Memulai Rutinitas dalam Kenormalan Baru, Seperti Apa?

Jika pagi kemarin, 27/06, saya menyimak WeTheHealth melalui Lifepack Track bersama Mas Ade yang membahas kesehatan mental (sedikit ulasan saya bisa dibaca di postingan sebelumnya), pada sore hari saya mengikuti sesi Persiapan dan Adaptasi Menghadapi Rutinitas di New Normal yang menghadirkan dr. Jaka Pradipta, Sp. P. melalui Jovee Track.

New normal bukan berarti sudah kembali normal seperti dulu. New normal itu kita melakukan adaptasi untuk bertahan hidup, dengan melakukan modifikasi perilaku dan gaya hidup. Ada perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal, tetapi ditambah dengan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan Covid-19,” tegas dr. Jaka yang merupakan dokter Spesialis Pulmonologi (Paru) ini.

Sampai kapan kita harus menerapkan gaya hidup yang cukup berbeda dengan sebelumnya ini? Para ahli belum bisa memastikan, tetapi kira-kira sampai obat atau vaksinnya ditemukan. Dalam tahapan ini, seyogianya sistem pengawasan kesehatan sudah mampu mendeteksi dan mengelola kasus, kontak, dan mengidentifikasi munculnya kasus baru.

Dijelaskan oleh dr. Jaka secara gamblang, virus corona yang baru dan menyebabkan Coronavirus Disease 2019 atau Covid-19 ini menular secara aerosol misalnya melalui batuk, bersin, dan berbicara. Menjaga jarak dan memakai masker adalah usaha yang kita lakukan untuk mencegah penularan. Selain itu karena Covid-19 menular utamanya melalui kontak langsung, maka mencuci tangan dengan bersih dan benar memakai sabun menjadi sangat penting.

“Tenaga medis adalah garda terakhir. Yang paling utama adalah perilaku kita. Kita harus berperilaku waspada, tidak panik dan bukan cuek,” terang dr. Jaka. Tidak bisa dipungkiri, sebagian masyarakat memang masih terkesan tidak peduli bahkan meremehkan. Membentuk budaya baru, menurut dr. Jaka, pastinya perlu proses.

Cegah Penularan Seoptimal Mungkin

Imunitas tubuh bisa melindungi agar memperkecil kemungkinan penularan. Untuk mendukung agar kekebalan tubuh meningkat, kita bisa melakukan hal-hal berikut ini:

  • beristirahat dengan cukup
  • makan makanan bergizi
  • olahraga.

Sedangkan faktor yang dapat menurunkan imunitas adalah usia tua, penyakit komorbid (penyakit penyerta), stres, dan kelelahan. Namun, ini juga belum tentu. Sebagian pasien dr. Jaka memiliki penyakit penyerta yang sudah ada sebelumnya, tetapi kondisi mereka tidak sampai terlalu parah ketika terkena Covid-19.

Hal yang membuat kita bisa lebih rentan tertular adalah dosis dan virulensi virus. Oleh karenanya, dr. Jaka menekankan untuk mengurangi bepergian ke luar rumah maupun kontak dengan orang sakit agar mengurangi probabilitas tertular. Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) juga harus terus dijalankan, yaitu:

  • Makan dengan gizi yang seimbang, terdiri atas karbohidrat protein, lemak, vitamin, dan mineral. Vitamin C dan D diperlukan untuk meningkatkan imunitas
  • Rajin olahraga dan istirahat cukup
  • Tidak merokok karena bisa membuat kita lebih rentan terkena penyakit, bahkan bisa berpengaruh pada orang lain di sekitar yang padahal tidak merokok
  • Jaga kebersihan lingkungan
  • Minum air minimal 8 gelas per hari
  • Makan makanan yang dimasak sempurna
  • Cuci tangan dengan sabun
  • Gunakan masker bila batuk, atau tutup mulut dengan lengan atas bagian dalam ketika batuk
  • Bila demam dan sesak nafas, segera ke fasilitas kesehatan.

Hal-hal seperti memakai sarung tangan (handschoen) tidak perlu dilakukan karena yang lebih tepat adalah mencuci tangan dengan 6 langkah yang benar. Demikian juga dengan menggunakan face shield yang acapkali justru memberikan rasa aman yang tidak pas, apalagi bila tanpa memakai masker. Sedangkan penggunaan air purifier masih terdapat perbedaan pendapat tentang efektivitasnya, tetapi bisa dipakai sebagai bagian dari upaya kita.

Saat ini Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan CDC (lembaga resmi kesehatan pemerintah di Amerika Serikat) menyarankan bagi masyarakat umum untuk memakai masker kain yang mudah, murah, dan dapat dicuci. Berikut adalah hal-hal seputar pemakaian masker yang perlu kita ketahui:

  • Sebaiknya masker kain ini terdiri atas lebih dari satu lapis. Untuk bahan yang tipis, bisa tambahkan lapisan tisu di dalamnya.
  • Masker maksimal dipakai selama enam jam, setelahnya harus diganti. Maka jika bepergian jangan lupa membawa masker cadangan.
  • Jangan lupa untuk cuci tangan sebelum dan sesudah memakai masker.
  • Saat melepas, pegang pada bagian tali masker.
  • Cuci masker bekas pakai dengan deterjen dan jemur sesudahnya hingga kering.
  • Anak-anak di bawah dua tahun tidak disarankan memakai masker, karena mereka biasanya akan merasa kurang nyaman. Untuk anak di atas dua tahun, pilih masker yang pas ukurannya, tidak kesempitan maupun kedodoran. Pilihan motif yang lucu bisa membuat anak lebih bersemangat memakainya.

Untuk membersihkan permukaan benda demi menyingkirkan kuman yang mungkin menempel, kita juga bisa membuat larutan disinfektan sendiri dengan komposisi hidrogen peroksida, ethyl alcohol/ethanol, sodium hypochlorite, sodium chlorite. Salah satu cara membuatnya adalah dengan mencampurkan cairan pembersih yang dijual bebas, misalnya:

  • 20 ml Bayclin ditambah 1 liter air
  • 25 ml Dettol antiseptik ditambah 1 liter air
  • 45 ml Dettol pembersih lantai ditambah 1 liter air
  • 40 ml Wipol ditambah 1 liter air.

Namun, cairan disinfektan ini tidak boleh terkena kulit kita, karena peruntukannya adalah untuk benda. Jika sampai terkena kulit, bisa terjadi iritasi bahkan masalah kesehatan lainnya seperti kanker. Untuk kulit kita, cukup gunakan air dan sabun.

Prinsip-prinsip Aktivitas pada Era New Normal

Pada masa new normal, ini yang perlu kita perhatikan ketika berkegiatan:

  • Hindari tempat ramai, misalnya pilih jam berbelanja ketika pengunjung cenderung sepi
  • Utamakan ruangan terbuka. Yang menantang memang adalah ketika harus memakai sarana transportasi massal atau transportasi publik. Dalam situasi seperti ini, yang sulit untuk menjaga jarak, face shield boleh dipakai. Untuk petugas frontliner, pembatas akrilik bisa dipakai sebagai tambahan bagi pemakaian masker, tentunya harus rajin dibersihkan juga.
  • Duduk tidak bersebelahan atau berhadapan misalnya ketika makan bersama/di restoran, melainkan menyilang
  • Sering membuka jendela dan pintu
  • Jaga jarak dan tidak bergerombol
  • Jangan berbicara di ruangan sempit dan tertutup.

Adapun bagi yang harus tetap keluar rumah, misalnya untuk bekerja atau keperluan lain, jangan lupa lakukan ini sebelum melakukan aktivitas lain di dalam rumah:

  • Lepaskan alas kaki, karena droplet sebagai sarana penularan akan cenderung turun ke bawah dan bisa jadi mengenai alas kaki atau terinjak oleh kita
  • Letakkan tas, dompet, kunci, ponsel, dan barang yang sering disentuh pada satu tempat. Lap benda-benda ini dengan disinfektan setelah atau sebelum dipegang atau digunakan kembali.
  • Baju dan masker kain yang dipakai harus segera dicuci. Bila menggunakan masker sekali pakai, segera buang masker bekas tersebut di tempat sampah yang tertutup.
  • Segera cuci tangan dan mandi.

Akan halnya aktivitas olahraga, pilih yang intensitasnya ringan hingga sedang. Pilih olahraga yang tidak dilakukan dalam keramaian, kalau bisa di rumah atau lingkungan rumah saja. Kalaupun keluar rumah, pastikan kita mampu menjaga jarak dengan orang lain, karena kadang kita perlu membuka masker ketika mungkin merasa kurang nyaman tetap memakainya dalam keadaan berolahraga.

Dan ini nih starter pack yang perlu ada di tas kita setiap harinya jika beraktivitas di luar rumah:

  • Masker kain, sediakan cadangan beberapa lembar sesuai durasi aktivitas kita
  • Tisu basah dan tisu kering yang bisa digunakan untuk melapisi tangan kita ketika memegang sesuatu
  • Hand sanitizer dan disinfektan
  • Alat makan sendiri, bisa digunakan untuk membawa bekal atau membeli makanan
  • Tas kain/tote bag untuk berbelanja
  • Sajadah travel
  • Helm jika kita naik ojek agar tidak perlu memakai helm orang lain.

Dokter Jaka menyarankan, jika perlu, lakukan screening Covid-19 secara rutin. Bisa jadi tes seperti rapid test akan menjadi bagian dari gaya hidup baru. Yang lebih akurat memang adalah swab test, tetapi untuk memperoleh hasilnya perlu waktu agak lama, ketersediaannya belum begitu luas, dan harganya juga cukup mahal. Jika ada kesempatan, dr. Jaka menyarankan lebih memilih swab test.

Guna mendukung pencegahan penularan, untuk fasilitas publik pastinya banyak dilakukan penyesuaian. Diperlukan sarana pencegahan penularan dan inovasi lain yang terkait di ruang publik, seperti penambahan tempat cuci tangan, penyediaan hand sanitizer, dan pengecekan suhu. Banyak pula layanan yang akan semakin memanfaatkan kecanggihan teknologi sehingga meminimalkan interaksi langsung. Masyarakat harus berperan aktif membuat dan menerapkan protokol kesehatan pada setiap lini kehidupan pada masa new normal.

New normal adalah peningkatan solidaritas, saling membantu. Kalau ada yang kesusahan karena bisnisnya berantakan, kita bantu. Kalau di fasilitas umum kita ketemu orang yang tidak pakai masker, kita beri masker. Kenapa? Karena satu orang sakit bisa menularkan ke kita, kalau kita sakit bisa menularkan ke keluarga kita.

New normal seharusnya membuat kita hidup lebih baik dan lebih sehat. Seperti kupu-kupu, dua bulan kemarin kita sudah banyak teredukasi, ibarat menjadi kepompong di rumah saja, seharusnya kita memasuki masa new normal sebagai kupu-kupu, yaitu orang yang lebih paham dan lebih sehat,” pungkas dr. Jaka.

Tentang Penyelenggara

WeTheHealth adalah konferensi kesehatan digital pertama di Indonesia yang dipersembahkan oleh Jovee dan Lifepack Indonesia. Pada usianya yang pertama ini, WeTheHealth mengangkat isu kesehatan dalam rangka menghadapi new normal. Beragam topik disajikan sepanjang hari pada tanggal 27 Juni 2020, mulai dari peran pemerintah, kesehatan mental, kesehatan kulit, kehamilan, hingga persiapan rutinitas baru sehari-hari.

Jovee adalah aplikasi untuk layanan berlangganan suplemen dan vitamin yang terpersonalisasi atau disesuaikan dengan keperluan masing-masing. Adapun Lifepack adalah apotek digital yang dapat digunakan untuk menebus obat secara online. Lifepack juga bisa digunakan untuk berkonsultasi dengan pakar hingga memesan obat yang direkomendasikan melalui konsultasi tersebut. Dengan dukungan dokter dan apoteker berpengalaman, kita bisa memanfaatkan Lifepack untuk telemedicine tanpa perlu keluar dari rumah.

Senang sekali bisa menyimak penjelasan dari para pakar di WeTheHealth. Banyak pengetahuan baru yang saya peroleh dan dapat diterapkan dalam menghadapi new normal. Semoga acara ini bisa diadakan kembali dengan pembicara dan materi yang tetap berkualitas seperti kemarin.

27 thoughts on “Memulai Rutinitas dalam Kenormalan Baru, Seperti Apa?

  1. Semenjak pandemi aku jadi rutin berjemur walaupun cuma 10 menit dan memaksakan diri untuk minum air lemon peras di pagi dan malam hari biar ga gampang tumbang. Semoga kita selalu diberikan kesehatan yaa, aamiin

    • Penjelasannya detail, banyak ilmu yang didapatkan. meskipun harus beradaptasi dengan new normal, di mulai dari diri sendiri dan mengajak keluarga agar tetap hidup sehat dan mengikuti protokol kesehatan. Semoga segera hilang pandemi ini dan kita semua diberikan kesehatan selalu. Aamiin

  2. terimakasih banyak kak buat sharingnya, ilmunya bermanfaat banget aku pribadi jadi lebih banyak tau hehe

  3. terimakasih kak udah sharing ilmu dan pengetahuannya bermanfaat sekali jadi lwbih banyak tau lagi šŸ™‚

  4. Benar Mba, pandemi ini betul-betul mengubah gaya hidup kita. Mulai dari hal terkecil seperti cuci tangan sampai dengan jaga jarak dengan orang lain. Yang sedih, masih banyak masyarakat yang abai. Bahkan untuk sekadar memakai masker saja tidak mau.

  5. aku suka dengan pernyataan ini, “New normal adalah peningkatan solidaritas, saling membantu. Kalau ada yang kesusahan karena bisnisnya berantakan, kita bantu”. Benar banget ya

  6. Wah baru denger jovee, kreatif bangett. Ada apotek digital lifepack juga. Kemana aja ya aku selama ini. Kemarin pas nyari obat untuk ayah juga pakai kurir. Kalau pake lifepack kayaknya lebih praktis ya

  7. Di Bali sih gk ada istilah new normal, tapi tetep aktivitas warga sesuai protokol kesehatan. Syukurnya warga Bali pada nurut, hehe..

  8. Oh ternyata masker itu harus ganti tipa 6 jam. Baru tahu. Cuman tahu kalau harus diganti tapi belum tahu kalau ternyata tiap 6 jam. Untungnya sudah prepare masker banyak-banyak buat kebutuhan bekerja

  9. Aku kalo soal masker lumayan ketat. Tiap keluar rumah, balik ke rumah, masker heus masuk keranjang cucian, hehe.

    New normal adalah sebuah keniscayaan ya Mbak tinggal kita nya memperketat sangat protokol kesehatan

  10. PHBS sekarang hukumnya wajib ya demi menjaga kesehatan dan terhindar dari virus korona. apalagi buat yang mulai beraktivitas layaknya normal seperti biasa wajib diperhatikan sekali protokol keamanannya.

  11. Jadi inget awal awal pandemi masyarakat ramai membuat desinfektan dan hand sanitizer karena harga yang tiba2 melambung, semoga new normal tidak kembali membuat harga2 melambung

  12. Mungkin karena aku memang freelancer dan sekarang pun pekerjaan masih ku kerjakan dari rumah jadi belum pernah mencoba keluar rumah sih selain belanja mingguan. Tapi yang selalu ku bawa sekarang ini 1 pouch yang isinya sesuai anjuran protokol kesehatan.

  13. Jovee itu aplikasi yah. Saya kira asuransi sering dengar ternyata belum kenal heheheh. Ada konsultasi ahli kesehatan atau ahli gizinya juga Di jovee?

  14. Kemarin aku rencana ikut seminar ini tapi gak jadi huhu. Persiapan untuk menuju new normal memang gampang-gampang susah. Antara bingung dan mau tidak mau. Tapi ya itu, kasus masih terus bertambah secara signifikan. Entah berapa lagi korban yang harus berjatuhan. Semoga kita semua dilindungi, dan tetap menjaga protokol kesehatan aamiin

  15. ini yang saya butuhkan, tips bikin desinfektan sendiri. makasih mba leila. btw, menyoal new normal memang gak bisa di hindari ya, tips dari mba saya save ya biar saya dan keluarga ingat selalu

  16. Wah seneng banget ikut conference wehealth ini, kmrn aku sudsh daftar tp sayang ga jadi join krn riweuh sm anak2 . senangnya bisa baca dr tulisan mbak leila superb lengkap

  17. Starterpacknya wajib dibawa kemana-mana kalau mau beraktifitas diluar rumah. makasih sharingnya kak, manfaat sekali informasinya untuk menghadapi new normal

  18. bener ya perubahan banget gaya hidup sekarang tuh, dari yang tadinya enggak terlalu aware sama kebersihan, jadi lebih aware, perlengkapan yang perlu dibawa juga semakin banyak ya mba ketika keluar rumah, tapi gpp yang penting sehat dan terhindar dari covid. makasih mba sharingnya,

  19. Meski new normal baru aktivitas saya masih tetap di rumah aja. Tapi kondisi dan protokol kesehatan juga tetap diperhatikan. Terlebih saat menerima tamu. Terima kasih kak sharingnya, bermanfaat sekalii

  20. Pingback: Siap Dampingi Anak Belajar di Rumah | Leila's Blog

  21. Pingback: Awas Terjebak Unrealistic Optimism, Apa Itu? | Cerita-Cerita Leila

Leave a Reply to Atiqoh Cancel reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s