Sesi Peran Akupunktur dalam Mencegah Serangan Jantung Secara Dini ini menyambung bahasan sesi sebelumnya. Dalam acara yang diadakan oleh Balai Kesehatan Kementerian Keuangan bekerja sama dengan RSIA Tambak pada tanggal 8 Februari 2017 ini, dr. Lina Rostini, Sp.Ak. tidak hanya menyajikan presentasi tetapi juga langsung mencontohkan kegiatan senam limfatik dan gerakan akupunjktur sederhana yang dapat dilakukan di rumah sehari-hari. Beberapa peserta juga menjajal langsung akupunktur dengan jarum oleh dr. Lina di akhir acara.
Berikut catatan saya:
Serangan jantung adalah kondisi di mana jantung tidak mendapatkan cukup oksigen dari darah yang mengalir ke jantung, sehingga otot jantung tidak bisa berfungsi (memompa darah) dan aliran darah berhenti. Penyebab: keterlambatan suplai darah ke otot jantung, peningkatan kebutuhan darah dan oksigenisasi. Sedangkan faktor predisposisinya antara lain merokok, stres, obesitas, tekanan darah tinggi, diabetes, dan stres.
Pilar pengelolaan diabetes bukan hanya minum obat ya, tapi harus jaga input dan output yaitu makanan dan olahraga.
Tempat-tempat yang terasa nyeri pada saat terjadi gangguan jantung:
– Di belakang tulang dada
– Di belakang tukang dada menjalar ke leher (seperti kalung)
– Dari dada menjalar ke bahu dan dada
– Dari dada menjalar ke rahang
– Di dada bawah di ulu hati (sering ditafsirkan sebagai ‘sakit maag’)
– Di daerah punggung di antara kedua belikat.
Peranan Akupunktur
Akupunktur dimulai sebagai bagian dari kedokteran tradisional China. Filosofinya berdasar pada keberadaan bioenergi yang mengalir dalam saluran sistem meridian yang tersebar pada tubuh. Yang pertama membukukan adalah Kaisar Huang Ti Nei Jing.
Dulu kedokteran tradisional ada sebelum ada kedokteran barat. Untuk keberadaan bioenergi memang masih sulit dibuktikan seperti apa, tetapi pengaruh saluran meridian bisa dibuktikan dan sudah ada penelitiannya.
Akupunktur dari kata acus dan punctura, suatu cara pengobatan melalui perangsangan titik-titik tertentu pada permukaan tubuh untuk mengobati berbagai gangguan kondisi kesehatan.
Titik akupunktur: daerah peka rangsang yang apabila dirangsang akan mengaktifkan berbagai molekul signaling spesifik yang akan memengaruhi berbagai fungsi sel yang memiliki reseptor spesifik (cell signaling) dalam fungsi neuro-endokrin-imun untuk mencapai keadaan homeostasis. Syaraf di situ lebih peka dan berpengaruh sebagai titik meridian ke bagian yang dikehendaki. Misalnya yang diterapi daerah perut, bisa ditujukan ke liver.
Dua tipe diabetes:
Insulin membuka gerbang pintu gula, jika pankreas tidak bisa memproduksi maka gula tidak bisa masuk ke dalam sel dan terkumpul di luar.
Sel tubuh kita memakai gula untuk energi, tetapi ketika antenanya tidak sensitif jadi tidak menangkap dengan baik ketika ada insulin lewat.
Mekanisme kerja:
Contoh pada hipertensi: memengaruhi mediator humoral dan stimulasi syaraf, memengaruhi reaktivitas dan kaliber pembuluh darah, memengaruhi volume darah yang bersirkulasi, memengaruhi kekentalan darah, memengaruhi cardiac output.
Contoh pada diabetes mellitus: memperbaiki menuju liver sebagai tempat terjadinya metabolisme karbohidrat, dan pankreas sebagai penghasil insulin; memperbaiki mileu sel tubuh secara keseluruhan sehingga fungsi reseptor insulin di permukaan sel dapat menjadi lebih baik.
Metode perangsangan pada kulit yang digunakan dapat dengan alat laser, listrik, atau jarum.
Pemilihan titik akupunktur dilakukan sesuai kebutuhan, ditentukan berdasarkan mekanisme paling dominan yang mendasari maupun berbagai faktor risiko.
Terapi akupunktur relatif tidak memiliki efek samping yang membahayakan jika dilakukan oleh dokter yang kompeten. Efek samping yang sifatnya ringan yang mungkin terjadi adalah rasa nyeri di daerah penusukan yang akan hilang dengan segera.