Judul buku: Real Mom, Real Journey (and other Motherhood Stories)
Penulis: Elvina Lim Kusumo
Cetakan pertama, Agustus 2017
Penerbit: B first (Bentang Pustaka)
Jumlah halaman: viii + 200
Harga: Rp62.900,00 (ikut PO buku bertanda tangan di Bukabuku.com dengan bonus notes dan voucher belanja)
Dari Institut Ibu Profesional saya belajar bahwa ada yang namanya tsunami informasi. Contohnya adalah ketika kita sibuk mencari dan memperoleh informasi dari banyak tempat atau sumber. Dampaknya, kita bisa mengira diri telah belajar banyak, padahal sebetulnya ya hanya di situ-situ saja. Dalam hal parenting, misalnya. Alih-alih mempraktikkan kiat atau kurikulum yang barusan kita baca atau ikuti seminarnya, atau aktif mengolah ulang kalau memang dirasa ada yang kurang sesuai dengan visi keluarga kita, kita malah terus sibuk menggali informasi baru. Salah satu alasannya, siapa tahu ada metode yang lebih dekat dengan keluarga kita dan lebih mudah dipakai.
Tapi kekhawatiran terpapar tsunami informasi tidak menghalangi saya dari membaca beragam buku tentang parenting. Salah satu buku parenting yang belum lama ini saya baca adalah Real Mom, Real Journey, karya mom Elvina Lim Kusumo atau biasa disapa dengan Mom Vina/Mommy C, pemilik laman IndonesiaMontessori.com (IMC). Ada beberapa tulisan dari kontributor lain dalam buku ini. Saya belum resmi mengikuti komunitas IMC sih, hanya sebatas menjadi pengamat saja dan menerapkan apa yang bisa dijalankan.
Jika dalam buku sebelumnya, Montessori di Rumah, mom Vina bercerita tentang kegiatan ala Montessori yang ia kerjakan bersama-sama putranya, C, buku yang ini lebih fokus ke ‘motherhood‘. Dalam buku ini terangkum kisah-kisah mom Vina, bagaimana ia menghadapi masa-masa awal sebagai ibu nun jauh di negeri orang (California, dan sekarang Singapura meskipun kadang-kadang pulang ke Jakarta). Punya bayi ternyata jauh dari bayangan keindahan yang tampak di foto-foto keluarga pada iklan maupun majalah. Untuk bisa menjadi ibu ideal seperti yang dicita-citakan selama ini, kok susah ya. Belum lagi kalau menengok ke media sosial, wah, kok bisa ya ibu-ibu di sana tampak cantik, kinclong, semua terkendali?
Baca juga: Bedah Buku Montessori di Rumah
Namun, seiring dengan berjalannya waktu, mom Vina mulai berkompromi. Seperti disebutkannya di halaman 16: “Setelah tersadar, saya mulai membuang hal-hal yang bukan menjadi prioritas dan passion saya. Senang dan lega sekali rasanya dengan memilih fokus pada 1-2 hal yang betul-betul saya sukai, saya menjadi jauh lebih bahagia lahir batin dan rewarding. Bye ilusi, yang tinggal hanyalah realitas dan penerimaan diri.”
Maka, menurutnya, rumah yang sempurna itu bukanlah rumah yang bersih bersinar setiap saat, melainkan rumah yang penuh dengan kenangan akan kebersamaan. Termasuk momen bermain bersama yang membuat ibu harus fokus pada anak (dan terkadang bikin tak sempat beberes dengan baik dan benar). Adapun kalau sekarang foto-foto di medsos atau laman IndonesiaMontessori.Com masih tampak ‘kinclong’, hal ini karena sarana tersebut dimaksudkan untuk sumber edukasi. Lagipula, kata mom Vina, “Saya tidak mem-posting foto C ngambek karena menurut saya memfoto anak dalam kondisi seoerti itu rasanya kurang respectful” (halaman 22)
Tak lupa mom Vina berpesan bahwa, “Memang naluri dan kodrat keibuan kita selalu ingin memberi yang terbaik untuk anak, bagaikan martir kita berusaha mengesampingkan kebutuhan kita, keinginan kita, bahkan mimpi kita untuk keluarga. Namun di luar itu, ibu ini juga manusia biasa, kita perlu waktu untuk olahraga, mandi, kencan dengan suami, me time, ngobrol sama teman, menyalurkan hobi, dan memiliki mimpi!” (halaman 30)
Kisah-kisah yang dituturkan oleh para mommies lain dalam buku ini cukup beragam, kebanyakan memiliki benang merah berupa pengalaman menerapkan metode Montessori dan mengikuti kegiatan IMC seperti IMC Challenge. Ada yang merasa terbantu dengan IMC Challenge karena membantu menyemangati dalam menyiapkan aktivitas bersama anak di tengah kesibukan kerja, ada yang akhirnya malah bisa memproduksi alat bantu untuk mmebantu ibu-ibu lain menjalankan kegiatan Montessori, ada yang berbagi kisah sukses membersamai tumbuh kembang anak dengan metode tersebut, ada yang bernostalgia mengenang masa-masa ‘terpuruk’ sebagai ibu, ada pula yang membahas ‘mommies war‘.
Mom Vina juga menyelipkan sejumlah kiat terkait urusan rumah, mulai dari tips membersihkan dapur hingga bagaimana menyiapkan perlengkapan anak untuk bepergian. Di bagian belakang buku, disajikan 10 Montessori Inspired Activities. Kebanyakan sih berupa cara membuat sendiri sarana bermain untuk menstimulasi aspek sensori anak.
Buku Real Mom, Real Journey dikemas dengan menarik dari segi tata letak. Tiap halaman diberi sentuhan warna. Beberapa kalimat dibubuhi penanda berupa highlight warna-warni sebagai penekanan. Kutipan-kutipan yang agak panjang juga dibingkai dengan indah. Di akhir tiap subbab biasanya (tidak semua) ada kotak ‘RMRJ Challenge‘ yang berfungsi sebagai pengingat untuk pembaca akan hal-hal kecil yang mungkin selama ini terlewatkan. Misalnya, kapan kita terakhir berolah raga? Kalimat dalam kotak berlatar hitam ini, sesuai dengan namanya, sekaligus menjadi tantangan, bisakah kita melakukannya (kembali)?
Penampilan buku ini barangkali akan terasa mengganggu bagi pembaca yang lebih suka buku yang dibacanya ‘bersih’ atau lebih memilih menandai sendiri bagian yang dianggap menarik. Menurut saya walaupun kesannya meriah begitu, secara umum masih nyaman dibaca karena perpaduan warnanya enak dilihat. Ilustrasinya pun terkonsep dengan baik. Catatan dari saya paling-paling terkait dengan betapa seringnya bahasa campuran Indonesia-Inggris dipakai dalam satu kalimat atau satu paragraf. Memang sih, sudah menjadi ciri khas mom Vina menulis (dan berbicara–kebetulan saya pernah ikut acara bedah buku Montessori di Rumah) seperti itu. Apalagi sebagian besar peristiwa yang diceritakan memang terjadi di California atau Singapura, sehingga dalam berkomunikasi dengan C juga mom Vina banyak memakai bahasa Inggris. Kalau seluruhnya diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, mungkin hasilnya malah akan aneh dan ‘berjarak’ bagi yang sudah akrab membaca posting-an mom Vina. Nilai plusnya sih, penyuntingan buku ini rapi sekali, jadi cenderung bebas dari salah ketik atau penempatan istilah asing yang tidak semestinya.
#ODOPOKT2
Tulisan ini diikutsertakan dalam program One Day One Post Blogger Muslimah.
Buku dan review yang keren, Mbak..:)
Thanks ..
Masih belajar terus ini, Mba. Terima kasih sudah mampir, ya :).
Kapan terakhir kali berolah raga?
Aduh nampol banget ini pertanyaan…
Iya yah, covernya rame…
Tapi isinya bagus untuk ibu-ibu muda.
*haisss…mudaaaa…
Iya, karena mom Vina sendiri juga masih muda, jadi terasanya hal-hal yang dibagi ini juga dekat lah sama kehidupan para mamah muda. Jadi ingat belum foto bagian dalamnya :D, nanti nyusul deh ya.
Keren bukunya. Reviewnya jg, bikin jadi pengen beli bukunya 😁
Hehehe, yuuk baca, Mba….
Sepertinya bukunya recommended banget, nih. Ulasan menarik dari mb Leila menambah penasaran saya. Terima kasih ilmunya, Mbak 😊
jadi pingin coba baca nih..
Yuk dibaca, Mas…
Buku warna-warni dengan beragam cerita yang bikin campur aduk
Iya…bisa banyak diambil hikmah dan pelajarannya ya…