Serba-serbi MPASI dari Grup AIMI

Bahasan mengenai makanan pendamping ASI untuk bayi/batita (sebetulnya bisa juga beberapa prinsipnya dipertahankan hingga anak besar bahkan dewasa, seperti kelengkapan gizi) di grup facebook Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia ini panjaaang dan lengkap, sayang kalau nggak disimpan begini.

Untuk catatan MPASI dari grup HHBF bisa dibaca di sini ya https://ceritaleila.wordpress.com/2016/07/27/serba-serbi-mpasi-dari-grup-hhbf/.

Halo, selamat sore..masih ada yang memberikan bubur nasi dan wortel saja atau bubur nasi dan bayam saja sementara bayi sudah berusia lebih dari 6,5 bulan? Atau bahkan hanya memberikan puree buah sebagai makan siang bayi berumur di atas 6,5 bulan? Yuuk segera diubah pola pemberian MPASI-nya Atau bayi Anda bisa mengalami anemia defisiensi besi yang berakibat pada seretnya kenaikan berat badan

Panduan WHO mengisyaratkan agar makanan pertama yang dikenalkan adalah kategori makanan pokok (karbohidrat) sesuai jenis makanan pokok yang dikonsumsi keluarga. Sesuaikan tekturnya dengan syarat tekstur MPASI yang benar. Untuk perkenalan awal mpasi, paling lama 2 minggu pertama dikenalkan bubur/puree tunggal dari satu bahan, boleh ditambah ASI atau air, jaga tekstur agar tetap semi kental (yang bila diletakkan di sendok dan sendok dibalik tidak mudah tumpah). Frekuensi makan 1-2 kali sehari dengan porsi 2-3 sendok makan dewasa tiap kali makan. Kenalkan semua bahan makanan dari mulai kategori karbohidrat/makanan pokok, buah dan sayur, kacang2an dan sumber-sumber protein hewani dan nabati.

 

Setelah dua minggu masa perkenalan kenalkan bubur saring lengkap karbohidrat dan sayur ditambah protein hewani dan protein nabati serta sumber lemak tambahan seperti minyak/margarin. Frekuensi makan 2-3x sehari dan dapat diberikan 1-2 kali cemilan bila bayi mau.

Jadi, dalam setiap piring makan anak jangan hanya ada nasi dan sayur atau nasi dan telur ya…lengkap semua elemen gizinya dari mulai karbohidrat, vitamin dalam sayur mayur, protein hewani-nabati dan sumber lemak. Jadi sudah seperti piring dewasa yaa…ada nasi, sayur dan lauk

Menunya apa? Sebetulnya apapun yang dimakan keluarga bisa digunakan. WHO menyarankan makanan bayi adalah makanan yang bisa didapatkan di lingkungan kita. Kalau di rumah ibu membuat sayur sop, sayuran yang digunakan utk sayur sop bisa diberikan ke bayi, dengan bumbu dan tekstur sesuai usia bayi. Jika ada riwayat alergi, perhatikan makanan apa saja yang berpotensi alergi pada anak.

Mari perbaiki MPASI si kecil yuk Bu…MPASI berkualitas dan bervariasi bukan hanya membuat bayi tidak mudah bosan, tapi juga menjamin ketercukupan nutrisinya

(admin, KL AIMI)

13 November at 17:13 ·
Komen-komennya yang juga penting disimak:
Lianita Prawindarti MinLi Di masa perkenalan setiap kali makan ganti menu…namanya juga perkenalan, semakin banyak kita mengenalkan ragam bahan baru semakin baik..sekaligus melihat reaksi si bayi…
Lianita Prawindarti MinLi sSelain kasih kaldu kasih dagingnya juga yukk…bisa pakai daging giling kaaan…kaldu saja tidak cukup untuk proteinnya…
Lianita Prawindarti MinLi Kalau sudah 1 tahun sudah bisa ikut menu keluarga. Apa pun yang dimakan keluarga dia bisa makan kok, sesuaikan bumbunya saja yaaa… batasi gula garam dan tidak pedas cabe…
Lianita Prawindarti MinLi
MPASI TEPUNG: Mengapa MPASI dalam bentuk tepung tidak disarankan?
JAWAB:
Penggunaan tepung untuk MPASI tidak dianjurkan. Kalau ngotot mau menggunakan tepung, yang disarankan hanya tepung giling sendiri, bukan tepung dalam kemasan. Kalaupun pakai tepung giling hanya bisa digunakan utk 1-2 minggu masa pengenalan MPASI tapi sehabis itu sebaiknya tidak. Kenapa ga disarankan tepung? Tepung membuat MPASI teksturnya terlalu halus, tidak membuat bayi belajar mengunyah dan mengolah makanan. Sementara MPASI adalah proses mengenalkan makanan pada bayi. Mengenalkan rasa dan tekstur. Jadi biarkan dia kenal makanan dengan tekstur aslinya. MPASI tepung porsinya cenderung lebih banyak (satu sendok nasi dengan satu sendok tepung beras itu banyakan tepung beras). Nah, porsi kebanyakan bisa juga jadi sembelit. . Lebih baik lagi kalau dari awal sudah dikenalkan beras aslinya. Proses pembuatan tepung giling juga membuat banyak zat gizi yg hilang. Jika tepung giling ada kulit arinya (misal: bekatul) bisa membuat bayi sembelit.
Lianita Prawindarti MinLi Minyak dan margarine dituang ke bubur saat masih panas. Lincah jarang sakit bukan indikator dia bebas anemia. Skrining ADB yuuk. Detailnya baca ini: https://www.facebook.com/notes/asosiasi-ibu-menyusui-indonesia/serba-serbi-pemenuhan-kebutuhan-zat-besi-pada-bayi-dan-anak/10152404935944778
Lianita Prawindarti MinLi Hayooo, pada belum baca dokumen MPASI kaaaah:
tekstur, porsi, frekuensi, mengatasi anak GTM, dsb semua ada di sana:

LINK DOKUMEN DAN FOTO SEPUTAR MPASI DAN ASUPAN BAYI
1. Panduan MPASI WHO: https://www.facebook.com/notes/asosiasi-ibu-menyusui-indonesia/panduan-umum-who-tentang-mpasi/10151666164374778
2. Tips MPASI WHO: https://www.facebook.com/notes/asosiasi-ibu-menyusui-indonesia/tips-mpasi-standar-who/10151835808169778
3. Kumpulan Kultwit AIMI tentang MPASI:https://www.facebook.com/notes/asosiasi-ibu-menyusui-indonesia/kumpulan-kultwit-aimi-tentang-mpasi/10151827464664778
4. Pertanyaan yang Sering Diajukan (FAQ) Seputar Pemberian MPASI
https://www.facebook.com/notes/asosiasi-ibu-menyusui-indonesia/pertanyaan-yang-sering-diajukan-faq-seputar-pemberian-mpasi/10152107512094778
5. Foto Contoh Tekstur MPASI: https://www.facebook.com/media/set/
6. Gerakan tutup mulut pada anak:https://www.facebook.com/notes/asosiasi-ibu-menyusui-indonesia/serba-serbi-gerakan-tutup-mulut-gtm-pada-anak/10151666101769778
7. Serba Serbi Pemenuhan Kebutuhan Zat Besi pada Bayi dan Anak:https://www.facebook.com/notes/asosiasi-ibu-menyusui-indonesia/serba-serbi-pemenuhan-kebutuhan-zat-besi-pada-bayi-dan-anak/10152404935944778
8. Tips Meningkatkan Berat Badan Bayi Tanpa Bantuan Susu Formula
https://www.facebook.com/notes/asosiasi-ibu-menyusui-indonesia/tips-meningkatkan-berat-badan-bayi-tanpa-bantuan-susu-formula/10152103328264778
9. Prinsip-prinsip penting penanganan diare pada bayi dan anak:https://www.facebook.com/notes/asosiasi-ibu-menyusui-indonesia/prinsip-prinsip-penting-penanganan-diare-pada-bayi-dan-anak/10152586719129778
10. Pedoman Gizi Seimbang 2014:https://www.facebook.com/notes/asosiasi-ibu-menyusui-indonesia/pedoman-gizi-seimbang-2014/10152650399279778.
11. Foto Panduan Gizi Seimbang 2014:https://www.facebook.com/media/set/
12. Serba Serbi Alergi: https://www.facebook.com/notes/asosiasi-ibu-menyusui-indonesia/serba-serbi-alergi/10152749749864778
Lianita Prawindarti MinLi  Menu tunggal artinya dalam setiap kali makan hanya diberi SATU jenis bahan makanan jadi setiap kali makan menunya berbeda. Ini diberikan di dua minggu pertama. Setelah dua minggu itu, baru gabung lengkap setiap kali makan….
Lianita Prawindarti MinLi  8 bulan sudah 3 kali makan. Pagi siang sore makan lengkap yaaa…. Pisang cemilan/snack, bukan makan besar.
Lianita Prawindarti MinLi WHO tidak menyarankan tekstur encer ya Bu…karena encer berarti tidak optimal nutrisinya. Kalau mau membuat anak familiar bisa diberikan ASIp tapi tekstur tetap semi kental yang kalau diletakkan di senodk dan sendok dibalik tidak mudah tumpah yaaa… Jika diberi encer maka bayi tidak akan belajar makan, padahal esensi dari MPASI adalah pada proses belajar makan di tekstur yang berbeda dengan asupan cair.
Lianita Prawindarti MinLi Untuk di bawah 1 tahun double protein lebih efektif karena protein adalah elemen utama pertumbuhan untuk bayi di bawah 1 tahun…Untuk yang sudah di atas 1 tahun bisa digabung dengan double karbo.
Lianita Prawindarti MinLi  9 bulan sudah bisatekstur cincang…sila cek dokumen MPASI yg saya list di atas yaaa… Nasinya ditim yaa…awasi jika naik tekstur terlalu cepat bayi mudah sembelit.
Lianita Prawindarti MinLi AIMI hanya menganjurkan MPASI WHO Bu, tidak metode lain/FC, karena kasus gizi buruk dan anemia di Indonesia sangat tinggi akibat pola MPASI yang keliru.
Lianita Prawindarti MinLi Bubur susu maksudnya bubur instan? Apakah dokternya sudah pernah mengikuti pelatihan pemberian makanan bayi dan anak? (PMBA) Pemerintah lewat program PMBA menyarankan MPASI buatan rumah sejak awal MPASI. Kalaupun berikan bubur susu artinya bubur saring beras diberi ASI.
Lianita Prawindarti MinLi Kalau makan sedikit-sedikit mau, berarti frekuensi dipersering.
Lianita Prawindarti MinLi Untuk semua umur makan malam harus dua jam sblm tidur mala.
Lianita Prawindarti MinLi Mungkin dia suka buah karena berair? Perbanyak kuahnya kalau gitu.
Mungkin dia suka buah karena berwarna-warni? Variasikan warna-warni sayuran di piringnya
Mungkin dia suka buah karena manis? berikan cita rasa manis pada makanannya dengan jagung manis atau wortel atau labu kuning.


Lianita Prawindarti MinLi Buah bukan makanan utama, buah selingan atau cemilan yaaa jadi kalau pagi dia mau buah, 1-2 jam kemudian tetap berikan bubur lengkap sbg sarapan
JAWAB:
PERTAMA, jangan kaget bila setelah mulai MPASI, feses bayi mulai kelihatan lebih padat atau lebih berampas, warnanya lebih gelap atau bahkan berwarna warni dan baunya lebih kuat. Normal, karena asupannya juga berubah. Dari hanya berupa ASI yang bentuknya cair ke kombinasi ASI dan makanan padat yang mana warna dan tekstur makanan padatnya bisa berbeda beda. Di fase perkenalan MPASI biasanya bayi mulai kelihatan mengejan saat BAB. Normal karena tekstur fesesnya mulai berbentuk jadi cara dia BAB akan semakin menyerupai cara kita BAB.
KEDUA, pada fase awal MPASI bayi sangat rentan sembelit. Observasi sebab-sebab sembelit pada bayi MPASI:
1. Porsi makanan terlalu banyak. Perhatikan porsi MPASI sesuai usia di dokumen berikut: https://www.facebook.com/notes/asosiasi-ibu-menyusui-indonesia/panduan-umum-mpasi-metode-who/10151666164374778 dan berikut: https://www.facebook.com/notes/asosiasi-ibu-menyusui-indonesia/tips-mpasi-standar-who/10151835808169778
2. Naik tekstur terlalu cepat. Sesuaikan tekstur dengan standar usianya. jangan terlalu padat dan jangan terlalu cair. Setiap usaha naik tekstur, lakukan BERTAHAP. Baca di sini:https://www.facebook.com/notes/asosiasi-ibu-menyusui-indonesia/tips-mpasi-standar-who/10151835808169778. Gambarnya ada di sini:https://www.facebook.com/media/set/…
3. Kebanyakan serat: bayi yang terlalu banyak konsumsi serat justru bisa sembelit, kebutuhan serat bayi berbanding terbalik dengan dewasa. Jika dewasa ingin mudah BAB, maka orang dewasa harus banyak konsumsi serat. Sementara bayi yang terlalu banyak konsumsi serat justru rentan sembelit. Cek kembali jenis-jenis sayur dan buah yang Anda berikan ke bayi. Jika memberikan buah atau sayur yang kaya serat, imbangi dengan memberikan sumber lemak atau berikan buah yang minim serat tapi kaya air.
4. Kurang sumber lemak. Itu mengapa dalam MPASI disarankan memberikan sumber2 lemak, baik berupa pemberian bahan makanan berlemak seperti alpukat atau pemberian minyak pada makanan. Minyaknya tidak harus EVOO. Gunakan minyak goreng yang ada di rumah, yang penting minyaknya baru. Margarine juga bisa digunakan.
5. Kurang mendapatkan ASI. Seringkali ketika mulai MPASI, orang tua mengalami euphoria karena anaknya akhirnya “buka puasa”. Akibat terlalu fokus pada pemberian MPASI, jadi kadang mengabaikan pemberian ASI. Bayi yang sudah MPASI tetap diberikan ASI ON DEMAND. Saat bayi haus tetap berikan ASI. Jangan takut memberikan ASI sebelum bayi makan karena ASI tidak akan membuat bayi usia 6 bulan ke atas kenyang. Itu makanya dia mulai membutuhkan MPASI krn kebutuhan kalori hariannya di usia 6 bulan tidak bisa dipenuhi hanya dari ASI.
6. Mulai kenalkan air putih sedikit sedikit secara bertahap, walau tidak perlu pasang target harus menghabiskan berapa ml air putih per hari. Ingat bahwa ASI sendiri lebih dari 80% komponennya adalah air. Air putih bisa membantu untuk mencerna makanan dan membersihkan mulut dan gigi bayi setelah makan.
7. Sembelit juga bisa merupakan salah satu indikasi alergi. Cek jika ada kemungkinan bahan makanan yg dikenalkan adalah pencetus alergi pada bayi.
Sembelit dapat diatasi dengan memodifikasi bahan makanan yang diberikan. Pijat ILU (lihat di sini:https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10152233725083625&set=oa.10152072103359778&type=3&theater) dan gerakan gowes sepeda juga dapat tetap diaplikasikan.
Yang juga penting, jangan lupa membuat food diary atau catatan bahan makanan yg dikenalkan ke bayi, terutama di masa awal MPASI. Karena sumber sembelit bayi satu dengan bayi lain berbeda. Bahan makanan yang bisa membuat bayi mudah BAB antara bayi satu dengan bayi lainnya berbeda. Sehingga kita bisa tahu apa saja yang membuatnya sembelit dan mana yang membuatnya mudah BAB.
Lianita Prawindarti MinLi Kita lebih menyarankan masak pagi untuk konsumsi seharian. Malam sebelum tidur potong-potong, besok pagi diolah sebelum pergi kerja…dipisah-pisah antara semua elemen…bisa untuk makan 3 kali. Balik lagi ke prinsip MAPSI WHO, makanan yang dimasak untuk dewasa bisa untuk si kecil juga, jadi ya sekalian anda masak buat anda dan suami, anda masak buat si kecil :).
Lianita Prawindarti MinLi Simpan di kulkas saja…menghangatkannya mirip seperti menghangatkan ASIP…direndam di air hangat
Lianita Prawindarti MinLi Maksudnya bubur beras jangan dicampur sayur..jadi menyimpannya jangan dijadikan satu. Kalau ibu mau buat fresh setiap kali makan ya bagus…tadi kan pertanyaan sebelumnya jika ibu bekerja apa yang harus dilakukan.

Amanda Pingkan Wulandari Pratama yang masih bertanya mpasi bagusnya apa untuk umur sekian……tekstur dan porsi segimana……gimana ngatasin susah makan dll, yuk berdayakan diri mampir ke dokumen grup dulu, lengkap lho. Yuk ilangin kebingungannya dengan main ke dokumen gru.

Berdasarkan panduan mpasi-WHO yang dirujuk oleh AIMI:
Semua jenis bahan makanan dikenalkan sejak 6m, karbohidrat, sayuran, protein nabati (kacang-kacangan & olahannya) dan hewani (daging, ikan, ayam, telur, ati, dll), buah, termasuk sumber lemak tambahan seperti santan, minyak dan mentega, serta kaldu. Tekstur makanan yang dianjurkan adalah semi kental bukan encer seperti asi yaitu ketika sendok dibalik makanan tidak langsung tumpah. Kekentalan menunjukkan semakin banyak nutrisi.

Untuk perkenalan awal mpasi, paling lama 2 minggu pertama dikenalkan bubur dan puree tunggal (dari satu bahan), boleh ditambah asi, jaga tekstur agar tetap semi kental. Frekuensi makan 1-2x sehari dengan porsi 2-3 sdm dewasa tiap kali makan. Jadi bukan hanya buah saja atau sayuran saja, tapi bisa juga protein dan aneka karbohidrat.

Paling telat minggu ketiga sudah harus dikenalkan bubur halus/saring lengkap karbo + sayur + protein hewani + protein nabati (kacang-kacangan atau olahannya) + sumber lemak tambahan (santan/minyak/mentega/margarin). Frekuensi makan 2-3x sehari, mulai diberikan makanan selingan 1x.

Jadi minggu ketiga, selain buah sebagai selingan, dalam 1x makan dalam 1 piring/mangkok harus ada sumber karbohidrat + hewani + nabati + sayuran + lemak tambahan. Dan jadikan menu buah sebagai bagian dari menu harian mpasi dan keluarga bukan hanya untuk awal pengenalan mpasi.

Untuk lebih jelasnya monggo dibac :
1. Panduan MPASI WHO:
https://www.facebook.com/notes/asosiasi-ibu-menyusui-indonesia/panduan-umum-who-tentang-mpasi/10151666164374778

2. Tips MPASI WHO:
https://www.facebook.com/notes/asosiasi-ibu-menyusui-indonesia/tips-mpasi-standar-who/10151835808169778

3. Kumpulan Kultwit AIMI tentang MPASI:
https://www.facebook.com/notes/asosiasi-ibu-menyusui-indonesia/kumpulan-kultwit-aimi-tentang-mpasi/10151827464664778

4. Pertanyaan yang Sering Diajukan (FAQ) Seputar Pemberian MPASI
https://www.facebook.com/notes/asosiasi-ibu-menyusui-indonesia/pertanyaan-yang-sering-diajukan-faq-seputar-pemberian-mpasi/10152107512094778

5. Foto Contoh Tekstur MPASI:
https://www.facebook.com/media/set/…

6. Gerakan tutup mulut pada anak:
https://www.facebook.com/notes/asosiasi-ibu-menyusui-indonesia/serba-serbi-gerakan-tutup-mulut-gtm-pada-anak/10151666101769778

Amanda Pingkan Wulandari Pratama Jika tidak alergi, bisa diberikan telur utuh (putih telur dan kuning telurnya juga). Penggunaan bawang bisa dicoba 6,5-7m, amati reaksi bayi. Jika terjadi kolik, maka disarankan bawang tidak ikut dihaluskan bersama bubur.
Amanda Pingkan Wulandari Pratama Semua jenis bahan makanan dikenalkan sejak 6m, karbohidrat, sayuran, protein nabati (aneka jamur, kacang-kacangan & olahannya) dan hewani (daging, ikan, ayam, telur, ati, dll), buah, termasuk sumber lemak tambahan seperti santan, minyak dan mentega, serta kaldu. Tekstur makanan yang dianjurkan adalah semi kental bukan encer seperti ASI yaitu ketika sendok dibalik makanan tidak langsung tumpah. Kekentalan menunjukkan semakin banyak nutrisi. Untuk perkenalan awal MPASI, paling lama 2 minggu pertama dikenalkan bubur dan puree tunggal (dari satu bahan), boleh ditambah ASI, jaga tekstur agar tetap semi kental. Frekuensi makan 1-2x sehari dengan porsi 2-3 sdm dewasa tiap kali makan. Jadi bukan hanya buah saja atau sayuran saja, tapi bisa juga protein dan aneka karbohidrat.
Paling telat minggu ketiga sudah harus dikenalkan bubur halus/saring lengkap karbo + sayur + protein hewani + protein nabati (kacang-kacangan atau olahannya) + sumber lemak tambahan (santan/minyak/mentega/ margarin). Frekuensi makan 2-3x sehari, mulai diberikan makanan selingan 1x. Jadi selain buah sebagai selingan, dalam 1x makan dalam 1 piring/mangkok harus ada sumber karbohidrat + hewani + nabati + sayuran + lemak tambahan. Dan jadikan menu buah sebagai bagian dari menu harian MPASI dan keluarga bukan hanya untuk awal pengenalan MPASI. Jadi bisa dikenalkan apa aja, sesuai dengan apa yang biasa dikonsumsi keluarga. Sayuran itu tidak hanya wortel atau bayam atau brokoli saja.

Menu yang baik untuk setiap makan harus mengandung sumber karbohidrat + protein hewani + protein nabati + sayur + lemak tambahan, berikan buah sebagai selingan. Apa yang biasa dikonsumsi oleh anggota keluarga sehari-hari ya itulah pula bahan MPASI untuk si buah hati.

Amanda Pingkan Wulandari Pratama Gunakan apa yang biasa dikonsumsi di rumah ya.

Sumber lemak tidak hanya evoo/eloo atau unsalted butter lho ya. Ada santan, minyak kedelai, minyak canola, minyak kelapa, minyak kelapa sawit, minyak jagung, minyak kulit ari beras, mentega, margarin.

Pemberian MPASI yang baik bukan diliat dari pemberian evoo/butter, tapi perbaikan pola makan secara menyeluruh: porsi, tekstur dan frekuensi sesuai usia, durasi makan maksimal 30 menit, pastikan menu gizi seimbang ada karbo + protein hewani + nabati (terutama kacang-kacangan) + sayuran dan sumber lemak.

Tiap hari dikasih EVOO tapi menu gak seimbang, porsi, tekstur dan frekuensi makan gak sesuai usia ya gak optimal juga Tidak perlu fanatik ama evoo atau butter aja untuk boost BB. Ber-MPASI tidak wajib eksklusif dengan evoo lho.

Amanda Pingkan Wulandari Pratama

Berdasarkan Panduan MPASI WHO yang dirujuk oleh AIMI :
Semua jenis bahan makanan dikenalkan sejak 6m, karbohidrat, sayuran, protein nabati (aneka jamur, kacang-kacangan & olahannya) dan hewani (daging, ikan, ayam, telur, ati, dll), buah, termasuk sumber lemak tambahan seperti santan, minyak dan mentega, serta kaldu. Tekstur makanan yang dianjurkan adalah semi kental bukan encer seperti asi yaitu ketika sendok dibalik makanan tidak langsung tumpah. Kekentalan menunjukkan semakin banyak nutrisi.

Amanda Pingkan Wulandari Pratama  Tunggal ya 1, tanpa dicampur dulu. Bubur beras ya beras aja, bubur kentang ya kentang aja, dll
Amanda Pingkan Wulandari Pratama Dengan panduan WHO sebenarnya tidak perlu tes 2 hari. Tiap hari variasi menu. Reaksi alergi bisa muncul dalam waktu 24 jam. Aturan 2-3 hari diterapkan jika memang anak bakat alergi dan diberlakukan hanya untuk makanan yang memang berpotensi sebagai pemicu alergi.
Sebenarnya pemberian garam pada mpasi itu memang karena dibutuhkan oleh bayi kah atau perasaan ibu yang mengatakan perlu garam? Yuk disimak dulu yang ini — ada di dokumen lhooo, link sudah saya berikan di atas tentang FAQ Mpasi GULA GARAM: Mengapa gula dan garam tidak dianjurkan diberikan pada saat bayi masih berumur di bawah 1 tahun? JAWAB: Dalam ketentuan WHO tidak ada larangan memberikan garam tapi memang hanya sedikit. Jauh lebih sedikit dari yang diberikan pada makanan dewasa. Tetapi harap diingat, panduan WHO sifatnya universal di seluruh dunia ya… Masalahnya, definisi “sedikit” pada orang Indonesia berbeda dengan “sedikit” pada kuliner Barat. Kita terbiasa dengan kuliner bercita rasa kuat dengan penambahan garam gula dan bahkan penyedap rasa pada makanan dalam jumlah yang cukup banyak untuk ukuran kuliner Barat. Sehingga inilah yang sering “merusak” palate atau toleransi anak terhadap rasa. Anak sudah biasa kenal cita rasa yang kuat sejak kecil krn pengaruh kuliner lokal ini… Itu kenapa orang Indonesia selalu menganggap masakan Barat (yang bukan dimodifikasi dengan lidah kita ya) hambar, karena memang mereka menggunakan garam yang sangat sangat sedikit bahkan pada dewasa. Nah penundaan pemberian ini diharapkan akan mengurangi beban ginjal anak di usia yang sangat muda sekaligus tidak memberi kesempatan peningkatan ambang rasa secara signifikan pada usia yang terlalu muda. Terlepas apakah keluarga kita termasuk yang memberi gulgar banyak atau sedikit, menunda akan lebih baik bagi palate dan kesehatan anak mendatang justru karena kita tidak bisa pukul rata semua standar gurih dan manis semua keluarga. Kalau kita kembali lagi ke konsep MPASI sebagai proses pengenalan bahan makanan, semua bahan makanan harus dikenalkan sesuai rasa aslinya baru kemudian kita kombinasikan hingga membentuk citarasa olahan kuliner. Jadi sebelum kita kenalkan anak sama sop ayam yang isinya macam-macam sayuran, kita kenalkan dia sama rasa tiap sayur-sayuran dahulu, tanpa intervensi rasa yang lain. Kalau mau kembali ke rasa, gunakan rempah. Toh kita kaya akan rempah, bisa manfaatkan itu untuk membantu memperkuat rasa makanan. Soal kebutuhan garam, di beberapa penelitian, untuk bayi yang masih ASI ATAU sufor, kebutuhan akan garam sudah dipenuhi oleh ASI ATAU sufor. Itu kenapa dia tidak lagi perlu garam untuk bayi di bawah 1 tahun, karena dia hanya butuh 1 gram garam per HARI: http://www.nhs.uk/chq/Pages/824.aspx?CategoryID=51.
Kebutuhan yodium hanya 90 mikrogram per hari dan itu bisa dipenuhi oleh sufor atau ASI plus bahan makanan yang beragam. Itu alasannya mengapa sampai 1 tahun tidak perlu ada asupan garam tambahan kalau alasannya hanya utk kebutuhan yodium. Sementara kalau kita sudah memberikan ikan, mentega, atau keju, di sana juga sudah mengandung garam. Tubuh memang membutuhkan natrium yang dapat diperoleh dari garam dapur. Namun tak perlu mengonsumsi khusus garam dapur jika natrium yang terkandung dalam bahan makanan alami sudah mencukupi. Kebutuhan natrium pada bayi di bawah 1 tahun juga hanya 0,4 gram per hari. Hampir semua produk laut, secara alami sudah mengandung unsur natrium. Hal yang sama juga untuk penggunaan gula, terkait ambang batas rasa anak dan potensi dia jadi menyukai makanan yang manis-manis … Tetapi pilihan di tangan Anda tentunya.
Amanda Pingkan Wulandari Pratama Nah…itu kemungkinan penyebabnya. Diblender. Kentang kukus cukup dilumatkan dengan garpu/sendok atau dipenyet di atas saringan kawat. Kentang kukus + air, diblender, teksturnya akan kental lengket/sticky, susah ditelan, jadinya mau hoek.

Lianita Prawindarti MinLi Yakin bahwa MPASI-nya yg menyebabkan alergi? Karena reaksi alergi pada makanan, apalagi makanan yang bukan merupakan alergen tinggi akan muncul beberapa jam hingga 24 jam setelah makan. Jangan-jangan ada yg ibu konsumsi yang justru jadi biang alergi si anak atau alergennya bukan dari makanan? Cuaca? Debu? Bahan detergen? Sabun? Sudah coba bahan-bahan lain yang rendah alergen?

SEMUA bahan makanan bisa jadi menu tunggal, Bu. Esensi menu tunggal kan memang mengenalkan anak sama bahan makanan baru. Jadi kalau baru dikenalkan ya memang harus diberikan sebagai menu tunggal.

Alergi hanya bisa dipastikan reaksinya hanya dengan mencoba memberikan. Kalau nggak diberikan, kita nggak akan tahu reaksinya kan? Ya semua tetap harus dicoba Bu…buat diary makanan.

Ika Isnaeni  Boleh kok diberikan bumbu dapur sejak 6m asal bukan gula garam. Daun salam, serai, daun jeruk malah bisa merangsang nafsu makan anak. Makannya bukan diblender yaa tapi disaring pakai saringan kawat (admin)
Annisa Karnadi Bubur saring yang disaring dengan saringan kawat aman kok selama ibu menjaga kebersihan saat mengolah dan menyajikan MPASI. Teksturnya juga tepat, gizinya juga insya Allah tetap bai.
Ika Isnaeni  Sebenarnya sih ga papa berbagi ilmu, Bu. Asal sesuai dengan rules yang ada. Sepanjang sesuai ga ada masalah, tetapi kalau agak berbeda dan kami punya tanggung jawab moral ke masyarakat karena ini grup edukasi dan tanggung jawab kepada Kemenkes dan WHO yang sudah berbaik hati memberi pelatihan ke AIMI tentang MPASI dan ASI ,ya kami harus meluruskan. Terima kasih. (admin)
Lianita Prawindarti Untuk bayi prematur disesuaikan dengan kondisi kesehatan bayi, pertumbuhannya dan kesiapannya. Jadi kapan diberikan harus atas konsultasi dengan dokter anak yang merawat sejak kecil yaa. (admin, KL AIMI)
Annisa Karnadi Bumbu boleh langsung dicoba. Tapi bumbu cukup dimasukkan utuh yah. Misal kalo bawang yaa dibelah dua aja. Bumbu yang bisa digunakan sebagai perasa bubur yang disukai anak Indonesia: Daun sereh atau batang sereh, Bawang merah (cukup belah 2), bawang putih (cukup belah 2), daun jeruk, lengkuas, daun bawang, daun pandan. Kadang bisa juga daun salam dan seledri.
Ika Isnaeni  Pemberian lemak baik minyak goreng, santan, ataupun margarin, langsung diberikan di buburnya yang panas. Tapi tidak dimasak. Margarin walau ada garamnya boleh karena bukan komponen utama. Camilan untuk mpasi adalah buah (admin)
Ika Isnaeni MPASI ini setiap tahapan usia ada tahapan teksturnya —> maksudnya agar menyesuaikan dengan perkembangan pencernaannya. Dari lembut ke semi kasar dan ke kasar. MPASI ini tiap tahapan usia juga ada tahapan porsi makannya —-> ini disesuaikan dengan besarnya lambung bayi yang semakin meningkat dari bulan ke bulan dan sebagai kecukupan nutrisinya. Nah, hal ini yang ga didapat di BLW (admin)
Ika Isnaeni MPASI dari WHO ini sebenarnya adalah mpasi homemade. Artinya makanan yang sama dengan makanan yang dibuat untuk orang serumah. Mau di rumah makan gulai ikan, mau makan sop bayi juga sama menunya. Tinggal disesuaikan saja teksturnya dan tanpa gula garam. Usia 1 tahun lebih mudah lagi. Sudah makan keluarga. Samakan saja dengan menu keluarga, asal tidak pedas. Sebaiknya tidak memisahkan atau membuat menu sendiri untuk anak, agar anak terbiasa makan seperti orang rumahan sehingga menjadi tidak pemilih.
Ika Isnaeni Memang BLW bukan tanpa makan apa-apa. Tapi apakah teksturnya sudah tepat untuk pencernaannya? Apakah porsinya sudah pas untuk usianya? Ini titik beratnya. Sari pati dari dari makanan yang diisap belum menjamin porsi dan tekstur yang tepat untuk bayi. Dan ASI mencukupi 70% gizi ini hanya di usia 6m. Seiring naiknya umurnya maka kecukupan ASI-nya juga semakin berkurang sampai pada usia 1 tahun hanya mencukupi 30% saja. Bayi ASI atau sufor hanya mengenal makanan cair saja selama 6 bulan. Pada saat MPASI maka diberikan MPASI dengan tekstur lembut atau saring. Porsinya 2 sdm, naik usianya pelan menjadi cincang, dan mulai naik sampai 125ml. Nah, apa syarat ini terpenuhi oleh BLW? AIMI mengikuti rekomendasi WHO. Penggunaan tekstur dan porsi ini disebabkan karena kasus gizi yang ada di indonesia. Gizinya tidak baik. Dengan pola tekstur dan porsi yang ditentukan diharapkan komposisinya bisa membantu memberi kontribusi gizi yang baik untuk bayi. Jika ada orang tua yang mau menggunakan BLW kembali ke tangan orang tua masing-masing, sepanjang ibu yakin dengan pola ibu.
Ika Isnaeni  Kami mempelajari metode lain. Tapi karena kami mempunyai tanggung jawab moral tentang edukasi yang tepat maka yang kami gunakan akan yang sesuai untuk itu. Kami mempelajari BLW kemudian ternyata risikonya adalah tidak mendapatkan angka kecukupan nutrisi jika menggunakan metode itu dan Kemenkes serta WHO tidak menyarankan, apa ya kemudian kita menyarankan? Sama halnya pemakaian dot,karena ada risikonya maka kami tidak meyarankan sesuai dengan anjuran WHO dan IDAI. Kalau kami menyarankan dan kemudian berefek buruk bagaimana? Di atas sudah saya jelaskan, mau pakai BLW, mau pakai FC, mau pakai dot sekalipun semua kembali ke tangan orang tua masing-masing, kami sebagai konselor tidak memaksa. Kalau orang tua mau pakai silakan tapi jangan paksa kami mengikuti apa yang diinginkan orang tua masing-masing. Di awal Anda bertanya apa AIMI merekomendasikan BLW, kalau engga kenapa. Sudah saya jawab. Itu jawaban saya. Anda mau menggunakan BLW sekali lagi silakan. Tapi bukan kemudian saya akan belajar BLW dan meyarankan ke orang lain. Ibaratnya saya nanti dipentung Kemenkes karena tidak membantu program yang tepat. Semoga jelas, ya, Bu.
Ika Isnaeni Nambahin ya… MPASI dengan tekstur yg lembut bukan tradisi. Tapi dari penelitian yang terkait dengan pencernaan. Sudah saya jelaskan di atas, kalau kemudian saya sebagai konselor ASI dan MPASI tidak menyarankan yang benar, bagaimana tanggung jawab saya? Sama halnya ini dengan saya bilang ga usah ASI 6m, tambahin yang lainnya boleh, kok. Kenapa saya bilang sama? Karena ada faktor risiko di situ.

Lianita Prawindarti MinLi Waaah seru ya diskusinya tentang BLW… Boleh saya ikutan jika tidak keberatan karena kebetulan saya yang buat thread MPASI ini, hehehe. Karena kebetulan sebelum saya diberi kesempatan ikut pelatihan manajemen MPASI di Persatuan Perinatalogi Indonesia sudah membaca beberapa literatur ilmiah internasional tentang BLW. Salah satu yang cukup komprehensif menurut saya, walau belum merepresentasikan kelompok responden di negara miskin dan berkembang adalah yang dimuat di jurnal “Nutrients” November 2012 yang ditulis oleh Cameron, Heath and Taylor. Silakan jika Anda ingin mengkajinya secara lebih mendalam dan kemudian merujuknya ke literatur-literatur ilmiah lain yang sejenis.

BLW sebagai sebuah alternatif metode pemberian makanan pada bayi awalnya dikenalkan di negara-negara maju seperti Selandia Baru, AS, Australia, dan negara-negara Eropa barat seperti UK. Beberapa alasannya antara lain karena concern terhadap tiga hal:
Pertama, tren pemberian makanan padat di bawah usia 6 bulan atau yang ekuivalen dengan standar WHO. Kedua, karena tren pemberian makanan instan yang makin tinggi. Ketiga, karena statistik angka obesitas pada anak yang trennya meningkat di negara-negara maju.

Naaah, BLW, di satu sisi menuntut bayi untuk hanya mendapatkan ASI atau sufor hingga usianya 6 bulan. Sehingga BLW dianggap berkontribusi positif di negara-negara maju untuk menunda angka pemberian MPASI terlalu awal karena banyak ibu yang akhirnya memberikan makanan padat setelah mereka kembali bekerja. Syarat BLW kan memang MPASI diberikan di usia 6 bulan. Jadi dengan adanya metode ini diharapkan orang tua akan menunda pemberian makanan padat hingga usia 6 bulan agar bisa memenuhi syarat pelaksanaan BLW.

Kedua, karena angka konsumsi makanan instan bayi terlalu tinggi, maka gerakan untuk mengembalikan bayi ke asupan keluarga atau menu keluarga tinggi. Di AS misalnya, pemerintahan Obama punya kebijakan The Special Supplemental Nutrition Program for Women, Infants and Children yang berupaya mengembalikan anak-anak ke pola makan sehat karena mereka menemukan makanan instan pada bayi dan anak cenderung merusak kesehatan mereka. Jadi di sana, pemerintah selalu meng-encourage untuk pemberian MPASI rumahan. Di Inggris juga demikian, 4 dari 5 bayi diberi makanan instan, sementara pemerintah Inggris menyatakan bahwa setiap tenaga medis harus mendorong pemberian makanan rumahan dan bukan makanan instan (Infant and Child Feeding Guidelines 2010). Sehingga BLW dianggap dapat mengintegrasikan bayi kembali ke meja makan makan bersama dengan orang tuanya dengan menu keluarga dan bukan makanan instan.

Ketiga, karena pola makan yg tidak sehat sejak bayi, angka obesitas di negara maju demikian tinggi, terutama yg menyerang anak-anak. BLW diharapkan menjadi self-control agar anaklah yang menentukan berapa yang dia makan dan berapa yg dia butuhkan.

Di beberapa jurnal ilmiah yang saya baca, studi tentang BLW memang berindikasi positif jika itu dilakukan di negara maju yang tingkat angka kematian bayi dan balita rendah, yang angka kesehatan ibu hamil sudah sangat baik, angka ADB juga tergolong rendah. Bahkan penelitian tentang BLW di negara-negara maju pun belum secara representatif menunjukkan bahwa metode ini layak disebarluaskan ke semua tipe masyarakat karena studinya belum dapat dilakukan secara random. Hanya dilakukan pada kelompok terpilih yang memang sudah memahami benar konsep BLW dan memiliki faktor risiko kesehatan yang rendah (ekonomi baik dan edukasi orang tua baik).

Di lapangan, sumber official seperti di NZ yang dikutip Minky pun sudah jelas-jelas mengisyaratkan bahwa negara tidak menyarankan metode ini hingga ada bukti-bukti ilmiah yang cukup yang mendukung bahwa itu aman direkomendasikan secara luas. Itu di negara maju ya, salah satu negara yang jadi rujukan kita “mengimpor” metode ini.

Sementara, di Indonesia kita berhadapan pada statistik kesehatan yang berkebalikan dengan statistik kesehatan di negara-negara maju. Potensi kematian bayi dan balita akibat malnutrisi masih tinggi dan angka ADB pada bayi di bawah 1 tahun masih 40% (sampai dapat catatan khusus dari WHO harus ada program nasional pemberian suplemen zat besi bagi bayi dan ibu hamil).

Itu makanya, anjuran pemerintah dengan mengikuti panduan WHO yang mengatur konsistensi/tekstur makanan, variety, porsi dan pola responsive feeding menjadi sangat vital. Secara umum kita akan mengikuti panduan pemerintah untuk mengikuti metode MPASI WHO, karena sebagai organisasi advokasi kesehatan bayi dan anak, tugas kita adalah membantu pemerintah menurunkan angka kematian bayi dan balita akibat pola pemberian nutrisi yang tidak tepat. Jadi karena risiko ini masih tinggi, tidak bijak sekiranya jika kita menyarankan metode yang secara kesehatan belum teruji valid di lingkungan masyarakat dengan kondisi ekonomi seperti Indonesia. Kita bicara masyarakat kelas menengah ke bawah yang jadi angka mayoritas target ya, bukan masyarakat menengah ke atas yang mungkin sudah lebih aware dengan literatur, dengan kebersihan, punya tingkat edukasi yang baik, dan punya lebih banyak pilihan.

Jadi itu makanya secara umum, dalam forum edukASI, kita akan tetap menggunakan standar yang direkomendasikan pemerintah. Bukan kita tidak mau belajar metode lain dan mengajarkan metode lain. Bukan di situ letak masalahnya. Tapi letak masalahnya ada di sisi lain yang lebih urgent yaitu bagaimana kita mensosialisasikan pola asupan yang sehat pada bayi dan anak di 1000 hari pertama usianya untuk menurunkan semua faktor risiko kesehatan yang masih dimiliki negara kita.

Semoga uraian saya bisa cukup membantu mencerahkan mengenai pilihan kami di AIMI, sebagai organisasi advokasi ksehatan bayi dan anak, kenapa kita masih memilih berpegang pada anjuran WHO dan pemerintah sebagai basis utama edukASI kita ke masyarakat.

Kalau kelompok yang sudah lebih teredukASI, terekspos dengan literatur ilmiah, elemen-elemen kesehatan seperti air bersih, kebersihan lingkungan dsb sudah baik, edukasi orang tua sudah tinggi, ya silakan2 saja karena semua faktor risiko dan benefitnya pastinya sudah dipahami dengan sangat baik. Tapi kita bicara edukASI luas, ke golongan yang tentu mungkin tidak seberuntung Ibu yang jumlahnya, sayangnya, masih di angka mayoritas.

Semoga mencerahkan.
(admin, KL AIMI)

Lianita Prawindarti MinLi Memblender nasi tidak membuat nasi benar-benar jadi lembut merata seperti bubur, akan ada bagian-bagian yang menggumpal dan itu justru bahaya buat bayi yang sedang belajar makan lhoo. Yang disebut bubur saring artinya bubur yang disaring atau diblender, bukan nasi yang disaring atau diblender yaa… Tekstur yang dihasilkan dari nasi yang diblender atau disaring tidak sama dengan tekstur dari bubur yang diblender atau disaring.
Tambahan, tentang alergi

Selamat pagi, sudah lama Minli nggak bagi-bagi tips, ya. Pagi ini ingin menyoroti soal “food diary” dan “daftar menu MPASI”, karena beberapa hari ini muncul permintaan share “contekan” daftar menu dan food diary di grup. Food diary dan daftar menu MPASI sebetulnya dua hal yang berbeda tapi bisa saling berkaitan. Yuk kita bahas.

Food diary adalah catatan harian makanan. Sama seperti diary yang suka kita buat jaman ABG. Karena namanya “diary” isinya personal dan ga contek-contekan dong. Yup, karena food diary sebetulnya berisi catatan apa saja yang dikonsumsi, berapa banyak, dan apa reaksinya.

Food diary bisa dibuat sejak masa ASIX, terutama jika orang tua dan keluarga bayi punya sejarah alergi. Ibu mencatat apa saja yang dia konsumsi (terutama saat konsumsi makanan-makanan yang berpotensi alergi tinggi). Food diary diperlukan di fase-fase awal menyusui atau ketika ibu mencoba konsumsi makanan baru. Food diary ini bisa jadi modal nantinya ketika bayi mulai MPASI. Karena artinya makanan-makanan yang terindikasikan memunculkan reaksi alergi masa ASIX bisa ditunda pemberiannya di fase MPASI. Apakah mereka yang tidak punya riwayat alergi di keluarga juga harus buat food diary? Boleh, dong. Terutama kalau si ibu adalah penikmat kuliner yang suka mencoba jenis2 makanan baru. Naah, jadi kita ga bisa bilang di grup minta share atau “contekan” food diary karena ini murni hasil observasi masing-masing individu, ya. Food diary ini akan berlanjut terus ketika kita memulai fase MPASI, terutama di fase perkenalan menu tunggal ya.

Sekarang kita bicara soal “daftar menu MPASI”. Nah ini bisakah dishare dan dicontek? Sebetulnya bisa, tapi mohon pahami kembali prinsip-prinsip MPASI WHO ya sebelum memulai aksi contek mencontek.

Sesuai prinsip MPASI WHO, maka MPASI bayi karakternya adalah:
PERTAMA, disesuaikan dengan MENU KELUARGA.
Setelah bayi melewati fase perkenalan menu tunggal, sebetulnya MPASI akan mengikuti menu keluarga yang disesuaikan bumbu dan teksturnya sesuai usia si bayi. Tapi apa yang diberikan ke bayi ya bisa disesuaikan dengan apa yang dimasak untuk anggota keluarga yang sudah dewasa.

KEDUA, menu MPASI WHO disesuaikan dengan ekonomi keluarga. Nah, karena standar ekonomi keluarga beda beda, jangan memaksakan diri. Sesuaikan dengan budget belanja sehari-hari.

KETIGA, menu MPASI WHO disesuaikan dengan karakter dan budaya dalam keluarga. Ada keluarga yang suka tumis-tumisan tapi ada yang suka sayuran berkuah banyak. Keluarga dari etnis Bugis dengan yang asalnya dari Banjar menu hariannya bisa berbeda. Sotonya orang Betawi dengan Soto Kudus berbeda. Lodehnya orang Jawa dengan Lodeh orang Sumatra juga berbeda. Selera keluarga satu dengan keluarga lain juga berbeda. Ada keluarga yang mengombinasikan menu lokal dan Barat, jadi nggak setiap hari makan nasi. Nah, kalau kita tergolong yang kalau nggak makan nasi nggak kenyang, nggak bisa ikut-ikut yang polanya begini, kan?

KEEMPAT, menu MPASI WHO disesuaikan dengan bahan-bahan/kearifan lokal. Yang tinggal di pesisir dengan yang tinggal di gunung pasti beda menunya. Yang tinggal di pesisir mungkin punya akses ke ragam ikan dan seafood. Yang tinggal di gunung, sumber proteinnya mungkin lebih sering yang bersumber dari hewan-hewan ternak peliharaan sekitar.
Yang belanja di warung sayur atau tukang sayur mungkin punya keterbatasan jenis bahan makanan dibandingkan dengan yang bisa belanja di pasar secara rutin, walau bisa saja kok titip bahan makanan tertentu untuk dicarikan tukang sayurnya
Variasi menu mereka yang belanja di pasar mungkin bisa beda dengan mereka yang belanja di supermarket yg menjual bahan-bahan impor, misalnya. Atau bahkan ada juga yang sering memanfaatkan sayuran hasil kebun sendiri.

KELIMA, sesuaikan juga dengan waktu memasak yang dimiliki dan kemampuan memasak. Apalagi kita punya bayi, biasanya waktu kita di dapur pasti tidak banyak. Kalau skill memasak masih rata-rata atau masih di level belajar biasanya butuh waktu lebih lama buat memasak. Jadi mulailah dengan resep-resep sederhana, perhitungkan waktu memasak yang efisien. Nanti saat weekend, bisa berlatih dengan menu-menu yang lebih kompleks. Berbeda dengan yang sudah punya skill dan kreativitas tinggi seperti Admin tercintanya HHBF Jeng Amanda Pingkan Wulandari Pratama, yang dalam waktu singkat pasti bisa buat beragam makanan, hehehe.

Daripada sibuk cari contekan daftar menu MPASI bayi yang lain, setiap weekend saat ada bantuan dari si ayah untuk menjaga si kecil, yuk susun menu keluarga dalam sepekan ke depan. Tanya si ayah mau dimasakin apa, tanya diri sendiri lagi ingin makan apa. Browsing dan buka-buka buku resep masakan. Apakah harus khusus resep makanan bayi? Nggak harus. Bisa pakai resep dewasa dengan penyesuaian seperlunya untuk MPASI si kecil

Menu MPASI WHO justru nggak susah kok, karena sangat berorientasi keluarga, berciri khas lokal, dan ramah di kantong. Memilih menu yg sehat nggak perlu “besar pasak daripada tiang” dan nggak perlu jadi “nafsu besar tenaga kurang”. Selamat ber-MPASI .(admin, KL AIMI)

dr. Annisa Karnadi(https://www.facebook.com/annisa.karnadi) menjawab tanggapan “Mbak, mungkin maksudnya kuahnya untuk membantu memudahkan menelan atau ganti minum. Kasian juga kalau kadang seret. Dedek tiap berapa sendok mesti juga gak mau disuap lagi geleng-geleng, kalau disendokin air putih trus mau makan lagi. Kita sendiri kalau makan sepiring yang tanpa kuah kalau dihabiskan tanpa minum juga seret kan… Tapi kalau dedek air putihnya diganti kuah sop juga kurang suka sih, mungkin karena agak berminyak dan bau bumbu.”–> ini namanya MINUM, bukan kuah. Praktik yang sering terjadi adalah di bubur yang sudah lumat ditambah lagi air, susu, sari buah. Jadi tekstur bubur namanya bukan bubur lumat, tapi bubur encer. Sistem neuromuskular bayi butuh stimulasi tekstur supaya makin berkembang. Jika tidak mendapat stimulasi yang dibutuhkan maka tidak berkembang. Awalnya enak, bayi lahap makan terus dengan cepat karena cukup menelan aja. Pengasuhnya juga seneng. Tapi pada satu titik bayi akan sampai pada tahap stuck karena sistem neuromuskuler tidak terstimulasi sesuai waktunya. Hasilnya bayi GTM. Mingkem. Makan diemut. Berat badan gak naik. Pengasuh panik. Mulailah sufor shopping, kasih pressure ke dokternya buat memberi lampu hijau pilihin sufor apa yg baik dan maksa kasih solusi vitamin ajaib penambah nafsu makan. Mulailah nyalah2in ASI dan MPASI WHO.
4 December 2014 at 10:00
Annisa Karnadi

Cara memasak MPASI yang bergizi, praktis dan cepat

1. Ambil nasi 1 mangkok kemudian ditambah air satu mangkok. (air bisa kaldu atau santan)
2. Tambahkan bumbu, sayur-mayur dan lauk-pauk. Bumbu utuh saja, bawang cukup dibelah dua dan jangan ikut dilumatkan. Sayur dan lauk yang dicincang/diiris halus.
3. Masak di atas api hingga air menyusut sehingga nasi telah menjadi bubur lembik….
4. Ambil bubur lembik lalu lumatkan dengan saringan kawat.
5. Ambil hasil pelumatan bubur dibalik saringan kawat sehingga menjadi bubur lumat.
6. Sajikan dengan ditambahkan satu sendok minyak atau margarin. Bisa dicoba dengan setengah sendok makan atau satu sendok teh dahulu sambil dilihat reaksi bayi.

Ini hasil oleh-oleh memasak MPASI di Pelatihan MPASI PERINASIA, dimasak dalam waktu yang sangat singkat loh, bahan diambil dari meja makan keluarga sehingga tidak merepotkan.
Jadi kata siapa memasak MPASI sulit?

Ini yang disaring hingga jadi bubur lumat untuk umur 6 bulan sampai 8 bulan 29 hari. Sedangkan yang dimasak hingga air menyusut habis tanpa disaring adalah bubur lembik untuk umur 9 bulan hingga 11 bulan 29 hari. Umur 12 bulan cukup makanan meja keluarga yang diiris-iris dan nasi biasa. Resep yaa hidangan yang tersaji di meja makan ibu hari ini. MPASI metode WHO mudah, kan?

Ini yang mengajarkan adalah para ahli di Perinasia (Perkumpulan Perinatologi Indonesia). Pengajarnya ada dokter ahli gizi klinik yang bergelar Ph.D juga. Mereka juga banyak yang bergelar IBCLC. Jika gizinya sudah rusak dan jelek, mana mungkin para ahli di Perinasia mengajarkan pada kami? Peserta pelatihan pun ada yang dokter spesialis anak dan spesialis kandungan. Jadi saya rasa metode memasak ini aman dari segi kualitas nutrisi.

Rekomendasi tekstur MPASI oleh WHO didasarkan pada kemampuan fisik bayi untuk makan. Tekstur makanan MPASI ini disesuaikan dengan perkembangan sistem persarafan dan oro-motorik bayi. Bayi di atas 6 bulan butuh asupan suplai energi dan zat gizi yang tinggi sedangkan ukuran lambung yang kecil. Sehingga kita hanya bisa memberikan makanan dalam jumlah sedikit namun frekuensi sering, juga sebaiknya yang mudah dicerna. Tapi kadang perkembangan tiap tubuh bayi berbeda sehingga kesiapan naik tekstur juga porsi makan bisa beda2. Jika ibu ingin bayi mendapatkan manfaat zat gizi secara optimal dari makanan yang dia makan maka sebaiknya ibu pilih menu dengan tekstur makanan MPASI sesuai tahap perkembangan bayi ya. Pantau selalu grafik pertumbuhannya. Saat jadwal kontrol ke dokter (atau nakes lain) misalnya saat vaksin bisa ibu gunakan untuk juga konsultasi cara pemberian makan ke bayi.

Boleh diblender tapi tidak boleh tambah air ketika bubur diblender. Jika saat diblender dan disajikan ke bayi masih ditambah air (bisa air, sari buah, asip) maka tekstur bubur sudah bukan lumat lagi tapi encer. Tekstur encer akan menjadikan bayi tidak berlatih mengunyah dan akhirnya GTM karena bayi jadi malas makan. Patokannya, bubur yang mau dimakan bayi harus seperti gambar di atas, saat sendok dibalik si bubur tidak tumpah.

Sumber lemak seperti margarin dan mentega, juga minyak disarankan ditambah saat mau dimakan bayi.
Bumbu jangan ikut dihaluskan. Ambil bawang saat mau melumatkan bubur.

Lianita Prawindarti
Minyak goreng apa saja yang ada di rumah, yg penting minyak baru. Bukan bekas minyak memasak yaa *admin*

Annisa Karnadi
Kalau nasi langsung diblender tekstur beda dengan bubur yang disaring. Bubur ini gizinya sama aja dengan bubur yang dimasak dari nasi. Masaknya cepat jika takaran air sesuai. Bisa dimasak untuk makan pagi, siang dan malam asalkan disimpan atau rajin diangetin. Kalau mau lebih rajin yaa masak tiap kali bayi mau makan, kan tinggal diambil dari meja makan keluarga.
Zat gizi dari nasi yang utama adalah sebagai sumber karbohidrat dan serat yang tahan pemanasan. Saya masak bubur di atas hanya dalam waktu 5 – 10 menit, sedangkan kalau buat bubur dari beras berapa menit? Kita sama-sama tahu dalam memasak bubur dari beras membutuhkan waktu lama. Dalam ilmu gizi bukan hanya suhu pemanasan yang penting, tapi juga lamanya waktu pemasakan. Dimasak dalam suhu rendah tapi dalam waktu berjam-jam dengan dimasak dalam waktu singkat dengan pemanasan yang normal yaa akhirnya sama saja. Terserah mau memilih yang mana sesuai kondisi ibu. Kalau kebetulan memang sempat dan bisa masak lama yaa tidak masalah. Tapi kalau bisa menghemat waktu dan energi dengan hasil yang sama,juga tidak salah karena alokasi waktu dan energi bisa untuk hal lain. Nutrisi dari beras sendiri juga pada akhirnya akan ditunjang dari bahan pangan yang lain.

Tepat umur 9 bulan sebaiknya sudah tekstur lembik seperti bubur yang tidak disaring, nasi tim, sayur mayur juga lauk pauk yang dicincang halus. Jika tetap bubur saring nanti malas berlatih mengunyah dan lama2 suka emut makanan juga malas makan alias GTM. Kalori bubur saring lebih rendah dari bubur yang tidak disaring jadi berat badan bayi juga naiknya kadang sedikit. Sebaiknya latih bayi makan sesuai tekstur yang direkomendasikan WHO yaa.

BAB anak yang sudah MPASI memang akan terlihat sisa2 makanannya. Selama makanan sudah dicincang atau diiris2 kecil/halus insya Allah tidak masalah. Pantau selalu grafik berat badannya yaa. Harapannya dengan MPASI yang tepat berat badan anak di grafik warna hijau atau tabel WHO di -2 SD sampai 2 SD

Anak umur 1 tahun diharapkan sudah makan makanan meja keluarga jadi nasi, sayur-mayur dan lauk-pauk biasa tanpa dibubur lagi. Bantu saja dengan iris-iris sayur mayur, lauk-pauk atau makanan lain supaya mudah dikunyah anak. Hindari bahan makanan yang keras dan berisiko tersedak.

Santan, minyak, margarin dan mentega boleh digunakan sejak awal makan MPASI. Boleh juga lauk digoreng, asalkan tekstur disesuaikan dengan umur bayi.

Buburnya dimasukin magic com supaya apa ya? Jika ada kulkas bisa taruh di kulkas. Nanti dihangatkan lagi saat akan diberikan ke bayi. Intinya sih jangan sampai bubur basi yaa.

“Kalau margarin diganti dengan minyak ikan paus/”–> minyak ikan paus? Saya sejujurnya kurang tahu, tapi di buku Complementary Feeding: family food for breastfed children salah satu sumber lemak yang boleh digunakan memang “animal fat”. Seperti beberapa suku di Eskimo, Jazirah Arab dan Afrika suka pakai lemak hewan untuk dijadikan minyak. MPASI WHO memang prinsipnya menggunakan kearifan lokal daerah setempat. Konsultasikan saja ke tenaga kesehatan setempat untuk kejelasan boleh atau tidaknya digunakan yaa.

“kalo memasak pakai slowcooker” –> ini sudah saya tanyakan ke pengajar sesi materi Pelatihan MPASI Perinasia dan beliau bilang sama saja. Jadi mau pakai cara ini pun nutrisi bubur tetap baik bagi bayi.

“margarinnya kalo dilelehin apa nggak boleh?” –> margarin dan mentega dicampur ke bubur nanti juga cair sendiri kok..

Annisa Karnadi
Campur aja dari semua bahan yang ibu masak hari ini. Bubur contoh yang ada difoto itu kita masak dengan campur nasi, kaldu, lele, tahu, tempe, brokoli dan wortel. Jadi penyusun bubur itu bisa apa aja yang penting gunakan kaidah gizi seimbang jadi ada karbohidrat, sayur mayur berwarna-warni, protein nabati dan protein hewaninya.
“Kalo batas makan malam untuk usia 11m sampai jam berapa ya” –> untuk jam makan bayi, para ahli menyarankan ikut jam makan keluarga supaya bayi lebih lahap makan karena lihat semua orang sedang makan bersama. Tapi kalau bayi kan frekuensi makan lebih banyak yaa, jadi di antara jam makan juga bisa ditawarkan untuk makan. Usahakan jangan dekat jam tidur bayi jadi disarankan 2 jam sebelum jam tidur bayi
Merk minyak, margarin dan mentega boleh apa saja yang penting aman dikonsumsi ada nomer ijin edar dari BPOM.

Nita Permata K
Tidak masalah makan kurang dari porsi 250 ml sekali makan, asal dipersering sesi makannya. Tidak saklek harus habis segitu banget. Bisa dicoba porsi lebih kecil, tapi tawarkan lebih sering. 4-5 kali makan sehari nggak apa-apa.

Annisa Karnadi
Iya, dipersering aja frekuensi makannya. Anak memang suka on-off nafsu makannya. Selama sering ditawarkan yaa hasil akhir akan banyak juga porsi makan yang dikonsumsi.

“kalo frekuensi bab anak 11m bagaimana ya? soalnya anak saya bab bisa 4-5x sehari…tekstur padat…” –> Selama anak sehat insya Allah masih dalam batas normal. Nanti lama2 juga BAB sehari sekali. Di awal2 MPASI bisa sering BABnya, dan yang penting tidak diare. Kalau masih ragu silakan dikonsultasikan ke dokter anak yaa..

Jika ada kulkas lebih disarankan simpan di kulkas. Memanaskan bubur harus dengan memasak langsung di atas kompor sambil diaduk hingga kembali matang, bukan dengan merendam di air panas. Ini bubur, bukan ASIP. Bedanya bubur dengan ASIP kalo ASIP ada antiinfeksinya jadi lebih tahan dibandingkan bubur.

Tumbuh gigi ditambah flu memang kompleks yaa. Prinsipnya saat anak sakit tawarkan makanan yang menarik, rasanya enak, bergizi dan mudah dimakan. Kalau malas makan coba tawarkan porsi kecil dengan frekuensi sering. Kalau di buku panduan WHO untuk anak sakit bisa sampai 7 kali makan dalam sehari karena biasanya anak malas makan jadi beberapa suap aja udah gak mau.

Ratna Wahyu Kartika Sari
Untuk bayi kebalikan orang dewasa bu, kalau di orang dewasa serat melancarkan BAB, kalau untuk bayi justru membuat sembelit (admin)

Aida Hanif
Margarine, minyak, mentega, butter, santan segar (pilih salah satu) bisa ditambahkan ke menu mpasi anaknya sebanyak 1 sendok makan bayi (1/2 sendok teh) setiap kali makan.

Untuk santan bukan santan kemasan ya. Tapi kelapa diparut, remas dengan air matang. (admin)

Karena menyimpannya per porsi makan, bisa hangatkan sebentar pakai magic com.

Malah lebih bagus bu kalau masak buburnya dari beras langsung. Pakai nasi ini alternatif lain saja untuk menghemat waktu. Tapi kalau ibu punya waktu, lebih baik pakai beras saja.

Susu kedelai ditunda ya bu sampai usia anak di atas 1 tahun. Cairan utama bayi dibawah 1 tahun tetap asi. Kalau mau kasih kedelai cukup campurkan tahu atau tempe ke menu mpasi anaknya.

Sayur, lauk dan buah memang tidak dianjurkan diberikan bahan yang sama tiap hari. Hal ini dikarenakan tidak ada satu jenis makanan pun yang mengandung nutrisi komplit. Jadi setiap hari usahakan menunya bervariasi alias jangan yg itu-itu aja, nanti bayinya bisa bosan juga.

Telur boleh semuanya, kuning dan putihnya. Jangan lupa lihat reaksi alergi atau tidak ke bayinya ya. Ayam & hati ayam tidak harus ayam kampung, boleh kok ayam pedaging. Prinsipnya gunakan bahan2 yg gampang di dapat di daerahnya dan sesuaikan dengan kantong.

Amanda Pingkan Wulandari Pratama
Bikin bubur dari nasi yang dimasak lagi dengan air sampai menjadi bubur kental dan lunak ini adalah salah satu alternatif cepat yang masih dibolehkan seperti yang sudah dijelaskan atas, BUKAN dengan cara memblender nasi langsung dengan air tanpa proses memasak.

Annisa Karnadi
Iya, gizi dan nutrisinya mau dari beras atau nasi sama. Jika masih penasaran bisa dibaca lebih mendalam apa fungsi beras dalam rantai makanan kita, beras utamanya sebagai makanan pokok adalah sumber karbohidrat dan serat, ini tidak mudah rusak. Untuk protein, lemak, vitamin dan mineral dibantu dari sumber bahan pangan yang lain antaranya sayur mayur, buah-buahan, lauk-pauk dan minyak. Jadi kecukupan gizi bayi yang diberi makan gizi seimbang di mana buburnya dimasak dari nasi atau beras yaa akan sama saja. Dan, yang jujur bikin saya kaget saat ikut pelatihan MPASI Perinasia ini ternyata rasa bubur dari nasi ini sama lezatnya dibanding bubur yang dimasak dari beras.

Bayi awal MP-ASI apa boleh dikasih kentang –> MPASI bayi itu dibuat dari bahan makanan setempat. Bahan dasar MPASI adalah makanan pokok. Makanan pokok itu biasanya sumber karbohidrat. Bahan makanan pokok sebagai sumber karbohidrat ada banyak, seperti beras, kentang, ketela, ubi jalar, talas, sorghum, millet, jagung, sagu (seperti di papua), sukun, plaintain (sejenis pisang). Jadi jangan terpatok pada beras saja karena sangat banyak pilihannya yang penting tekstur, porsi dan yang lain sesuai rekomendasi MPASI WHO

Teman saya ada yang pengusaha ayam kampung dijual di pasar tradisional dan supermarket. Dan, kata dia ayamnya diperlakukan sama dengan ayam negri termasuk pakan, kandang, obat jika sakit, vaksin, dll. Bibitnya aja yang beda dengan ayam negri. Ayam negri bongsor karena genetiknya dipilih yang bongsor. Yaa mirip2lah dengan logika orang sini kecil2 dan orang bule bongsor. Anak saya dan saya sendiri pun juga makannya ayam negri, buktinya baik2 aja tuh. Pastikan aja tidak alergi. Kalau mau pakai ayam kampung yaa tidak masalah, tapi takaran jangan dikurangi karena untuk menunjang kebutuhan nutrisi takaran juga penting. Sering karena harganya mahal jadi potongannya lebih kecil deh.

“kenapa saya buat mpasi seperti itu tapi kok ndak bisa kayak bubur ya? jadi pas disaring ampas yg tersisa banyak…” –> cara memasaknya sudah sesuai? 1 mangkok nasi ditambah 1 mangkok air. Sayur mayur dan lauk pauknya dicincang halus dahulu. Lalu panaskan sambil diaduk sampai airnya menyusut. Setelah itu saring dengan saringan kawat. Cara saringnya sambil dibenyek2 atau ditekan2 pakai sendok. Bisa jadi bubur lumat nanti hasilnya.
Kalau mau pakai sayur bayam, sayurnya ditambahkan setiap kali bayi mau makan. Jadi bisa saja ibu masak buburnya sejak pagi tapi disaringnya setiap kali bayi mau makan

Any Safarodiyah Yasin
Eh, di atas sono ada yang nanya minyak ikan paus ya? siapa ya? mau scroll up udah banyak komen lain hehe.
Hasil browsing saya menyebutkan bahwa minyak ikan paus isinya dominan asam lemak omega-3, dan ada asam lemak jenuh sekitar 14%. sebenarnya komposisi asam lemaknya bagus, tetapi ada yang perlu diwaspadai. Kalau mau konsumsi pastikan sumbernya bukan dari laut yang tinggi kontaminasi logam berat seperti merkuri. karena Paus kan makhluq yang ukurannya buesarr, jadi risiko kontaminan logam berat yang mungkin terakumulasi dalam tubuhnya juga meningkat.

Annisa Karnadi
Sama seperti pemilihan minyak ikan yoo mbak Any?

“Bolehkah seperti itu bumin?tiap hari makan ikan?” –> meski bukan admin saya bantu jawab yah. boleh-boleh saja, prinsipnya pakai protein yang tersedia dan mudah dijangkau dari lingkungan. Ada telur, ayam, daging, ikan, hati, produk laut/perairan lain (kerang, kepiting, udang, cumi, timun laut, cacing laut) bahkan serangga juga bisa loh.
Beberapa daerah ada yang suka menghidangkan serangga seperti belalang, larva lebah, larva kumbang, larva kupu-kupu. Yang penting bayi tidak bosan dan digilir jadwal makannya. Ikan proteinnya bagus. Sesekali selain hati ayam bisa diselingi dengan daging merah yah.

Any Safarodiyah Yasin
Iya, tadinya aku penasaran paus kan bukan ikan. ternyata komposisinya mirip ikan beneran. karena dia makanannya sama.

Annisa Karnadi
Kalau seperti daging merah, hati ayam, ikan, tahu, tempe yg msh menu tunggal masing2 cukup direbus ya bu penyajiannya? –> Boleh direbus, boleh ditumis. Daging merah direbus lalu bisa diparut. Hal yang penting adalah sudah matang dan tekstur tepat bagi bayi

Aida Hanif
Coba scroll up sampai atas. Banyak membaca diskusi itu kan bagus bu buat nambah ilmu karena banyak hal yg kadang tidak terpikirkan oleh otak  kita ternyata ada bahasannya. Dengan membaca komen2 sebelumnya siapa tau ibu juga bisa ikut merasakan peningnya kalau ternyata banyak pertanyaan berulang yg sebenarnya sudah ada jawabannya, hehehe..

Pakai blender atau saringan kawat fungsinya sama yaitu mendapatkan tekstur yg sesuai, kental tidak mudah jatuh jika sendok dimiringkan. Tapi kami lebih menganjurkan menggunakan saringan kawat karena tekstur yg didapat akan lebih sesuai. Hasil dari blender biasanya sangat lembut sehingga anak tidak belajar mengunyah yang berpotensi membuat si anak susah naik tekstur nantinya dan bisa membuat si anak hobi ngemut makanan. Dengan saringan kawat, serat yg susah dicerna perut bayi yg bisa memicu sembelit juga akan tersisihkan. Tapi pilihan memakai blender atau saringan kawat tetap diserahkan ke pilihan masing2. Kalaupun menggunakan blender, buburnya jangan ditambah air lagi supaya hasilnya tidak encer.

Untuk makan siang dan sore bisa disimpan di kulkas. Menyimpannya bagi dua porsi, jadi penyimpanan untuk makan siang dan makan sore dipisah. Yang makan pagi tidak usah disimpan kulkas karena kan akan segera dimakan bayi. Saat makan siang ambil satu wadah di kulkas, boleh dihangatkan dengan magic com sebentar sampai hangat. Saring dengan saringan kawat, tambahkan sumber lemak seperti minyak atau mentega, berikan ke bayi. Untuk makan sore/malam juga begitu.

Annisa Karnadi
Iya, bisa gunakan buah sebagai snack.  Boleh jus, tapi jangan terlalu banyak dan lihat reaksi bayi. Jus hanya sebagai snack bukan sebagai makan yah..

“paling banyak kira kira berapa ml ya dok” –> konsumsi jus pada anak yang lebih besar saja hanya disarankan 1/2 hingga 3/4 cangkir, jadi kalau pada  bayi sebaiknya lebih sedikit dari itu. Daripada jus lebih disarankan buah yang dikerok atau disaring jadi serat masih banyak dan tekstur membuat bayi berlatih mengunyah. Jus = buah + air diblender yaa

“hbs sakit dan sering minum obat jd sekarang makannya agak sulit pdhl sblmnya klo makan selalu lahap gmn ya bun cara mengatasinya agar mau makan lg.mksh” –> minum obat tidak ada kaitannya dengan nafsu makan, kecuali bila proses minum obatnya membuat bayi trauma sendok. Bayi yang trauma sendok bisa disuapin dengan tangan. Saat sakit, kuman akan mengeluarkan zat cachexin sehingga penderita kehilangan nafsu makan. Saat masa pemulihan tubuh penderita masih dalam masa adaptasi. Solusinya ajak bayi makan bersama keluarga jadi dia lebih semangat makan, berikan bayi sendok untuk dipegang dan dimainkan supaya dia lebih semangat buka mulut jadi ibu lebih mudah menyuapi.
Berikan bubur porsi kecil lebih sering. Saat anak makan ortu diharapkan sering memberikan anak makan, bisa sampai 5 – 7 kali sehari karena porsi anak makan berkurang. Buatkan bubur yang selain bergizi juga lezat dan mudah ditelan.

“sayurnya dimasak dari awal? vit nya gak berkurang kah?” –> mekanisme pengolahan dikembalikan ke masing2 ibu. Jika sempat silakan masak fresh tiap kali bayi makan. Jika ibu bekerja bisa disiasati siapkan di pagi hari lalu simpan di kulkas dan dihangatkan saat bayi akan makan. Intinya jangan sampai aja bayi makan bubur basi yaa.

Nova A. Tompunu
Punten, mau sedikit nambahin. Kemaren baru ikut PMPASI Perinasia juga soalnya.

Kemaren pada saat praktek memasak, memang semua bahan dimasukkan di awal, tapi nanti yang matang duluan diangkat (maaf ga ada dokumentasinya). Contoh, bahannya 1 cup nasi dan 1 cup air/kaldu, tambahkan bumbu (bawang-bawangan, sereh, atau lainnya),  masukkan juga lauk (ikan, tempe) dan sayur.. Nah saat sayur sudah matang, angkat sayurnya, sisihkan. Saat tempe matang, angkat sisihkan, dst.. Sambil nunggu yang lain matang, bisa nyaring sayur dulu (kalau susah disaring, bisa diulek aja)
Nah, kalau mau disimpan untuk 2-3x makan, usahakan karbo, lauk, sayur, dipisah yaa. Nanti bisa dihangatkan sebentar. Lalu jangan lupa ditambahkan minyak ya.
Kalau mau langsung dicampur juga bisa. Tapi tetap perhatikan urutan memasukkan bahan makannya

Bener banget kata budok, ini masaknya sebentar lho. Praktis tapi gizinya juga tetap bagus. Itu sih yang saya dapet di pelatihan kemaren.

Annisa Karnadi
Kalo di Dinkes memang disarankan diberi garam karena digunakan sebagai sumber suplementasi yodium.

Annisa Karnadi (https://www.facebook.com/annisa.karnadi): Santan segar yang higienis boleh ditambahkan tapi cukup satu sendok, ini kalau mau pakai si santan sebagai sumber lemak. Tapi kalau mau buat bubur dari santan yaa silahkan. Lemak jahat akan luruh pada bayi ASI karena ada omega 3 di dalam ASI dan fungsi coenzim A (CoA) reductase lebih efisien sehingga jantung dan pembuluh darah bayi ASI lebih terlindungi.

6 thoughts on “Serba-serbi MPASI dari Grup AIMI

  1. Blog yang bagus banget, sumber pengetahuan..kalo boleh minta tolong..bisakah buatkan contoh menu harian untuk usia 6 bulan saja. Sehingga apa yang tadi terbayang dari ilustrasi diatas memang sesuai.

    • Halo Pak/Bu Triandra, contoh yang bisa saya berikan misalnya untuk bayi 6 bulan yang sudah lulus dua minggu perkenalan awal lalu diberi apa yang dimasak untuk sekeluarga hari itu, tentunya dengan penyesuaian ya. Misalnya kami masak sop ayam, ya bayi dikasih bubur saring dari nasi putih+wortel+kentang+brokoli+ayam+tempe. Kami bikin lodeh, bayi dibikinin bubur saring dari nasi putih+labu siam+santan kalau mau+terong+wortel+tahu.

  2. Pingback: Serba-serbi MPASI dari Grup HHBF | Leila's Blog

  3. Pingback: MPASI Perdana, Apa, Ya? | Leila's Blog

  4. Huaa ternyata aku masih banyak salahnya… setelah baca ini. Masih banyak bingungnya.. pun baru tau tepung ga direlomendasikan. Termaauk gasol kah?

    • Karena lebih baik dalam bentuk yang mendekati aslinya, Mba, kalaupun dilembutkan tidak selembut tepung. Tapi tepung-tepungan juga bisa membantu sih menurutku, misalnya untuk campuran, bahan puding atau bubur sebagai cemilan gitu juga bisa, bukan yang sebagai makanan pokok tunggal.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s