Mau Jadi MuslimahPreneur? Belajar Fiqh-nya Dulu Yuk… 

Sabtu ini saya mengikuti SEMUSIM (Seminar Muslimah Nasional) 2017 yang diadakan oleh LDK FUSI Universitas Islam Jakarta tanggal 18 Maret 2017. Tema yang diangkat adalah The Power of MuslimahPreneur, sehingga materi yang disajikan juga banyak mengulas tentang memulai bisnis bagi muslimah. Berasa agak tua karena kebanyakan peserta dan tentu saja panitianya adalah para mahasiswi, tapi mumpung dekat (banget) ini, jadi cuss lah berangkat.

Pada sesi pertama, Ustadzah dr. Yulia Andani Murti menyajikan materi fiqh muamalah.

Jadi, menurut beliau, Rasulullah saw bisa menjadi entrepreneur hebat dengan dukungan masa kecil yang dikelilingi dan dididik oleh para pengusaha juga.

Dalam berdagang, kita harus mengikuti etika yang sudah ditetapkan oleh Islam sebagai berikut:

– Jujur, misal bahan dibilang adem betulan adem, ungkapkan menerawang atau nggak. Sediakan informasi yang cukup, seperti karakteristik jenis bahan.

– Hormati dan penuhi kebutuhan pelanggan, pelanggan adalah raja.

– Tepati janji sebagaimana disebutkan dalam Al-Maidah ayat 1, ungkapkan sesuai spesifikasi yang dijanjikan, dikirim tepat waktu.

– Jangan menjual produk yang buruk, kalaupun mau dijual pisahkan produk cacat atau reject dengan keterangan jika kira-kira memang akan ada peminatnya.

– Jaga kualitas produk atau jasa, quality means doing it right when no one is looking.

– Jangan menjelekkan bisnis lain. Janganlah seseorang di antara kalian menjual dengan maksud untuk menjelekkan apa yang dijual orang lain (HR Muttafaq Alaih). Orang pintar suka berkarya, orang tidak pintar suka mencela.

– Dilarang menimbun barang (ihtikar)

– Membayar upah pegawai tepat waktu (sebelum keringatnya kering).

Mengutip dari Steve Jobs: Great things in buisness are never done by one person. They’re done by a team of people. 

Tim butuh kepercayaan, salah satu cara membentuk kepercayaan adalah dibayar tepat waktu.

– Bisnis jangan sampai mengganggu ibadah

– Jangan cuma kejar rupiah, kejar juga ruhiyah agar bisnis semakin berkah.

Bisnis yang bagus semakin mendekatkan pemiliknya pada Sang Pencipta.

– Jangan lupakan sedekah. Jangan tunggu kaya baru sedekah, upayakan sedekah berapa pun itu.

Jangan banyak meminta banyak (Aa Gym), tapi banyaklah meminta berkah.

 

Rumusnya: kerja keras + tawakal = miracle.

Ustadzah Yulia juga memperkenalkan web http://bit.ly/1jutadomaingratis yang dikelola oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk membantu para pengusaha kecil mempromosikan dagangannya.

Salah seorang peserta bertanya, bagaimana agar berani mengambil risiko? Jawaban Ustadzah Yulia, tawakal pada Allah akan membantu agar kita berani. Lihat Abdurrahman bin Auf yang sempat meninggalkan harta bendanya di Makkah.

 

Catatan saya pribadi, semoga setelah acara para peserta tergerak juga untuk mencari tahu lebih banyak dan rinci terkait fiqh jual beli, karena jelas satu sesi saja seperti ini tidaklah cukup. Tapi semoga dari seminar ini bisa menjadi penyemangat bahwa mencari rezeki harus dilakukan dengan tetap berada pada jalan yang sudah Allah tentukan.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s