Tantangan Level 7 (Semua Anak Adalah Bintang) Hari 11

Tantangan Level 7 Kelas Bunda Sayang Institut Ibu Profesional — Semua Anak Adalah Bintang, Hari 11, 28 Agustus 2017.

Sepuluh hari pertama tantangan sudah dijalani, tapi masih ada satu aspek yang belum tersentuh di setoran saya yaitu yang keempat: Ranah hubungan dengan Tuhan-nya (melek spiritual). Maka semalam saya mengajak Fathia ke Planetarium Jakarta, sebab beberapa waktu yang lalu saya melihat ada jadwal Peneropongan Umum Bulan Agustus di sana. Sebetulnya sih emaknya ya yang lebih semangat, hehehe, berhubung di kegiatan peneropongan sebelumnya belum pernah kesampaian ikutan.

Planetarium yang terletak di kompleks Taman Ismail Marzuki, Cikini ini memang menyelenggarakan aktivitas peneropongan di waktu-waktu tertentu, seperti peneropongan matahari selama beberapa hari di tahun 2016, peneropongan gerhana bulan parsial belum lama ini, dan yang besok akan digelar adalah peneropongan konjungsi planet dan bulan. Jika berminat, pantau saja web resmi dan media sosialnya, pengumumannya akan ada di situ. Peneropongan umum sifatnya lebih terbuka, tidak perlu daftar dulu dan tidak ada kuota. Malah, semalam hanya sedikit sekali yang datang. Berbeda dengan peneropongan gerhana atau konjungsi yang peminatnya harus mendaftarkan diri dulu di form online yang tersedia, kuotanya terbatas (200-250 orang), berlangsung sepanjang malam, ada syarat usia peserta (makanya belum ikut karena peserta anak-anak harus berumur minimal 6 tahun), dan biasanya juga disertai dengan kegiatan bincang-bincang/seminar sebelum memulai peneropongan.

Saya terpikir untuk menghubungkan keberadaan, ukuran, letak, dan pergerakan benda angkasa dengan kekuasaan Allah. Malam itu kami mengamati planet Jupiter, Saturnus, dan bulan. Dibantu petunjuk dari petugas, kami menaiki tangga ke lantai atas. Di lantai di atas pintu teater bintang (kami sempat nonton tahun lalu) ada pintu menuju ruang terbuka di mana kita bisa mengamati ketiga benda langit tersebut melalui layar televisi yang dihubungkan dengan teleskop, tapi tentu lebih seru kalau lihat di teropongnya langsung, kan. Jadi kami naik lagi ke lantai berikutnya.
Sampailah kami di sebuah ruang kecil berkubah yang atap kubahnya bisa digeser bukaannya untuk menyesuaikan dengan letak benda langit yang  ingin dilihat. Di sana sudah ada seorang petugas dan dua orang lain yang sepertinya pengamat senior.

Dengan mata telanjang, Jupiter memang sedang cukup jelas terlihat dari bumi, sekilas tampak serupa dengan bintang. Dengan bantuan teleskop, terlihat penampakan planet terbesar ini dikelilingi satelit-satelitnya (meski yang ini samar, sih, tapi kata petugasnya harusnya terlihat). Yang paling menakjubkan sih ketika kami meneropong bulan, yang kata petugasnya baru ‘berusia’ lima hari. Tampak cukup jelas kawah-kawah di permukaannya, yang kalau kata Fathia ‘kayak ditusuk pakai jarum, bentuknya seperti mata yang mengamati planet dan bintang’. Setelahnya, bukaan atap kubah kembali digeser dan kami mengamati Saturnus.

Jupiter tampak di sebelah atas pohon (mungkin kurang jelas ya di foto)

Ma sya Allah, betapa dahsyatnya ciptaan Allah swt, ya. Tidak mungkin keteraturan alam semesta ini berjalan sendiri, tentu ada kuasa yang menggerakkan. Fathia sendiri bilang, besaaarrr ya, Bunda. Ia membandingkan pula dengan miniatur planet-planet di area pamer Planetarium yang pernah kami kunjungi sebelumnya (sambil menunggu jam pertunjukan teater bintang). Ini menjadi bahan diskusi saya dan anak-anak selanjutnya.

#Tantangan10Hari

#Level7

#KuliahBunsayIIP

#BintangKeluarga

One thought on “Tantangan Level 7 (Semua Anak Adalah Bintang) Hari 11

  1. Pingback: Berpetualang ke Bintang-Bintang lewat Planetarium | Leila's Blog

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s