Dalam perjalanan nge-blog, saya menemukan istilah SEO disebut-sebut oleh mereka yang sudah jago dalam hal blogging. SEO atau Search Engine Optimization ini merupakan cara-cara untuk mengoptimalkan mesin pencari agar kunjungan ke suatu situs meningkat. Mesin pencari tentunya punya algoritma ataupun mekanisme kerja yang membuat trik-trik tertentu bisa dilakukan agar situs atau blog kita berada di halaman awal laman pencarian. Misalnya, dengan memanfaatkan penempatan kata tertentu yang kerapkali dicari. Jika berada di bagian atas saat pencarian, otomatis situs kita pun mendapatkan kunjungan lebih banyak. Baik kita menargetkan monetisasi blog kita maupun tidak, kehadiran banyak pengunjung yang betah berlama-lama biasanya bikin kita lebih bersemangat menulis dan berbagi.
Banyak website maupun buku yang menyediakan materi belajar SEO, tetapi memang lebih enak kalau ada yang mengajari. Kita bisa bertanya secara langsung mengenai hal-hal yang belum dipahami, ‘kan. Maka begitu Blogger Perempuan Network membuka pendaftaran untuk kelas SEO yang diselenggarakan Sabtu (03/03) lalu, saya pun bersemangat ikut. Apalagi yang menjadi narasumber adalah mba Nunik Utami, teman lama sejak ikutan milis majalah Cita Cinta dan sama-sama nge-blog di Multiply dulu, yang juga dikenal sebagai penulis buku. Senang sekali menyimak penjelasannya yang mudah dipahami dengan contoh-contoh nyata.
Acara dibuka oleh mba Shintaries Nijerinda, founder Blogger Perempuan Network. Kata mba Shinta, kita tentunya ingin dapat pembaca yang organik, ketemu pembaca yang interest-nya sama, dan untuk itulah kita belajar SEO.
Kemudian, mba Nunik menyajikan materi secara jelas dan menyenangkan. Selaku pemilik situs atau blog, pastilah kita ingin laman blog masuk ke halaman pertama pencarian Google. Namun kalaupun belum bisa dicapai, yang penting blog kita sudah terindeks oleh Google. Masuk sampai dengan halaman kelima pencarian juga sudah bagus. Mari tengok tujuan yang pertama, yaitu tulisan yang ada di blog kita ramah untuk Google dan bukan dianggap konten yang buruk oleh Google. Jika isi blog bagus tetapi ada kata yang menjurus ke pornografi, itu bisa dianggap konten yang buruk oleh Google, walaupun sekarang algoritmanya sudah lebih manusiawi dengan melihat isinya. Jika isinya memang bermanfaat, misalnya artikel kesehatan yang memuat sebutan alat kelamin yang bisa menjurus negatif, dapat tetap diindeks ke Google.
Hmm, saya jadi teringat tujuan ingin mendalami SEO, nih. Melalui blog, saya suka berbagi tulisan-tulisan yang saya harap bermanfaat. Kalau blog saya tidak masuk di halaman-halaman awal hasil pencarian, kan jadinya sulit ditemukan juga, ya?
Jadi, tegas mba Nunik, tulisan kita di blog harus bermanfaat untuk manusia. Orang akan mencari dan bisa mendapatkan sesuatu dari blog kita melalui keyword yang ada. Update atau revisi tulisan lama kita bisa juga bermanfaat untuk menambah nilai blog di mata pembaca maupun mesin pencari.
Berikut ini tips membuat konten SEO:
1. Membuat artikel dengan minimal 1000 kata, ini akan membuat tulisan kita terlihat ‘niat’ di mata Google.
2. Pilih tema, bisa berita yang sedang populer dengan isi yang positif, sesuatu yang sedang dialami (catatan perjalanan, catatan harian), atau opini.
3. Cari keyword, bisa dengan memanfaatkan tools yang ada di keyword.id, keywordtool.io, google adwords, atau add-on. Letakkan keyword pada judul, paragraf pertama sebisa mungkin kalimat pertama, di tengah artikel, dan di paragraf terakhir. Buat kalimat yang bagus, luwes, dan enak dibaca, jangan ‘robot banget’.
Keyword terdiri atas keyword utama, long tail, dan latent semantic index (LSI).
Keyword utama maksimal terdiri atas dua kata dan boleh diulang sepanjang tulisan, misalnya kacamata, senam, jerawat, anak muntah.
Longtail keyword bisa dibilang sebagai arah pembahasan artikel, bisa lebih panjang dan tidak perlu ditulis sesering keyword utama, misalnya kacamata minus, senam aerobik-senam aerobik menurunkan berat badan, jerawat-menghilangkan bekas jerawat secara alami, anak muntah-anak muntah karena masuk angin.
LSI adalah persamaan kata atau kalimat yang terindeks oleh Google. Misalnya susu ibu hamil: nutrisi ibu hamil, susu ibu menyusui, nutrisi ibu menyusui. Sedangkan susu pertumbuhan: susu anak, susu pertumbuhan anak, susu anak terbaik. Untuk penempatannya, disebar saja dan disesuaikan dengan bagus tidaknya kalimat dibaca.
Bedanya keyword dengan tag, tag dalam blog kita akan cenderung menampung semua yang orang cari, sehingga bisa lebih bervariasi pemilihan katanya.
4. Membuat judul yang menarik, maksimal lima kata, jangan terlalu panjang. Judul harus mengandung keyword, pilih kata-kata yang menarik.
Artikel yang dulu bisa saja kita revisi dengan mengganti judul tanpa mengganti permalink.
5. Upload gambar. Jangan terlalu besar, nanti jadi berat dan sulit dibuka halamannya, tetapi kalau terlalu kecil juga tidak menarik. Tips memberi foto: pakai foto milik sendiri, rename dengan keyword dan nama blog (misal ayam panggang – nunikutami) sebelum diunggah. Bisa juga ambil dari web gratis tanpa lisensi, jangan lupa tetap dinamai ulang dan cantumkan sumbernya.
6. Meta description. Biasakan membuat meta description, ringkasan kata berupa rangkaian kalimat (bentuknya ‘bercerita’, bukan kata kunci dirangkai begitu saja) sebanyak 156 karakter yang nantinya akan dikutip di ringkasan hasil pencarian di Google. Maka isinya haruslah menarik dan mengandung keyword. Kalau kita tidak menulis ini, biasanya Google akan mengambil dari paragraf pertama.
7. Internal dan external link. Internal link maksimal 6, minimal 3. Ini agar Google percaya ini blog manusia beneran dan bermanfaat. Sekaligus pembaca juga akan berlama-lama di blog kita (meningkatkan average time). Mau diselipkan sebagai link berupa kata/kalimat dalam paragraf ataupun menggunakan ‘baca juga….’, boleh saja. Tapi ‘baca juga….’ ini bisa bikin pembaca mengira tulisan sudah berakhir. Triknya, buat kalimat lengkap tersendiri, jadi pembaca lebih paham.
Berikan external link hanya kalau diperlukan, maksimal dua, dan biasanya di bagian akhir. Sedangkan link referensi eksternal sebaiknya jangan link hidup karena nanti pembaca bisa pindah membaca di situ alih-alih menyelesaikan bacaan di blog kita.
8. Gunakan bold dan heading. Setiap artikel, untuk paragraf pertama kita bold seluruhnya (maka jangan buat terlalu panjang), kemudian untuk subjudulnya pilih heading 3 (untuk WordPress) karena lebih kuat. Subtitle ini bisa dibuat tiga atau empat di dalam tulisan, sekaligus agar tulisan tidak flat begitu saja sampai akhir.
Artikel yang bagus bisa diukur dari isinya yang berbobot. Selain itu, perhatikan pula bagaimana kita menyusun tulisan sehingga enak dibaca.
Struktur artikel yang baik jika diurutkan akan menjadi seperti ini:
1. Pembuka
2. Pengalaman
3. Informasi
4. Pengalaman
5. Tips.
Ketika kita membuat catatan perjalanan contohnya, jangan hanya cerita datar secara kronologis. Sebisanya ada alasan yang jelas agar pembaca bisa dapat insight. Sertakan tips, misalnya bagaimana memilih kursi di moda transportasi yang dipakai. Banyak orang yang mengalami hal yang serupa, yang bepergian ke tempat yang sama, tapi dari segi pengalaman sendiri tentunya berbeda dan bisa dituliskan tips yang berbeda pula.
Semakin sering kita bikin artikel yang informatif dan bermanfaat, semakin sering pula orang akan kembali ke tempat kita. Sebaliknya, kalau isi blog kita kebanyakan curhat galau-galau saja, akhirnya ya orang malas membaca. Kalau kita rajin update dengan konten yang menarik, pengunjung pun bisa makin banyak berdatangan. Tapi pilihan juga sih, traffic-nya bisa sama kok antara yang update singkat tapi rutin atau yang panjang tapi tidak bisa setiap hari (misalnya karena mungkin perlu proses riset yang panjang, ‘kan).
Kita boleh menulis apa saja sesuka kita di blog kita, tetapi kalau memang mau terindeks di Google maka pikirkan manfaatnya untuk orang lain. Maka dari itulah penting untuk membuat paragraf pertama yang memikat dan membuat orang penasaran akan kelanjutan tulisannya. Tidak perlu memasukkan informasi yang tidak diperlukan pembaca seperti detil pengalaman pribadi penulis yang tidak penting. Semakin lama pembaca berada di halaman kita (biasanya untuk membaca kelanjutan tulisan), semakin tinggi juga kita terindeks di mesin pencari.
Penggunaan ejaan bahasa Indonesia yang baik, sesuai pedoman umum ejaan bahasa Indonesia (PUEBI), juga akan membantu peringkat blog kita, loh. Semakin baik kata-kata yang kita gunakan maka semakin baik pula website kita menurut Google. Perhatikan juga ketepatan penulisan kata depan maupun awalan, penulisan partikel seperti ‘pun’ apakah dipisah atau disambung, dll.
Walaupun sebelumnya pernah mengikuti pelatihan dengan materi SEO (ceritanya bisa dibaca di sini), tetapi hari itu saya tetap dapat banyak ilmu baru. Dan bukan hanya menyimak, peserta juga bebas bertanya sepanjang sesi. Kemudian, ada pula penugasan membuat kerangka tulisan, termasuk keyword yang hendak dipakai. Mba Nunik berkeliling untuk memeriksa seluruh tugas peserta satu per satu, sekaligus memberikan masukan dan koreksi. Tugas saya tidak masuk sebagai tiga terbaik yang memperoleh hadiah menarik, sih, tapi senang bisa dapat saran secara langsung seperti ini.
Berhubung sudah lamaaa sekali tidak ketemu, tepatnya lebih dari satu dekade, jadinya wajib foto bareng lah, hehehe.
Oh iya, di akhir acara, peserta menikmati sajian dari Dill Daily Catering, layanan katering dari Dill in The Box. Saya kebagian sate abang Pancoran yang dikemas unik tanpa tusuk sate. Rasa khasnya tetap bertahan kok, dan jadi lebih mudah disantap juga. Sebetulnya ada tawaran untuk berkeliling kantor BPN di gedung yang sama yaitu EV Hive City Plaza Kuningan, sayang saya belum bisa bergabung.
Dengar-dengar sih, coworking space yang disediakan oleh EV Hive ini nyaman dan unik dengan sejumlah perlengkapan olahraga atau rekreasi di dalam ruangan, yang bisa digunakan untuk menyegarkan diri di sela-sela kepenatan bekerja. Free wi-fi tersedia, demikian pula free flow minuman (air putih, teh, dan kopi). Selain di Kuningan sini, EV Hive juga punya ruangan yang bisa digunakan untuk bekerja dengan sewa berdasarkan periode (termasuk secara harian, lho) di Kebayoran, Menteng, Sudirman, Bintaro, BSD, bahkan Medan. Kemarin sih saya jatuh hati pada mushalla-nya, terhitung nyaman untuk ukuran sejumlah ruang pertemuan di lantai tersebut, dengan tempat wudhu yang terpisah antara laki-laki dan perempuan sekaligus lumayan tertutup (penting, nih!).
Pingback: Jurnal Ulat-ulat 3 Bunda Cekatan: Kumpul Keluarga | Leila's Blog