Materi Kelas Matrikulasi IIP Batch 2 Sesi IX: Bunda Sebagai Agen Perubahan

🎇Resume Materi & Tanya Jawab🎇

*Matrikulasi Institut Ibu Profesional Batch#2 sesi#9*
Hari/tanggal : Selasa, 13 Desember 2016
Fasilitator      : Diyah Amalia
Ketua kelas   : Hastuti (Hascu)
Koordinator pekan ke 9 : Ida Sani

Matrikulasi IIP batch #2 sesi #9

BUNDA SEBAGAI AGEN PERUBAHAN

Perempuan khususnya seorang ibu adalah instrumen utama yang sangat berperan sebagai agen perubahan. Dari sisi individu, untuk menjadi agen perubahan adalah hak semua orang tidak berbatas gender. Karena semua memiliki potensi dasar yang sama berupa akal, naluri, dan kebutuhan fisik. Sedangkan dalam konteks masyarakat, keberadaan ibu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan keluarga, di mana keduanya memiliki porsi prioritas yang sama.

Keberadaan ibu di masyarakat akan meningkatkan kualitas pendidikan keluarga di rumah, demikian juga pendidikan keluarga di rumah akan memberikan imbas positif pada peningkatan kualitas masyarakat.

Maka berkali-kali di Ibu Profesional kita selalu mengatakan betapa pentingnya mendidik seorang perempuan itu. Karena

“mendidik 1 perempuan sama dengan mendidik 1 generasi”.

Maka apabila ada 1 ibu membuat perubahan maka akan terbentuk perubahan 1 generasi yaitu generasi anak-anak kita. Luar biasa kan, impact-nya.

Dari manakah mulainya?

Kembali lagi, kita harus memulai perubahan di ranah aktivitas yang mungkin menjadi

“MISI SPESIFIK HIDUP KITA”.

Kita harus paham JALAN HIDUP kita ada di mana. Setelah itu baru menggunakan berbagai CARA MENUJU SUKSES.

Setelah menemukan jalan hidup, segera lihat lingkaran 1 Anda, yaitu keluarga. Perubahan-perubahan apa saja yang bisa kita lakukan untuk membuat keluarga kita menjadi CHANGEMAKER FAMILY.

Mulailah dengan perubahan-perubahan kecil yang selalu konsisten dijalankan. Hal ini untuk melatih keistiqomahan kita terhadap sebuah perubahan.

Maka gunakan pola kaizen (Kai = perubahan, Zen = baik). Kaizen adalah suatu filosofi dari Jepang yang memfokuskan diri pada pengembangan dan penyempurnaan secara terus-menerus dan berkesinambungan.

Setelah terjadi perubahan-perubahan di keluarga kita, mulailah masuk lingkaran 2 yaitu masyarakat/komunitas sekitar kita. Lihatlah sekeliling kita, pasti ada misi spesifik Allah menempatkan kita di RT ini, di kecamatan ini, di kota ini, atau di negara ini. Lihatlah kemampuan Anda, mampu di level mana. Maka jalankan perubahan-perubahan tersebut, dari hal  kecil yang kita bisa.

START FROM THE EMPATHY

empathy

Inilah kuncinya.

Mulailah perubahan di masyarakat dengan membesarkan skala perubahan yang sudah kita lakukan di keluarga.

Sehingga aktivitas kita di masyarakat tidak akan bertabrakan dengan kepentingan keluarga. Bahkan akan saling mendukung dan melengkapi.

Setelah EMPATHY maka tambahkan PASSION, hal ini akan membuat kita menemukan banyak sekali SOLUSI di masayarakat.

KELUARGA tetap nomor 1, ketika Bunda aktif di masyarakat dan suami protes, maka itu warning lampu kuning untuk aktivitas kita, berarti ada yang tidak seimbang. Apabila anak yang sudah protes, maka itu warning keras, LAMPU MERAH. Artinya Anda harus menata ulang tujuan utama kita aktif di masyarakat.

Inilah indikator Bunda Shaleha, yaitu bunda yang keberadaannya bermanfaat bagi dirinya, keluarganya, dan lingkungan sekitarnya.

Sehingga sebagai makhluk ciptaan Allah, kita bisa berkontribusi kebermanfaatan peran kita di dunia ini dengan “Rasa TENTERAM”.

Salam

Tim Matrikulasi IIP

Sumber Bacaan:

Masaaki Ima, Kaizen Method, Jakarta, 2012.

Ashoka Foundation, Be a Changemaker: Start from the Empathy,  2010.

Materi-materi hasil diskusi keluarga bersama Bapak Dodik Mariyanto, Padepokan Margosari,  2016.

Link Video Matrikulasi IIP Sesi 9: Bunda Sebagai Agen Perubahan

https://www.youtube.com/watch?v=tDKZAKpH-GI&t=68s

🎇 Sesi Tanya Jawab 🎇

1⃣ Penanya: Agustine
(T) Seringkali saya ingin melakukan sesuatu tapi menunggu sesuatu dulu. Seperti: saya ingin beternak bebek, punya kolam ikan gurami TETAPI saya harus pindah dulu ke kota kecil. Padahal saat ini belum memungkinkan. Seandainya tetap dilaksanakan di tempat tinggal saya sekarang, keinginan saya juga tidak bisa diwujudkan.
Apakah yang seperti ini dibolehkan untuk bisa menjadi bunda sukses?

(J) Nah, jika sudah terlihat kemungkinan-kemungkinan yang muncul dan bunda bisa berhitung atas kemungkinan tersebut, maka coba untuk dibuat petanya. Bisa dengan mengklasifikasikan pada prioritas masing-masing aktivitas atau melalui perencanaan jangka pendek, menengah dan jangka panjang.

Suksesnya seorang bunda, ketika melakukan aktivitas sudah di level ‘rasa TENTERAM’ baik secara pribadi maupun keluarga✅.

2⃣ Penanya: Febri
(T) Apakah seorang ibu profesional hanya boleh punya misi spesifiknya 1 saja? Bagaimana jika bisa menjadi inspirator, lalu pengajar, teknisi, designer?

(J) Misi spesifik adalah jalan hidup. Jika ternyata jalan hidupnya lebih dari satu, maka dirumuskan satu persatu dan temukan cara menuju suksesnya.✅

3⃣ Penanya: Sari
(T) Ketika melihat lingkungan kita yang masih banyak pengaruh negatif, saya lebih bersikap menutup diri. Menjaga keluarga saya dari pengaruh negatif tersebut. Apa yang sebaiknya yang kita lakukan apabila berada pada situasi tersebut, menutup diri? Atau justru ikut keluar mencari solusi? Karena masih besar perasaan takut jika pengaruh negatif dari luar dapat masuk.

(J) Ibu profesional fokus pada solusi. Ketika tantangan yang dihadapi bisa jadi terhitung berat dan merasa belum mampu untuk menghadapinya, maka langkah awal, jadikan hal-hal tersebut sebagai pelajaran untuk diri dan keluarga. Kasusnya ada di depan mata dan kita bisa langsung mengambil pelajarannya, kemudian belajar untuk memikirkan solusinya bagi diri dan keluarga✅.

4⃣ Penanya: Ratna
(T) Sebagai seorang ibu dan istri, kita juga adalah individu yang punya misi hidup. Untuk menjalankan misi hidup tentu saja perlu keseriusan dan step by step yang harus dijalani.

Bagaimana kalau misi hidup kita sebagai individu tidak berkaitan langsung dengan pendidikan anak, dan apabila berbenturan, bagaimana menyikapinya? Harapannya sebagai individu juga “sukses”, sebagai ibu pun berhasil mendidik anak-anak.

(J) Ya, sebagai individu kita bisa tumbuh, pun sebagai istri dan ibu kita juga mampu menjalankan amanah dengan baik.
Ini cita-cita kita yaa😊.

Nah, misi hidup seperti apa yang berbenturan itu?

Pada intinya, apa yang kita lakukan tersebut mampu membuat kehidupan diri dan keluarga kita semakin baik, tentram dan penuh manfaat✅.

5⃣ Penany : Diah
(T) Yang dimaksud dengan Start From Empathy itu seperti apa ya, soalnya saya merasa bukan orang yang punya strength Empathy 😁.

(J) Poin ini diawali dari perubahan-perubahan dalam keluarga inti kita berdasarkan dari pemetaan misi spesifik.

Untuk langkah awal, kita mencoba melihat lingkungan sekitar:

Apa yang terjadi di sekitar kita?
Pelajaran apa yang bisa kita petik?
Kontribusi apa yang mampu kita berikan sesuai dengan misi spesifik?

Intinya dimulai dengan mengasah kepekaan kita melihat perkembangan lingkungan sekitar.✅

6⃣ Penanya: Oktin
(T) Bagaimana ketika sebenarnya kita sudah dapat izin dari suami untuk berkegiatan di luar, tapi suami kadang membolehkan juga kadang di lain waktu tidak memberi izin. Jadi seperti setengah-setengah. Saya jadi tidak bisa fokus karena harus melihat-lihat situasi suami.

Bagaimana menyikapi sikap keluarga yang seperti itu, baik suami atau anak-anak kelak?

(J) Ngobrol lagi dengan suami dan anak-anak ya Bunda…apa yang dipikirkan dan dirasakan, kemudian selesaikan dengan memunculkan kesepakatan-kesepakatan yang jelas.

Jadi, keputusan-keputusan yang diambil nantinya, tidak meninggalkan ganjalan di hati😊

7⃣ Penanya: Oktin
(T) Mengenai kaizen saya belum terlalu paham. Apakah ada contoh pola tersebut?

(J) Kaizen merupakan aktivitas harian yang pada prinsipnya memiliki dasar sebagai berikut:

Berorientasi pada proses dan hasil. Berpikir secara sistematis pada seluruh proses. Tidak menyalahkan, tetapi terus belajar dari kesalahan yang terjadi di lapangan.

[Materi ini ada di Bunda Cekatan secara lengkapnya, saya ambil beberapa poin penting]

Beberapa poin penting dalam *proses penerapan KAIZEN* yaitu:

🍀 *Konsep 3M* (Muda, Mura, dan Muri) dalam istilah Jepang. Konsep ini dibentuk untuk mengurangi kelelahan, meningkatkan mutu, mempersingkat waktu dan mengurangi atau efisiensi biaya. Muda diartikan sebagai mengurangi pemborosan, Mura diartikan sebagai mengurangi perbedaan, dan Muri diartikan sebagai mengurangi ketegangan.

🍀 Gerakan 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke) atau 5R. Seiri artinya membereskan tempat kerja. Seiton berarti menyimpan dengan teratur. Seiso berarti memelihara tempat kerja supaya tetap bersih. Seiketsu berarti kebersihan pribadi. Shitsuke berarti disiplin, dengan selalu mentaati prosedur di tempat kerja. Di Indonesia 5S diterjemahkan menjadi 5R, yaitu Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin

🍀 Konsep PDCA dalam KAIZEN. Setiap aktivitas usaha yang kita lakukan perlu dilakukan dengan prosedur yang benar guna mencapai tujuan yang kita harapkan. Maka PDCA (Plan, Do, Check, dan Action) harus dilakukan terus-menerus.

🍀 Konsep 5W + 1H. Salah satu alat pola pikir untuk menjalankan roda PDCA dalam kegiatan KAIZEN adalah dengan teknik bertanya dengan pertanyaan dasar 5W + 1H (What, Who, Why, Where, When, dan How).

(Septi Peni Wulandani)✅

===========================

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s