih. Selengkapnya soal ini akan dibahas lebih lanjut di bawah. Deterjen khusus tanpa pewangi dan pelembut biasanya lebih disarankan. Akan tetapi, ada juga yang memilih deterjen biasa (yang jauh lebih terjangkau) yang sudah dicek kadar pewangi, pelembut, maupun brightener-nya minim. 
  • Jangan memakai sabun cuci yang bukan ditujukan untuk mencuci pakaian. Namun, dulu suka ada yang berbagi trik di grup popok kain, untuk memakai sedikit saja sabun pencuci piring untuk menghilangkan noda, asal ketika membilas dipastikan benar-benar bersih. Namun, ada juga yang bilang, sabun cuci berbentuk bubuk lebih disarankan ketimbang yang cair.
  • Pemutih tidak disarankan karena dapat merusak serat kain dan dengan demikian memperpendek masa pakai pembalut kain. 
  • Pelembut pakaian juga berpotensi merusak pembalut kain karena meninggalkan residu berupa lapisan di atas kain. Fungsinya seolah memang melembutkan sehingga nyaman disentuh, tetapi tentu saja menghalangi penyerapan cairan ke dalam kain.
  • Jangan menyeterika pembalut kain. Apalagi kalau pembalut kain yang kita pakai memiliki lapisan antiair. Bakal rusak seketika, deh, ketika kena panas tinggi. Lagipula, tidak masalah dan tidak terlalu kelihatan juga, kan, kalau pembalut kain kita kusut? Kalaupun bermaksud mematikan kuman yang mungkin ada, kita dapat memanfaatkan sinar matahari. Itu pun tidak boleh terlalu lama dijemur menghadap matahari langsung.
  • Segera bilas pembalut kain untuk mencegah noda menjadi terlalu lama menempel dan makin sulit dibersihkan. Ini sepertinya tidak secara langsung berhubungan dengan daya serap, tetapi kalau ada noda membandel, kita akan tergoda untuk mengucek lebih lama atau lebih keras, yang bisa merusak kain. Kalaupun sedang bepergian, sebisanya segera bilas atau basahi dulu pembalut kain dengan air dingin (bisa air keran biasa), lalu simpan di wetbag alias tas atau kantong antiair. Jika kita membilas dengan air panas, noda malah akan menjadi tambah menempel. Bilas dengan bagian atas (lapisan penyerap yang menempel di kulit kita) menghadap ke bawah, sehingga cairan tidak malah tertahan pada pelapis bawah. Jika ada noda yang benar-benar tidak bisa hilang setelah dibersihkan dengan cara wajar (maksudnya tidak terlalu dikucek sekuat tenaga), ketimbang tergoda untuk menyikatnya, coba jemur saja dulu di bawah sinar matahari. Saya pernah dibuat takjub ketika noda pup popok Fathia semasa bayi yang tidak hilang-hilang ternyata lenyap setelah clodi-nya dijemur.
  • Pilih ukuran yang pas. Karena badan saya berukuran besar, maka saya memilih untuk selalu memakai tipe night yang lebih panjang dan lebar untuk hari-hari pertama, meski siang hari. Sebab, area yang harus ditutup juga lebih panjang, kan. Celana menstruasi dari kain juga bisa dicoba karena coverage-nya yang lebih luas. Kebetulan saya baru membelinya, tetapi belum sempat dipakai.
  • Trial & error. Butuh waktu pastinya untuk bertemu dengan merek, atau tepatnya dengan bahan dan model yang sesuai dengan bentuk tubuh dan kebutuhan kita. Jenis bahan dan desain masing-masing merek bisa berbeda, bahkan dalam satu merek pun bisa jadi ada lebih dari satu tipe. Saya sendiri kurang cocok dengan menspad yang memiliki insert yang perlu diselipkan dulu (seperti pada clodi model pocket), karrna menurut saya rawan tembus dari bukaan kantongnya itu. Demikian pula pembalut kain dengan wing minimalis yang sepertinya hanya bertujuan menahan pembalut kain pada tempatnya ketika dipakai, bukan membantu penyerapan.

Bagaimana dengan penggunaan mesin cuci? Ada perbedaan pendapat. Ada yang secara ketat tidak mau menggunakan mesin cuci dengan tujuan agar pembalut kain lebih awet, tetapi ada juga yang menganggap tidak apa-apa, tentunya setelah nodanya dibersihkan terlebih dahulu secara terpisah dan mengikuti saran pemakaian sabun cuci seperti di atas (termasuk jangan menggunakan softener).

Pemakaian laundry net alias jaring cuci bisa membantu agar pembalut tidak terlilit pakaian lain yang bisa menariknya ke berbagai arah dan membuat serat kainnya longgar. Sebaiknya, pembalut kain tidak dikeringkan dengan pengering mesin cuci, karena bisa mengikis serat kainnya.

Oh, ya, tetap ingat bahwa pembalut kain pun memiliki batas usia pakai. Yang biasa disebut di situs-situs yang membahas soal pembalut kain, sih, sekitar lima tahun, bahkan lebih.

Banyak di antara pembalut kain saya yang sudah hampir seusia anak pertama alias nyaris sembilan tahun dipakai, jadi ternyata memang wajar juga kalau sudah tidak prima lagi performanya. Saatnya beli yang baru, kalau begitu. Atau, hmm, mantap nggak ya, untuk konsisten memakai menscup?

Itu tadi sejumlah tips untuk menghindari menstrual pad tembus saat dipakai. Kalau ada tips lainnya, mau yaa dibagi di kolom komentar.

#Writober2021
#RBMIPJakarta
#Tembus

Sumber: heygirls, periodlady, theacare

14 thoughts on “Agar Pembalut Kain Tak Mudah Tembus, Begini Caranya

  1. Aku belum siap pake menscup jadi pake pembalut kain, so far nyaman ga pernah bocor cuma kadang agak panas dan lembap jdi harus sering dicek dan ganti ya kak

  2. dari dulu aku khawatir banget kalo mau coba pembalut kain karena takut tembus, kalau sekarang udah tau tipsnya jadi mau coba deh

  3. Orang dulu pakai pembalut kain hebat ya. Ramah lingkungan juga. Aku juga pingin beralih pelan2 sih pas dah nggak deres, pake kain aja. Cuma belum beli hihi. Dan harus dicoba nih tips2nya 😉 thank you.

  4. Dari dulu penasaran gimana bentukannya menstrual cup, oh rupanya kayak pembalut biasa tapi dari bahan reusable. Aku belum rajin dalam hal mencuci ini, PR banget kalau pake ini, meski ini bagus buat kesehatan ya.

  5. Pingin juga nih mba berganti menstrual pads dengan kain.. Tapi sering kali ada rasa taku bocor, dan sebagainya.. Mungkin cara ini bisa aku coba 🙂

  6. senang banget sekarang mudah banget nemuin menstrual pads

    pertama kali saya pakai sekitar tahun 2010, harus nitip teman dari UK dan harganya mahal bangettt

  7. Beberapa kali udah diajak temen pake pembalut kain sih kak. Cuma masih maju mundur soalnya agak mager kalau kudu rajin cuci-cuci, terutama pas ganti di luar ruangan yah. Tapi bakalan coba deh, biar lebih sehat dan go green juga

  8. kok masih ngeri ya pakai menscup mbak, pembalut kain ini emang harus telaten ya mbak , di cuci di bersihkan dengan segra duh membaca serenttan prosedurnya memang gak ribet dikit sih tapi lebih ramah buat lingkungan khsuusnya

  9. Wah makasih tipsnya nih sangat bermanfaat. Alhamdulillah aku pake menspad udah lama sejak jaman kuliah sampe sekarang. Paling engga ini salah satu langkah kecil aku dalam mengurangi sampah plastik

  10. Kok aku takut ya mau nyoba mentrual pad ini. tapi memang bagus sih kayanya. tips ini sangat bermanfat loh. apalagi buat yang baru mau nyoba.

  11. wah penasaran pengen nyobain tapi belum berani nih, hihi.. kayanya perlu dicoba kalau sudah tau tips dan tricknya ya lebih nyaman pasti 🙂

Leave a Reply to Atiqoh Cancel reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s