Pada dasarnya saya suka menulis dan mewartakan. Saya sepertinya punya semacam naluri suka berbagi informasi. Bukan dalam rangka pamer, ya. Dan tentu pilih-pilih kontennya dulu (plus cek dan ricek), apalagi kalau bentuknya forward dari pihak lain. ‘Hobi’ yang ini mendapat penyaluran ketika saya mengenal weblog atau lebih sering disebut dengan blog. Biarpun tidak kesampaian jadi wartawan betulan, saya berharap apa yang saya tulis bisa memberi manfaat. Yaaah, siapa tahu saja ada yang ternyata memerlukan referensi sebelum membeli sebuah buku, memutuskan metode pengasuhan yang tepat untuk anak, menentukan destinasi liburan, memilih media penyajian ASI perah untuk bayi, melewati daerah tertentu, atau butuh cara menghentikan aplikasi yang menyebalkan di gadget. Saat ini bahkan blogging bisa jadi kegemaran yang membuahkan imbalan materi.

Fathia di Istiqlal, foto diambil dengan Samsung Galaxy Chat
Sejak dulu saya lebih sering nge-blog di ponsel. Belum sampai tingkatan ponsel pintar tentunya, tapi lumayanlah sudah bisa posting dengan mudah, tidak harus menyalakan komputer/notebook dulu. Apalagi seringkali saya memanfaatkan foto-foto jepretan sendiri untuk ilustrasi blog. Tentu lebih mudah mengunggahnya langsung dari ponsel ketimbang harus mencari kabel data atau menyalakan bluetooth dulu. Dengan ponsel, blogging bisa dilakukan di mana dan kapan saja. Makanya saya senang sekali ketika layanan blogging yang saya gunakan waktu itu mengeluarkan tampilan versi mobile, juga memberi fasilitas cepat posting melalui e-mail. Kalau dibandingkan dengan zaman sekarang sih mungkin masih belum praktis-praktis amat, tetapi untuk masa itu sudah sangat membantu.
Kini eranya smartphone, kegiatan blogging juga terfasilitasi menjadi lebih mudah. Beberapa fitur yang saya anggap harus ada dalam ponsel untuk bisa disebut mempermudah blogging di antaranya adalah:
- Layar yang lebih lega untuk kenyamanan membaca dan mengetik. Namun, tetap harus enak digenggam, tidak licin maupun terlalu berat ditenteng.
- Penerangan tambahan (flash light) untuk memotret, karena saya dan keluarga sering mengunjungi berbagai museum yang pencahayaannya minim, atau kadang-kadang datang ke event malam hari.
- Resolusi foto dan video yang prima hingga hasilnya cantik dipajang sebagai pendamping tulisan maupun muatan utama, misalnya dijadikan vlog. Klien atau penyelenggara kegiatan senang kan pastinya kalau foto atau tayangan yang kita posting mengundang ketertarikan pembaca. Untuk disimpan sendiri pun, maunya suatu peristiwa diabadikan semaksimal mungkin agar kian manis dikenang.
- Ketahanan baterai yang mumpuni supaya nggak keburu mati ketika harus meliput kegiatan yang berdurasi cukup lama atau kita sedang dalam perjalanan mudik misalnya (banyak lho hal baru yang bisa jadi sumber ide tulisan ketika sedang pulang kampung).
- RAM dan prosesor yang handal agar aktivitas pengguna tak dikit-dikit ngadat. Tentu harus disertai juga dengan manajemen ponsel yang bagus, ya, oleh pengguna sendiri.
- Memori lega supaya segala arsip dan aplikasi pendukung blogging (termasuk media sosial dan messenger) tersimpan dengan rapi.
- Kemampuan menangkap koneksi yang menyokong kecepatan pencarian informasi tambahan agar tulisan makin ‘kaya’ (juga mendukung postingan menang lomba live tweet, nih).

Baterai tahan lama mendukung aktivitas sebagai blogger
Hasil baca sana-sini, semua kriteria itu ada di Samsung Galaxy J5 dan J7, lho. FYI, brand Samsung ini yang paling saya percaya untuk urusan ponsel. Dari zaman belum berkamera (lebih tepatnya saya nggak enak minta dibelikan yang berkamera), sampai berkamera (dibeli pakai rapelan gaji pertama), dan smartphone android saya, ya dari Samsung ini. Apalagi sekarang ada program Galaxy Gift Indonesia, ya, jadi pengguna bisa memperoleh berbagai pilihan hadiah menarik yang berbeda setiap harinya.
Samsung Galaxy J5 punya CPU Quad-Core dengan kecepatan 1.2GHz, jadi kalau ada adu cepat dan adu banyak postingan berbasis microblogging bakal nggak ada cerita lag kelamaan yang bikin kita tertinggal mencuitkan apa kata narasumber atau kehilangan objek foto menarik. Ada Signal Max yang menolong agar sinyal panggilan telepon bisa ditangkap maksimal. Baterainya berkapasitas 3100 mAh, jadi kita tidak dibikin ribet dengan kabel powerbank ketika kegiatan belum lama dimulai. Bisa lebih irit juga lho, dengan dukungan Ultra Data Saving yang mampu menghemat kuota data hingga 50% (berdasarkan tes lab Opera, untuk aplikasi-aplikasi tertentu). Pernah sulit membaca layar ponsel di tempat terang, misalnya saat kegiatan outdoor di mana matahari bersinar terik? Super Amoled Display Samsung Galaxy J5 membuat layar ponsel tetap jelas terlihat.

Perbendingan ukuran Samsung J5 dan Samsung J7
Kamera utama Samsung Galaxy J5 ini 13MP sedangkan kamera depannya 5MP, daaaann bukan hanya kamera belakang yang disertai dengan flash, ada front flash-nya juga! Flash di bagian depan ini perlu, soalnya wefie dengan pengisi acara atau tokoh yang ditemui hasilnya kan kurang oke kalau pencahayaan kebetulan sedang minim (not to mention kalau sewaktu-waktu ada kesempatan candle light dinner sama suami, ya :D). Dukungan 4G-nya juga memungkinkan untuk live report talk show, mengunggah jepretan narsis-narsis ria (meskipun blogger kelihatannya bekerja di balik layar tapi adakalanya pengin tampil, dong), maupun mengirimkan e-mail ke klien atau penyelenggara kontes dengan cepat.

Browsing website lebih cepat, bermain game,dan melihat video HD dengan mudah tanpa lagging dengan prosesor andal Galaxy J
Sedangkan Samsung Galaxy J7 menawarkan kecepatan yang lebih wow, dengan Octa-Core 1,5GHz. Sebagai produk seri J, tipe ini pun dipersenjatai dengan quick launch. Cukup tekan tombol home dua kali untuk bisa mengakses kamera dengan cepat. Momen penting seringnya tidak datang dua kali, kan? Sayang sekali kan kalau ekspresi lucu penampil di pentas hiburan, detik-detik terakhir menuju kemenangan lomba lari anak, atau penyerahan hadiah terlambat kita tangkap. Ukuran Samsung Galaxy J7 yaitu 5.5″ sedikit lebih besar dibandingkan dengan Galaxy J5 yang 5.2″. Tampilan layar yang dimiliki leluasa disimak tanpa meninggalkan aspek kenyamanan untuk digenggam. Spesifikasi lainnya mirip dengan Samsung Galaxy J5, misalnya memori internal yang sama-sama 16GB (expandable up to 128GB), RAM juga 2GB. Hanya saja baterai Samsung Galaxy J7 3300 mAH, bisa lebih lama bertahan tanpa perlu sedikit-sedikit diisi ulang.

Kamera beresolusi tinggi yang mudah dioperasikan, fitur wajib untuk mendukung tampilan blog atau postingan di media sosial
Mengingat status saya sebagai ibu dua anak (yang satu baru saja menanggalkan titel balita), efisiensi waktu is a must. Blogging bagi saya termasuk salah satu me time yang menyenangkan (dan terkadang menghasilkan :)). Dengan adanya ponsel seperti Samsung Galaxy J5 dan J7, saya bisa menghemat banyak waktu hingga kepuasan menulis dapat, kebersamaan dengan anak pun dapat. Blogging semakin mudah dan fun. Tentunya ponsel ini juga bisa menjadi andalan saya ketika mendokumentasikan langkah demi langkah tumbuh kembang anak-anak, sekaligus menjembatani komunikasi dengan suami (ya, saya sedang LDR-an) dan orangtua yang tinggal berlainan kota.
Foto-foto ponsel dari web resmi Samsung Indonesia, foto Fathia di Istiqlal saya ambil menggunakan Samsung Galaxy Chat yang masih awet dipakai.