Plus Jakarta, Kota Kolaborasi. Kata-kata tersebut menyambut para pengunjung Taman Lapangan Banteng yang memasuki area tersebut dari Pintu Barat, termasuk kami semalam. Slogan ini mengandung pesan bahwa pembangunan Jakarta memerlukan keterlibatan warganya dari semua lapisan. Dikutip dari website resmi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, kota ini diharapkan menerapkan konsep City 4.0.

Jakarta Kota Kolaborasi
Jika dalam tataran City 1.0 pemerintah menjadi administrator sedangkan warga sekadar sebagai penduduk, lalu pada City 2.0 pemerintah sebagai pelayan sementara warga merupakan customer, kemudian dalam City 3.0 pemerintah adalah fasilitator bagi warga yang mengambil peran partisipan, maka City 4.0 dirancang lebih dari itu. Dalam City 4.0, berbagi gagasan adalah suatu kultur, hingga terbentuk ekosistem yang saling mendukung antara pemerintah dengan warga kota yang bergerak bersama.
Warga kota yang dimaksud di sini bisa berasal dari berbagai kalangan, mulai dari peserta didik atau mahasiswa, ibu-ibu, aneka komunitas, seniman, UMKM, hingga startup. Kolaborasi dapat dilakukan antara lain dalam enam kategori, yaitu Environmental Resilience, Future of Work, Urban Regeneration, Innovation and Technology, Equality and Empowerment, serta Art and Culture.
Jakarta sebagai ibukota negara adalah kota pusat pemerintahan sekaligus pusat perekonomian, sehingga insan dari berbagai budaya dan latar belakang berkumpul di sini. Beragamnya karakter warga ini merupakan potensi yang jika dikembangkan dengan baik maka akan saling melengkapi dan makin mendukung makin majunya Kota Jakarta yang usianya sudah mendekati lima abad.
Jakarta Yang Serba Ada
Keluarga kecil kami pun termasuk di antara sekian banyak perantau dari daerah lain yang memilih bertempat tinggal di kota nan padat ini. Tahun 2022 menandai satu dekade kami menjadi penduduk Jakarta, seusia putri pertama kami.
Jika sebagian teman kami memilih untuk membeli rumah di kota-kota penyangga dengan alasan kenyamanan, meski kantor berada di Jakarta, kami pun punya pertimbangan sendiri. Pertama, tentu karena kami ingin perjalanan ke dan dari kantor tidak terlalu lama. Baik ketika anak-anak masih bayi dulu hingga saat mereka sudah bersekolah sekarang, jarak yang dekat ini mempermudah kami ketika ada keperluan mendadak. Waktu untuk bisa membersamai anak-anak juga jadi bisa lebih panjang.
Guyubnya warga Jakarta juga kami rasakan betul saat kami sekeluarga terkonfirmasi positif Covid-19 bulan Agustus 2020. Walaupun kami saat itu baru saja pindah ke rumah yang ini, tetapi Pak RT dengan sigap mengoordinasi dukungan untuk keluarga kami begitu mengetahui kabar tersebut. Dari penyediaan lauk matang tiap harinya hingga urusan pembuangan sampah beliau tangani beserta jajarannya.

Mencicipi naik MRT sebelum pandemi
Jakarta pun memiliki sederetan fasilitas yang memudahkan warganya, mulai dari pendidikan, kesehatan, hingga transportasi. Tak ketinggalan, tempat rekreasi pun berlimpah. Mau yang konsepnya modern, di dalam gedung, wisata budaya, sampai taman di ruangan terbuka, tinggal sebut saja. Dulu hampir setiap akhir pekan kami pergi ke taman maupun Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) yang tersebar di berbagai penjuru kota. Untuk wisata alam mungkin memang tidak sebanyak di daerah lain, tetapi sarana transportasi dari Jakarta menuju ke tempat-tempat wisata alam di daerah sekitar juga relatif banyak dan mudah.

Taman Suropati di Menteng, salah satu ruang terbuka hijau yang sering kami datangi
Karena pandemi Covid-19 yang melanda sejak tahun 2020 lalu, beberapa tempat wisata memang sempat ditutup untuk mendukung pembatasan aktivitas masyarakat, demi mencegah penyebaran wabah makin meluas. Kala itu, kami banyak memanfaatkan tur atau wisata virtual dari berbagai penyelenggara, baik pemerintah maupun swasta. Karena tampilan wisata lewat layar ini yang berformat video, tentu dukungan Internet Rumah yang andal sangat diperlukan.

Meski saat itu sedang terinfeksi Covid-19, saya tetap bisa “jalan-jalan” secara virtual untuk napak tilas tempat-tempat bersejarah di Jakarta
Bersyukur kami memutuskan untuk memasang IndiHome di rumah baru kami. Awalnya pemasangan ini memang untuk mendukung keperluan saya dan suami bekerja dari rumah, juga anak-anak yang harus menyimak materi sekolahnya dari jarak jauh. Sebelumnya, kami sudah merasa cukup dengan fitur tethering menggunakan provider yang masih sama-sama dari Telkom Grup. Namun, ternyata mengganggu juga ketika koneksi harus terputus karena ada panggilan masuk melalui jaringan seluler biasa, yang bikin rapat jadi terjeda. IndiHome menjadi pilihan kami setelah bertanya ke tetangga kanan-kiri-depan-belakang. Mereka semua kompak menyatakan bahwa IndiHome benar-benar menyediakan Internet Rumah yang bagus.
Kemudian, Wifi Cepat dengan IndiHome pun terbukti mempermudah urusan belanja tanpa perlu keluar rumah. Jadi, walaupun banyak tempat belanja yang kala itu harus ditutup, kebutuhan sehari-hari kami tetap dapat terpenuhi lewat layanan daring. Untuk hiburan dari rumah pun, meski kami mengambil paket Internet Rumah yang tergolong paling murah, ternyata IndiHome memberikan layanan memuaskan.

Kerja lancar dengan Internet Rumah dari IndiHome
Tak ada lag yang berarti saat kami harus ikut rapat dan/atau menjalani kelas virtual secara bersamaan. Total ada lima orang di rumah ini yang cukup aktif menggunakan internet, dan bahkan saat ada lebih dari dua perangkat yang mengakses layanan streaming seperti menonton film atau pertandingan olahraga pun, kecepatannya masih stabil.
Gempita Wisata Sambut Ultah Jakarta
Seiring dengan melandainya grafik kasus positif dan meningkatnya angka warga yang sudah mendapatkan vaksin, tempat-tempat wisata ini pun mulai dibuka kembali. Hari ini, bersamaan dengan bulan ulang tahun Kota Jakarta, kawasan Monas dibuka kembali. Selama masa uji coba, memang pengunjung belum bisa sampai memasuki Tugu Monasnya sendiri, baik untuk ke ruangan museum maupun naik ke puncak Monas. Namun, sepertinya pembukaan area taman dan lapangan sudah lumayan untuk mengobati rasa rindu pengunjung.

Kawasan Tugu Monas dilihat dari Lantai 24 Perpustakaan Nasional, Januari 2020
Tak jauh dari Monas, ada pula atraksi lain yang mulai diselenggarakan lagi untuk pertama kalinya. Tepatnya di Taman Lapangan Banteng yang saya sebutkan di awal tulisan. Taman ini memang sudah dibuka kembali untuk umum sejak akhir Oktober 2021, bersamaan dengan belasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) lainnya. Namun, pertunjukan air mancur menari yang biasanya diadakan setiap akhir pekan, baru dimainkan lagi tanggal 18 Juni 2022 ini.
Begitu melihat informasi tentang pertunjukan air mancur ini di media sosial Pemprov Jakarta, saya jadi ingin ikut menyaksikan pada hari pertama. Terakhir kami sekeluarga ke sana adalah pada bulan Januari 2020, mumpung Mama sedang berkunjung ke Jakarta.

Akhirnya ke Lapangan Banteng lagi bareng anak-anak setelah dua tahun lebih
Tak seperti dulu, pada pertunjukan kali ini lampu taman tidak digelapkan. Memang jadinya tampilan lampu di kolam yang meningkahi “tarian” air mancur tidak sekontras dulu, tetapi jadi lebih nyaman dan aman juga rasanya. Masih seperti sebelumnya, lagu yang dimainkan berturut-turut adalah Tanah Air Beta, Bagimu Negeri, Tanah Airku, Jali Jali, Surilang, Satu Nusa Satu Bangsa, dan Yamko Rambe Yamko.

Air Mancur Menari diiringi lagu-lagu nasional dan daerah di Lapangan Banteng
Berhubung baru keluar rumah setelah Isya, kami jadi kebagian sesi ketiga yaitu pukul 20.15. Sebelumnya, ada juga sesi pukul 18.30 dan 19.30. Ingin menyaksikannya juga? Bisa datang ke Lapangan Banteng pada hari Sabtu atau Minggu pada waktu-waktu di atas. Mau mulai ke tamannya sejak sore hari pun bisa banget. Fasilitas seperti toilet umum dan musala tersedia untuk menambah kenyamanan pengunjung.
Aktivitas Masyarakat Meningkat, Ekonomi Menggeliat
Ngomong-ngomong soal pengunjung, semalam memang banyak sekali yang datang ke Lapangan Banteng. Bukan cuma mereka yang datang untuk melihat-lihat dan berwisata, banyak pula pedagang yang mangkal. Arus lalu lintas pun jadi lebih padat dari biasanya, cukup terlihat bedanya di mata saya yang memang nyaris setiap hari lewat situ.
Keramaian lain juga tampak di Pekan Raya Jakarta (PRJ) alias Jakarta Fair, di daerah Kemayoran. Gara-gara pandemi, PRJ yang biasanya rutin digelar tiap tahun ini ikut terhenti. Tahun ini, PRJ kembali memeriahkan bulan ulang tahun Jakarta. Atau tepatnya, seperti disampaikan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, disebutkan bahwa Jakarta Hajatan menggantikan istilah HUT Jakarta. Kami belum sempat ke PRJ sih, sementara cukup memantau dari berita dan cerita teman-teman. Lagi-lagi, kemudahan teknologi komunikasi yang didukung oleh Internet Rumah yang cepat dari IndiHome mempermudah saya untuk selalu mendapatkan informasi terbaru meski belum bisa banyak bepergian karena kesibukan kerja. Termasuk untuk membeli barang-barang dari PRJ lewat jasa titipan (jastip) yang diadakan beberapa teman.
Bersyukur juga menyaksikan bagaimana aktivitas masyarakat di luar rumah kembali meningkat. Selama tetap menjaga kewaspadaan dan mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan, ini tentu hal positif. Sebagai dampaknya, perekonomian regional maupun nasional pun berangsur bangkit. Berbagai indikator pun mencerminkan optimisme ini, misalnya Pertumbuhan Ekonomi Regional DKI Jakarta yang pada triwulan I 2022 tumbuh sebesar 0,64% (dibandingkan dengan triwulan sebelumnya) dan 4,63% (dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun lalu).
Jika dibandingkan dengan pengukuran pada bulan Februari 2021, Tingkat Pengangguran Terbuka di DKI Jakarta pada Februari 2022 pun menurun sebesar 0,51%. Ini hadiah yang manis untuk kerja keras semua pihak demi memulihkan berbagai segi kehidupan dari kesehatan hingga sosial ekonomi yang sempat terpuruk sejak dua tahun terakhir, sekaligus semacam kado menyongsong HUT Jakarta yang ke-495, tanggal 22 Juni 2022 nanti.
Selamat hari jadi, Jakarta! Semoga makin jaya dan maju, sekaligus tetap menjaga luhurnya nilai-nilai kearifan lokal di tengah riuhnya pergerakan global.
Besok ya HUT nya Jakarta, semoga Ekonomi bisa benar2 pulih disana, apalagi ada hiburan air mancur, setidaknya bisa jadi daya tarik para pengunjung untuk datang.
Aamiin 😊
Waah, hari ini ibukota ulang tahun nih mkwwk. Trakir kali ke Jakarta itu tahun berapa yaaa, kayaknya udah sebelum pandemi deh dan itupun buat nonton konser mkwkw. Pengen jalan2 ke Jakarta, nyobain MRT dan main ke tempat2 RTH yang keren
Wah iya bener, udah lama juga nih nggak naik MRT
Belum pernah menyaksikan Air Mancur Menari. Namun, sudah mampir ke Jakarta Fair/PRJ. Semoga nanti bisa berkesempatan menyaksikan langsung!
Jakarta berulang tahun lagi ya. Senangnya, tetap bisa melakukan napak tilas walau hanya secara virtual. Wah, ada air mancur menari ya di Lapangan Banteng, Sepertinya akan menyenangkan nih, bisa jadi wisata singkat bareng keluarga.
masyaallah cakep banget air mancurnya.. semalam lewatin lapangan banteng, belum keliatan apa karena gelap ya
Oh, kalau air mancurnya cuma dinyalakan tiap Sabtu dan Minggu malam, Mba
Dulu pernah lihat air mancur menari di Monas, yang di Taman Banteng belum pernah lihat nih. Jadi pengen ke sana, tapi penuh banget nggak kak kalau yang di Taman Banteng?
Alhamdulillah udah pernah menyaksikan pertunjukkan air mancur sebelum pandemi dengan lampu yang dimatikan ha ha ha , seru ya, apalagi untuk keluarga ,anak anak suka sekali. Jajanan juga banyak, tempat juga bersih, nyaman deh
Tempat yang tepat buat mengajak anak-anak menonton yang “amazing” ^_^. Waktunya jam setengah tujuh malam ya. Coba kita set jadwal kunjungan pada jam itu.
jadi penduduk jakarta memang menggiurkan
ya fasilitasnya ya gajinya dan kesempatan yang terbuka lebaaaar itu!
tapi apa daya, hanya memandang dari kota penyanggah dulu sementara!
Jadi pengin lihat langsung hehe semoga tahun tahun berikutnya bisa lihat langsung
Pernah sekali ke lapangan banteng pas awal 2020 sebelum covid menyerang, bagus banget dan cocok ke sana tu sama keluarga.
Pernah ke sini awal 2020 waktu sebelum covid menyerang, bangus banget dan cocok ke sini sama keluarga.
Udah lama banget aku gak nonton air mancur menari, terakhir nonton pas di Monas. Apalagi PRJ terakhir kesana pas aku masih kecil banget hihihi. Jadi pengen nostalgia ke PRJ
Kalau teringat masa2 PPKM sangat mengandalkan banget akses internet termasuk utk belajar dan bekerja bahkan wisata pun dilakukan dominasi secara virtual
Dan saat ini ketika keadaan tengah membaik kebutuhan akan jaringan internetnya tetap dibutuhkan karena kini segala hal sudah sangat mengandalkan basic digital
Udah lama banget gak ke Lapangan Banteng ternyata udah sekeren ini ya! Semoga semua tetap mengikuti prokes ya apalagi kalau pengunjung sudah mulai kembali ramai. Next weekend mau ke sini deh hehe