Jika pekan sebelumnya para mahasiswi Bunda Cekatan diminta untuk memasukkan aktivitas keseharian dalam empat kuadran suka-tidak suka-bisa-tidak bisa, kali ini kami diminta mengisi empat kuadran keterampilan. Ya, definisi aktivitas memang lebih luas, karena mencakup segala kegiatan yang kita jalani. Keterampilan, sesuai dengan definisinya di KBBI, adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas. Sepenangkapan saya, diperlukan konsentrasi lebih di situ, juga ada penekanan pada kata “selesai”.
Begitu banyaknya aktivitas kita, mana yang memerlukan keterampilan lebih? Mana yang penting dan mana yang mendesak serta mana yang tidak keduanya?
Saya ingin meningkatkan kemampuan untuk nge-blog, di antaranya belajar SEO dan desain visual. Namun, SEO meski penting menurut saya masih bisa dikerjakan sambil jalan dan mengutamakan isi tulisan dulu. Bagi saya lebih mendesak untuk belajar desain visual sederhana, agar setidaknya pengunjung yang mampir ke blog maupun IG saya tidak “sakit mata”. Desain visual ini saya gunakan juga untuk merangkum keterampilan lain sebenarnya, seperti fotografi dasar.
Salah satu trik dalam menulis dan belajar yang sering saya baca adalah dengan membuat peta pikiran atau mind map. Sekian kulwap saya ikuti, beberapa buku Mind Mapping juga sudah saya baca, tetapi saya tidak paham-paham juga. Saya terpikir bahwa mind mapping ini bisa membantu saya dalam mengelola ide maupun masukan, sehinga cukup mendesak untuk dipelajari, kendati bisa jadi tanpa itu pun saya bisa menulis (makanya saya anggap tidak penting-penting amat).
Di luar soal tulis-menulis, saya juga ingin lebih piawai mengatur keuangan keluarga maupun mengelola sampah. Perkenalan saya dengan kepedulian terhadap sampah juga diawali lewat Ibu Profesional. Nah, saya rasakan ketika teman-teman saya sudah melesat jauh hingga komposting, mengurangi konsumsi barang-barang yang menimbulkan sampah, dan daur ulang dengan giat, saya kok masih terhenti di soal ecobrick dan menggunakan alat/wadah pakai ulang.
Setelah menggolongkan keterampilan ke dalam empat kuadran, mahasiswi Bunda Cekatan Ibu Profesional diminta untuk mengisi telur-telur dengan keterampilan yang ingin segera dikuasai. Keterampilan mana yang menjadi prioritas bagi saya? Bisa dilihat pada gambar di atas. Public speaking bagi saya menjadi penting dan mendesak untuk dikuasai karena kesulitan saya untuk mengungkapkan ide secara lisan mulai terasa mengganggu.
Kalau boleh menebak-nebak, jangan-jangan sehabis ini bakal diajak untuk belajar pada pihak lain yang menguasai keterampilan tersebut, ya? Pihak lain ini seringkali disebut dengan istilah “maestro”.
#janganlupabahagia
#jurnalminggu2
#materi2
#kelastelur
#bundacekatan
#buncekbatch1
#buncekIIP
#institutibuprofesional