Potluck Audio Visual Kelas Ulat-ulat 2 Bunda Cekatan: Editingpedia

Lupa pakai kalimat pembuka, “Hai, apa kabar, Bunda Cekatan?”.

Sekalian saya sertakan teksnya, ya (ceritanya karena sedang belajar SEO, isi postingan yang terlalu pendek nilainya kurang baik :D).

Pada kelas sebelumnya saya menyebutkan bahwa topik editing atau penyuntingan merupakan salah satu hal yang menjadi minat saya. Karena saya suka menulis, jadi saya harus meningkatkan kemampuan agar tulisan saya lebih mudah dipahami sekaligus dapat dipertanggungjawabkan.

Saat ini, belajar penyuntingan bisa dilakukan melalui beragam sarana. Pekan lalu misalnya, saya mengikuti kulwap bersama salah satu penulis profesional dari penerbit besar, Mbak Rosi Simamora, yang sifatnya lebih banyak latihan soal-soal. Tahun kemarin saya juga sempat menjadi peserta workshop bersama Uda Ivan Lanin, yang saya dapatkan sebagai anggota redaksi dari majalah internal kantor.

Buku juga merupakan sumber pengetahuan yang dapat kita ambil ilmunya dari sana. Minggu ini saya menambah “makanan” saya (pengetahuan yang didapatkan dinamai dengan istilah ini dalam kelas Bunda Cekatan) dengan membaca buku berjudul Editingpedia tulisan Pak Bambang Trim, pendiri dan direktur Institut Penulis Indonesia. Pak Bambang merupakan pegiat dunia perbukuan dan sudah menulis lebih dari 190 judul buku sejak tahun 1994.

Sebelumnya, buku ini terbit dengan judul Taktis Menyunting Buku pada tahun 2009. Edisi ini merupakan edisi revisi.

Buku ini membuka pemaparan dengan menjelaskan betapa pentingnya editing. Editing bukan hanya mencakup perkara tanda baca, salah ketik, maupun ejaan, melainkan juga soal data dan fakta. Arus informasi yang semakin deras didukung dengan kemajuan teknologi memudahkan orang menulis dan memublikasikan karyanya. Di sisi lain, perilaku instan yang melewatkan proses swasunting membuat orang semakin “tidak awas” dengan apa yang ditulisnya.

Editing penting karena landasan filosofisnya yaitu “mengomunikasikan gagasan para penulis/pengarang secara mudah, jelas, benar, serta tepat kepada pembaca sasaran dengan prinsip menyebarkan ilmu dan informasi yang maslahat untuk banyak orang (publik)”. Editor harus menguasai keterampilan menulis agar ia mampu memberikan saran yang benar-benar dapat dipertanggungjawabkan kepada para penulis.

The Associated Press Managing Editors Writing and Editing Committee menyajikan standar kompetensi soft skills editor naskah sebagai berikut:

  • Confidence (percaya diri)
  • Objective (objektif)
  • Awareness (kepedulian)
  • Intelligence (cerdas dan cergas)
  • Questioning nature (alamiah bertanya)
  • Diplomacy (diplomasi)
  • Ability to write (mampu menulis)
  • Sense of humor (selera humor).

Selanjutnya buku ini banyak membahas proses penerbitan buku dan peran editor di dalamnya. Karena perannya itulah, editor harus memiliki referensi yang lengkap, misalnya Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi terbaru (bisa juga dalam bentuk aplikasi dan sepengalaman saya memang praktis sekali pakai aplikasi ini ketimbang versi web karena ada saran kata-kata maupun ungkapan yang mirip begitu kita mengetikkan huruf-huruf awal kata tersebut). Kamus Inggris-Indonesia dan Indonesia-Inggris juga diperlukan. Tidak ketinggalan, buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) maupun tesaurus bahasa Indonesia.

Hal-hal teknis seperti jangan lupa menyimpan file dengan baik sehingga bisa terlacak statusnya berdasarkan kemajuan pekerjaan maupun tanggal, serta pentingnya melakukan pencadangan juga disebutkan di sini. Terkesan sepele, tetapi kalau file yang sudah dirapikan sampai hilang (saya sendiri kemarin sempat mengalami) tentu akan jadi merepotkan sekali.

Bagian selanjutnya dari buku Editingpedia ini mengulas editing kebahasaan dari pilihan kata/diksi, tanda baca, penggunaan huruf kapital, pemerincian, dan lain-lain Ada pula editing keterbacaan yang antara lain meliputi pemilihan jenis huruf dan model paragraf. Soal kepatuhan legalitas dan kepatutan, validitas data dan fakta pun penting untuk diperhatikan.

Seperti diuraikan pada bagian akhir buku, editing ini terkait dengan kemampuan menilai dan menemukan kelemahan-kelemahan pada sebuah naskah. Seorang editor dapat mengasah dan menajamkan intuisinya untuk menilai serta menemukan kelemahan pada naskah secara cepat dan tepat. Ini tentu memerlukan pembiasaan dan pelatihan yang berulang-ulang. Jadi, namanya juga keterampilan, perlu dilatih terus agar kepekaan juga semakin baik.

Demikian rangkuman dari apa yang saya pelajari pekan ini.

#Janganlupabahagia
#Jurnalminggu2
#Materi2
#Kelasulat
#Bundacekatan
#Buncekbatch1
#BuncekIIP
#Institutibuprofesional

2 thoughts on “Potluck Audio Visual Kelas Ulat-ulat 2 Bunda Cekatan: Editingpedia

  1. Halo, beli buku ini dimana ya? Saya mencari di tokopedia atau shopee tidak ada. Dan saya sedang sangat membutuhkan buku ini. Apakah anda ada kontak khusus atau tempat dimana saya bisa mendapat buku tsb? Terima kasih.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s